🎗️ Empat Belas - Panthera!

271 281 31
                                    

«••·••»

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

«••·••»

Di saat William lengah, Nana menolehkan kepalanya menuju ke arah atas tebing pantai. Memicingkan matanya menatap ke arah atas tebing. Dirinya berharap jika dirinya bisa mengetahui keberadaan Ayahnya dan memastikan bahwa Ayahnya baik-baik saja. Namun, dirinya sama sekali tidak melihat keberadaan George. Tebing-tebing itu terlalu tinggi dan matanya tidak bisa melihat sedikitpun keberadaan Ayahnya.

Langkah kakinya terhenti dan kedua matanya tertutup. Jika memang biasanya George membawa gantungan kunci yang Nana berikan pada George, kali ini Nana akan menggerakkan benda itu dari jarak jauh. Dengan begitu, George pasti akan melihat ke bawah tebing untuk melihat keadaan Villa.

Dirasa sudah bergerak, Nana langsung buru-buru mengikuti William.

Sementara itu, George sibuk memberikan kalimat panjang dan lebar pada anggota Panthera Acinonyx di depannya. Tiba-tiba George merasakan keanehan di dalam sakunya. Dengan cepat, George langsung menghentikan kesibukannya dan tangannya mengambil benda yang terus bergerak di dalam sakunya.

"Gantungan kunci dari Nana?" batin George bertanya-tanya. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke atas bebatuan tebing. Benar saja, jika Nana sedang menuju ke arah restoran bersama William tanpa George ketahui karena William tidak melaporkan. Buru-buru tangannya langsung menekan tombol untuk menghubungi William di alat komunikasinya yang terpasang di telinga. "Kenapa tidak melapor?!" ucapnya pada alat komunikasi.

"Maaf, Tuan. Nona meminta saya untuk cepat membawanya ke restoran." Suara William terdengar dari alat komunikasi George.

"Laporkan walaupun hanya hal sepele tentang Nana!!!" ucap George dengan suaranya yang keras. Semua orang yang ada di belakangnya sontak menutup telinga mereka. "Paham atau mati?!" tanyanya serius. Kedua alisnya mengkerut kesal dengan kedua tangannya yang mengepal kuat.

"Paham!!" Suara William keluar dari alat komunikasi George.

George langsung melepaskan tangannya kembali dari alat komunikasinya dan melanjutkan kegiatannya. George merasa kejanggalan yang kini sedang terjadi. Akhirnya, George memutuskan untuk segera mengakhiri kegiatannya dan segera mengambil alih pekerjaan William. Awalnya George hanya marah pada William, namun kini orang yang berada di depannya juga terkena imbasnya.

George menarik dalam-dalam napasnya, menghembuskannya dengan cepat. Pikirannya tidak bisa George kendalikan untuk berpikir lebih jernih. Tarikan napas panjang terdengar dari George. "Berlatihlah lebih keras dari biasanya!!" teriak George.

"Mampus kita."

«••·••»

Makanan yang telah diolah dengan benar kemudian ditata secara rapi kini datang ke atas meja Nana. Nana sungguh tergoda dengan makanan dan minuman yang berada tepat di hadapannya. Kedua mata Nana perlahan melirik ke arah William untuk memperhatikan wajah William dengan tatapan yang datar. Wajah William kali ini terlihat biasa saja dan tidak terlihat mencurigakan. Bagus.

Ayahku Gangster [ END ] ✓Where stories live. Discover now