🎗️ Lima Belas - Lengah.

265 282 30
                                    

«••·••»

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

«••·••»

Angin sepoi-sepoi menerpa rambut pendek Nana. Menerbangkan rambut-rambutnya hingga menghalangi pandangannya. Namun, hal sekecil itu tidak bisa menyadarkan dirinya dari lamunannya. Dirinya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Ia hanya peduli dengan pikirannya. Pikiran yang tidak seharusnya anak sekecil Nana pikirkan. Masih terlalu dini untuk Nana memiliki pikiran yang membebaninya. Namun, itulah kenyataannya.

Pandangan Nana terus melekat memandang ke arah laut lepas, pandangannya seperti memandang kegelapan yang tiada batasnya. Kegelapan lautan dalam yang pernah Nana kunjungi tidak akan bisa Nana melupakannya begitu saja tanpa alasan. Terlebih lagi, dirinya bertemu dengan Rena dan Nuna yang meminta anak sekecil dirinya menjaga sang Ayah, George dari kematian.

Nana tiba-tiba menolehkan kepalanya menghadap ke samping dan mendongak. "Paman," panggilnya pada William. Kedua alisnya tiba-tiba mengerut menatap ke arah William.

William sedikit menundukkan kepalanya dan mendekatkan tubuhnya ke arah Nana. "Iya, Nona? Ada yang Anda perlukan?" tanyanya lagi.

Nana mengerutkan keningnya. "Ayah! Nana memerlukan ayah!" jawab Nana sedikit menaikkan nada bicaranya. "Tetapi, bukan itu. Nana hanya ingin bertanya padamu Paman yang sangat tampan." Ia tiba-tiba diam sejenak dan berusaha merangkai kata-kata agar William tidak mencurigainya. "Paman, apakah kau mengetahui siapa nama ibuku?" tanyanya.

William sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari Nana. Wajah bimbang untuk memutuskan sesuatu terlihat begitu jelas di wajahnya. Dirinya benar-benar ingin memberitahu pada Nana, tetapi George memintanya untuk merahasiakan semua yang berhubungan dengan Rena. Namun, dirinya kembali dibuat berpikir dua kali setelah melihat tatapan mata dari Nana yang begitu berbinar-binar.

William kemudian mengambil posisi jongkok, tubuhnya sedikit mendekat ke Nana. Dirinya memiliki rencana untuk memberitahu Nana dengan cara berbisik. "Rena, Rena Efilian Angelin," bisiknya. Ia tiba-tiba semakin mendekat ke arah Nana yang duduk. "Apakah Anda ingin mengetahui ciri-ciri beliau?" tanyanya.

"Ingin," jawab Nana sedikit berbisik. "Kesempatan yang bagus! Dengan begini, aku bisa mendapatkan sedikit Informasi dari pikiran Paman William.' Senyum bahagia tersungging di bibirnya. Wajahnya benar-benar terlihat sangat tidak sabar dengan perasaannya yang tidak sabar benar-benar tinggi. "Cepat beritahu Nana tentang ibu!" ucapnya.

Akhirnya William memberitahu beberapa informasi tentang Rena yang merupakan Ibu Nana. Namun, bukan William jika tidak ceroboh. Ia juga menyembunyikan beberapa informasi tentang Rena. Dirinya begitu berhati-hati bertindak ketika memasuki metode kerja.

Tiba-tiba William menundukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya mundur. Sontak Nana langsung membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Ternyata George telah tiba tanpa Nana sadari. Pantas saja William tiba-tiba mundur dan menghentikan bicaranya. George benar-benar merusak suasana. Tetapi, Nana sangat merindukan George.

Ayahku Gangster [ END ] ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora