🎗️ Satu - Jalan Ujung Sebelah Barat.

392 289 33
                                    

«••·••»

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

«••·••»

Matahari menyinari bumi perlahan-lahan hingga matahari tepat berada di atas kepala manusia. Sinarnya menerangi bumi perlahan-lahan untuk membantu para makhluk hidup berkembang biak. Perlahan-lahan semua manusia mulai membuka matanya, mengumpulkan nyawanya untuk menjalani kehidupan mereka.

Seseorang yang tidur di pinggir jalan membuka matanya sedikit demi sedikit, meregangkan ototnya dengan kepuasan tidur yang sangat baik. Dirinya kemudian bangkit dari tidurnya, meregangkan kembali otot-otot tubuhnya dan menguap begitu keras. Ia sangat berani untuk melakukan hal itu karena memang di jalan masih terlihat sepi.

Dirinya mendadak melamun menatap kosong ke arah jalan yang kosong. Memikirkan bagaimana rencananya untuk bertahan hidup itu dengan tatapan yang kosong. Setelah melamun beberapa menit, hasilnya ia tak mendapatkan apapun. Hanya rasa malas dan sedih yang ia dapatkan. Tubuhnya bergerak mundur ke belakang, mencari tembok untuk dirinya bersandar. Lagi-lagi ia kembali melamun.

"Apa yang aku lakukan selanjutnya? Apakah aku harus mencuri lagi untuk makan?" batin seseorang itu. Tiba-tiba kepalanya menggeleng. "Tidak. Jangan terlalu gegabah Ryu. Dirimu sudah menjadi incaran pedagang pasar," ucapnya pada dirinya sendiri. Kedua tangannya ia angkat, meregangkan ototnya. "Baiklah. Aku tidur saja untuk menahan lapar," ucap wanita yang bernama Ryuna. Tubuhnya kini kembali bersiap-siap mengambil posisi tidur.

Akan tetapi, sebelum Ryuna dalam posisi tidur, sebuah suara mengalihkan perhatian dan pandangannya. Terdengar samar-samar namun semakin mendekat. Berkali-kali suara itu terdengar diiringi suara teriakan laki-laki dan perempuan yang meminta tolong. Seluruh tubuh Ryuna menjadi bergemetar ketakutan. Dirinya kemudian menoleh ke sana-kemari mencari asal suara.

"Di ujung jalan sebelah barat! Benar, pasti di sana. Pendengaranku tidak akan salah mendengar itu!!" batin Ryuna. Tarikan napas pemberanian diri ia lakukan. "Baiklah, aku akan ke sana."

Ryuna langsung bangkit dari duduknya, berjalan dengan kakinya yang bergemetar ke arah suara gaduh itu. Meskipun dirinya takut, dirinya tetap penasaran dengan apa yang terjadi di ujung barat. Kakinya perlahan melangkah dengan kedua tangannya yang bertaut di depan dada dan bergemetar. Perlahan suara ribut itu menghilang digantikan dengan suara keheningan. Suara hembusan angin semakin membuat tubuh Ryuna bergemetar.

Kaki Ryuna terhenti ketika dirinya sampai di antara tembok yang memisahkan Ryuna dan asal suara itu. Gadis kecil itu mendengar suara laki-laki berbisik-bisik ria. Mereka membicarakan hal penting hingga membuat Ryuna terkejut. Kedua matanya membelalak terkejut ketika mendengar jika mereka akan membawa mayat-mayat itu ke bos mereka-menjualnya ke pasar dan memperoleh keuntungan lebih.

Secara spontan kedua tangan Ryuna menutup mulutnya dengan rapat dengan kedua matanya yang masih membelalak terkejut. Kemudian dirinya berusaha menggerakkan kedua kakinya untuk menjauh dari tempat itu. Namun, setelah langkah pertama ia ambil, dirinya malah menginjak botol bekas yang ada di depannya.

Ayahku Gangster [ END ] ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin