00:17 : Thanks, Rex.

78 12 3
                                    

Berlian masih berjalan dengan mendumel kesal. Setelah berhasil menyeret Freya yang masih tergagu sampai ke depan Indomaret, Berlian tanpa berdosa mengatakan akan memilih pulang dengan berjalan kaki dan meninggalkan Freya yang mengumpati dirinya.

"Kenapa dari sekian luasnya dunia gue harus ketemu Zander lagiiii," gerutu gadis itu sambil menendang kerikil.

Itu adalah sisi lain dari Berlian yang jarang diketahui orang lain. Gadis itu sebenarnya punya sisi cerewet juga di beberapa situasi. Seperti saat kesal dan sendiri, dia akan memilih bermonolog hingga puas. Menceritakan masalah yang ia hadapi kepada dirinya sendiri.

Ting!

Ibu Negara
Online

| Kak, udah selesai latihannya?

Sudah |

| Kamu lagi di mana sekarang?

Rawa-rawa|

| Hah? Ngapain??

Mau bunuh diri |

| Heh!!!! Jangann!!
| Kakak, jangan, ya. Mama mohon
| Kak?

| Mama masih butuh babuu🥺🥺

Berlian yang sudah menduga dengan balasan mamanya hanya mendengus malas sebagai respon.

Ada apa? |

| Kamu ini sama orang tua sendiri formal banget
| Kamu beneran anak mama, kan?😠

Nggak, Ma |

| Kak... jangan gitu☹️
| Kakak cepet pulang, ya hati-hati
| Atau mau dijemput aja?

Nggak perlu, Ma |
Udah deket |

| Kak ... mau maghrib loh
| Dijemput, titik. Mama gamau ambil resiko sama anak gadis mama
| Sharelock sekarang. Mama waswas ini

Fine |
(Share location📍) |

__________________

"Wiih, gadis cantik mau malam masih kelayapan aja."

Berlian mendongak selepas menyimpan ponselnya dalam tas yang dibawa. Menatap tiga orang bapak-bapak dengan berbagai jenis. Ada yang botak, ada yang dengan perut buncit, dan satu lagi rambut ikalnya.

"Ikut sama kita aja, yuk, Manis," ajak si bapak berambut ikal.

Berlian memincingkan mata melihat gelagat aneh ketiganya. Mabok, nih mereka. Bisa-bisanya masih sore bahkan senja baru tampak dan mereka sudah teler seperti ini. Tidak terbayang bagaimana perasaan keluarganya melihat para beban ini.

"Minimal sixpack, Om," jawab Berlian.

"Loh, yang gede perutnya gini lebih menggoda, lho," balas si bapak dengan perut buncit yang membuat Berlian bergidik ngeri sekaligus ingin memuntahkan isi perutnya.

Menggoda dari mana, gila? Cakepan cowok fiksi gue, cerca Berlian dalam hati.

"Punya uang berapa kalian mau main sama gue?"

Another Side : Berlian Where stories live. Discover now