Orang-Orang Unik Sekitar Jalal ...

3 0 0
                                    

Dapat dikatakan aku dilahirkan dari keluargayang berlatarbelakang dari dunia dagang, seperti sebagian orang daerah yangberasal dari keluarga dagang juga, sementara sebagian lainnya berasal darikeluarga pegawai, tani, nelayan, dan lainnya. Tapi sayangnya sebagian besarorang kota ternyata relatif bodohtentang wawasan daerah, berbeda dengan wawasan orang daerah yang cukup banyaktahu tentang ibukota dan kota-kota besar yang ada di negeri ini. Salah satucontohnya, menurut sebagian besar dari mereka jika seseorang itu berasal daridaerah berarti dusun, pedalaman, kampung, kemana-mana harus jalan kaki. Naikkendaraan umum jika ingin bepergian jauh, sehingga beberapa temanku yang asliorang Jakarta suka mempertanyakan, kalau pulang ke daerah berarti harus naikbis atau kereta api dong ... ? 

==============================================

Bisa saja pertanyaan itu lugu dan benar karena ketidaktahuan mereka akan kondisi tentang daerah, tapi masa iya sedungu itu ya orang kota yang hanya tahu wawasan tentang seputar kota nya saja. Atau memang sengaja ingin mencibir saja jika orang kota saja lah yang memiliki fasilitas dan transportasi yang paling memadai. Padahal banyak diantara orang daerah yang sudah memiliki mobil pribadi, lalu apakah harus menceritakan bahwa orang daerah itu punya mobil lho, dan tidak harus menggunakan kendaraan umum, karena di rumah pun ada mobil pribadi yang bisa kapan saja mengantarkan kemana ingin pergi.

Secara pemahaman keagamaan kultur budaya di daerah tempat kelahiran termasuk di salah satu kabupaten di pulau Jawa ini, adalah kultur budaya Jawa yang mayoritas berpaham Nahdiyyin. Namun demikian dalam perjalanan selanjutnya terutama semenjak orang tua mulai berkenalan dengan paham baru di luar tradisi lama yaitu tradisi pembaharuan yang kemudian dikenal dengan sebutan Muhammadiyah, mulai bergeser. Suatu pemandangan baru di lingkungan manapun jika ada suatu hal yang baru, maka akan terdengar gesekan antara dua komunitas tersebut, kebetulan dua komunitas tersebut merupakan kelompok muslim terbesar di negeri ini.

Secara keseharian, saya masih ingat betul sering diajak oleh ayah ke langgar terdekat dari rumah terutama saat shalat maghrib berjamaah, atau jumatan di masjid terdekat tempat kami tinggal. Sebagaimana kendurian berikut dengan tahlilan yang selalu dikumandangkan, seingatku masih diikuti oleh ayah dan kakak-kakak sewaktu masih kecil. Namun seiring berjalannya waktu menginjak masa remaja dan dewasa yang mungkin karena sebagian dari kami di sekolahkan di TK 'Aisyiah dari kakak ku hingga sampai adik ku yang paling bungsu. Menurut cerita dari mulut ke mulut para orang tua yang seumuran dengan almarhum ayahku, ayahku tercatat salah satu penyumbang utama dalam mendirikan 'Balai Muhammadiyah' yang sekarang difungsikan sebagai masjid. Dahulu difungsikan sebagai TK di pagi hari dan ruang pengajian dan ruang rapat di sore atau malam hari.

Hingga sebagian dari anggota keluargaku itu ada yang sekolah di SMP atau SMA Muhammadiyah, bahkan ada yang aktif di organisasi pelajar dan pemuda Muhammadiyah, maka pemahaman tentang Muhammadiyahnya pun mulai mendalam. Secara lambat laun kebiasaan dan tradisi lama yang dulu masih kami ikuti mulai ditinggalkan karena berbeda dengan pemahaman baru kami.

Kata berbeda mungkin lebih tepat dibanding dengan bertentangan atau berseberangan, bagaimanapun masing-masing memiliki argumentasi yang dianggap kuat oleh masing-masing sehingga sulit untuk mengklaim mana yang paling berhak untuk menyatakan mana yang kuat dan mana yang lemah dalam penggunaan dalil-dalilnya. Atau sebenarnya dua-duanya memiliki dalil yang sahih atau sama-sama kuat, hanya berbeda sumber periwayatannya saja.

Persoalan ini mulai lebih terasa saat berkaitan dengan pilihan hidup, bagaimana ceritanya jika kedua belah pihak sebagai penganut ideologi fanatik dari kedua kelompok yang berbeda, dan tidak mustahil ini akan terjadi. Jika terjadi sepemahaman tentunya tidak menjadi masalah, hingga suatu saat salah satu saudara pernah berkenalan dan sempat naksir untuk dilanjutkan ke jenjang hubungan yang lebih serius, hubungan itu untungnya tidak berlanjut. Namun demikian sempat diperdebatkan, kalau shalat pakai sarung atau celana ? lalu sekolah di Muhammadiyah cuman sekedar sekolah saja kan, dan bukan penganut ideologi yang fanatik terhadap Muhammadiyah ? dan seterus-seterusnya.

Cinta Seorang Santri Di Negeri OrangWhere stories live. Discover now