Do'a di Jalanan

4 0 0
                                    


Sore itu masih tersisa' pada waktu itu di hari minggu sore, esok hari masuk hari kerja lagi karena masuk hari senen, sejak waktu sore hadir di tengah-tengah hiruk pikuk roda kehidupan, aroma aura hari sore menjadi menjemukan. Minggu sore sebagai waktu siap untuk memasuki hari kerja besok membuat sebagian besar urusan menjadi tidak menggairahkan.

Gambaran suasana jalanan macet sepanjang jalan dan tumpukan pekerjaan di tempat kerja sudah tergambar di atas ubun-ubun kepala ini. Sementara kepenatan libur akhir pekan serasa belum kunjung puas, hanya diri kita masing-masing saja lah yang mampu mengatur diri agar jiwa dan raga ini. Puas atau tidak puas toh esok hari senin subuh harus mengegas motor guna meluncur kembali ke tempat pekerjaan bagi bekerja di suatu tempat, dan meluncur ke jalanan bagi yang usaha di jalanan, dan dimanapun bidang usahanya.

Akan berbeda suasananya jika dibandingkan dengan hari jumat sore atau jumat malam, yang esok harinya adalah hari sabtu dan minggu sebagai hari libur di akhir pekan, semuanya menjadi menggairahkan dan menyenangkan. Urusan hati dan harapan serta angan-angan untuk mengisi dua hari libur, setelah terkuras tenaga dan pikiran sejak senin hingga jumat, terjadi membuat hari menjadi ceria dan cerah terasa sampai ke ubun-ubun. Ternyata sekalipun gaji sudah menipis atau bahkan sudah habis, tetapi keceriaan hati tidak dapat dikalahkan, bon ke bendahara kantor pun jadi' guna mengajak anak dan istri mengisi dua hari ini dengan sesuatu yang menyenangkan walaupun dengan cara yang sederhana.

"Bapak jangan lupa besok hari sabtu, si kecil nanti nagih janji minta dibelikan mainan .." Demikian sms itu sampai, persis setelah selesai aku tanda tangan kwitansi bon di ruang bendahara kantor, sehingga aman sudah urusan untuk dua hari kedepan, doaku dalam hati.

" Ya Insya Allah jadi besok kita jalan bertiga ..." Jawabku singkat lewat sms istriku langsung seketika.

" alhamdulilah .." Jawabnya singkat sms balasannya.

Dalam batinku berucap ; 'Apapun akan saya lakukan .. untuk buah hati dan belahan jiwa saya ini ..'

Sempat terlintas di benak kepala ini ; " Dahulu pun kedua orang tua kita selalu mengiyakan kebutuhan apa yang kami dulu sebagai anak-anaknya inginkan .. pastinya dulu pun kedua orang tua kita tidak selalu sedang 'ada' secara keuangan dan lainnya, tetapi selalu yang terjawab di lidahnya 'ya ada' atau jawaban lainnya ..'ya besok ada'. Ibarat kata saat itulah kepala bisa jadi kaki dan kaki akan bisa jadi kepala, karena untuk usaha mewujudkan kebutuhan anak-anaknya itu .. kini saya alami betul sebagai keluarga muda yang sedang mengarungi bahtera kehidupan ".

Bapak-bapak lain, ayah-ayah lainpun sepertinya demikian, begitu kesimpulanku sementara semenjak menjadi kepala rumah tangga, dengan gaji keluar di awal bulan, yang semakin lama nampak semakin tidak seimbang terutama dengan kebutuhan dan pengeluaran, dibanding dengan pemasukan yang didapat. Sehingga urusan bon dan ngebon ke bendahara pimpinan, menjadi satu-satunya jalan keluar yang dapat mendamaikan urusan rumah dan urusan pekerjaan.

Tapi terkadang terpikir pula kondisi orang lain atau bapak-bapak lain yang sepertinya lebih beruntung .. sekali lagi 'sepertinya ..' tapi entahlah kenyataan yang sebenarnya .. karena dalam hidup ini kata orang hanyalah 'sawang sinawang .. '. Saling menilai dan memandang dari jauh kondisi orang lain sajalah yang mampu kita lakukan.

*****

Beberapa waktu yang lalu ada salah satu senior sempat mempertanyakanku perihal panggilan anak dan istriku dengan sebutan Bapak, bukan Abi, bukan Ayah, bukan pula Papah dengan agak penasaran. Bukannya anda lebih pantas dipanggil dengan sebutan Abi ? tidak seperti kami ini yang tidak pernah mesantren seperti anda.

Cinta Seorang Santri Di Negeri OrangWhere stories live. Discover now