1/1

2.3K 101 80
                                    

21+ Only

Hujan turun perlahan. Membasahi genting rumah megah pria bernama belakang Iskandar. Pria tampan berambut basah yang baru saja melilitkan handuk kecil ke pinggang.

"Besok jadi datang ke reuni, kan?"

Tanya Kalandra, wanita cantik berambut hitam panjang yang baru saja memasuki kamar. Lalu menatap suaminya yang baru saja mandi malam, menggunakan air hangat. Sebab dia baru saja pulang kerja. Pada jam sebelas malam.

"Jadi. Jam sembilan pagi, di rumah Ethan dan Sheril."

Kalandra tampak begitu senang. Sebab dia sangat suka berkumpul dengan teman-teman suaminya. Apalagi mereka sangat segan dengan dirinya, karena telah menemani Jeffrey dari titik terendah hingga seperti sekarang. Berada di posisi puncak di usia yang baru menginjak tiga puluh lima.

Iya. Jeffrey sangat sukses sekarang. Dia seorang arsitek mahal. Namanya sudah terkenal di mana-mana. Satu gambar yang dihasilkan bahkan bisa bernilai miliaran rupiah. Tidak heran jika teman-temannya merasa segan. Karena Jeffrey dan Kalandra memang terkenal suka membantu orang juga. Apalagi masalah finansial yang bagi mereka bukan apa-apa.

Jeffrey dan Kalandra tidak pernah menolak permintaan tolong setiap orang yang datang. Mereka juga tidak berharap balasan. Karena saat mereka masih berada di titik terendah, mereka juga mendapat bantuan dari banyak orang. Hingga bisa mencapai titik sekarang.

"Oke, besok kita berangkat jam delapan dari rumah. Takut macet di jalan."

Kalandra sersenyum senang. Sedangkan Jeffrey mulai berganti pakaian. Di depan istrinya yang kini sedang datang bulan. Sehingga malam ini mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

"Aku tidak suka kamu bergaul dengan Mega. Lama-lama kamu tetularan suka ke gym seperti dia. Kemarin aku melihat fotonya di Instagram. Badannya jadi besar sekali! Seram! Aku jadi kasihan Teressa."

Jeffrey terkekeh pelan. Lalu memakai boxer dan celana tidur motif kotak-kotak. Serta kaos polos lengan panjang. Sebab dia sering kedinginan saat malam.

"Bukannya kalian para wanita suka yang besar-besar?"

Jeffrey langsung melempar handuk basah ke keranjang. Lalu bergegas menaiki ranjang. Sebab ini sudah malam dan dia sudah ingin tidur sekarang.

"Tapi---ya, tidak sebesar itu juga! Pokoknya kamu jangan besar-besar! Seram!"

Pipi Kalandra bersemu. Sebab dia jadi membayangkan sesuatu. Membuatnya lekas naik ke atas kasur. Ikut rebahan di samping Jeffrey yang sudah siap tidur.

"Aku lebih suka seperti ini! Pas dipeluk!"

Jeffrey terkekeh pelan. Lalu mengusap kepala Kalandra yang sudah memeluknya. Kemudian sama-sama memejamkan mata. Hingga terlelap setelahnya.

9. 10 AM

Kalandra dan Jeffrey baru saja tiba di rumah Ethan dan Sheril. Mereka jelas disambut oleh para tamu yang ada di sini. Mereka adalah teman SMA Jeffrey yang rata-rata sudah beristri. Bahkan, ada juga yang sudah memiliki anak yang akan masuk SMA tahun ini.

"Aku ke sana, ya?"

Jeffrey mengangguk singkat. Membiarkan Kalandra bergabung bersama Sheril, Teressa dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan dia akan bergabung bersama Mega dan Ethan yang saat ini sudah meramu minuman.

Karena reuni kali ini tidak ada yang membawa anak. Sehingga mereka bisa bebas melakukan apa saja. Termasuk minum saat matahari masih ada.

Para istri juga tidak mempermasalahkan. Asal tidak ada anak-anak saja. Karena jelas itu akan menjadi pengaruh buruk bagi mereka.

"Serius kita akan minum semua ini?"

Tanya Jeffrey saat melihat Justin yang sudah membuka beberapa botol yang berkadar alkohol tinggi. Sebab terakhir kali mereka meminum ini, saat masih SMA dan tidak setua ini. Dia jelas takut tidak bisa mengotrol diri. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, dia jarang minum karena sibuk dengan kerjaan dan kegiatan lain.

"Kenapa? Takut kelepasan lagi?"

Mega menaik turunkan alisnya. Membuat Ethan tertawa kencang. Disusul yang lainnya. Sebab mereka jelas paham apa yang dimaksudkan.

Apalagi kalau bukan insiden pada beberapa tahun silam. Saat Jeffrey lepas keperjakaan di malam kelulusan. Bersama anak guru BK di sekolah mereka.

"Cie flashback! Kangen, ya? Masih inget rasanya?"

Goda Mega saat wajah Jeffrey memerah. Karena kulit pria ini yang paling cerah di antara mereka. Jelas dia akan mudah ketahuan jika sedang salah tingkah.

"Ethan belum bilang, ya? Mantanmu tinggal di daerah sini. Baru saja pindah---"

"Siapa yang baru pindah?"

Tanya Kalandra tiba-tiba. Membuat Mega menghentikan ucapan. Sebab dia jelas merasa tidak enak pada istri temannya.

"Joanna, ya? Sheril sudah bilang, kok. Aku juga minta dia datang bersama suaminya. Kalian satu SMA juga, seharusnya dia ikut serta. Tapi sepertinya, dia sibuk karena menolak datang."

Kalandra tersenyum lebar. Seolah apa yang baru saja diucapkan bukan hal besar. Namun tidak bagi Jeffrey yang kini sudah berdebar. Seolah rasa itu masih ada.

Padahal, Joanna sudah jahat padanya. Karena telah meninggalkan dirinya di saat susah. Demi pria mapan pilihan orang tuanya.

Kalo suka cerita ini, jangan lupa tambahkan ke library!!!

Tbc...

HISTORY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang