10/10

903 68 234
                                    


Dua hari kemudian.

Joanna baru saja siuman. Dia melihat Malvin terbaring di ranjang yang ada di depannya. Dengan keadaan satu kaki yang sudah diperban.

"Malvin---"

"Jangan bangun dulu, kakimu patah satu!"

Joanna yang sudah berusaha bangun langsung kembali tidur. Sebab Kalandra baru saja menahan wanita itu. Karena sejak hari pertama kecelakaan itu berlangsung, dia datang bersama si suami guna membantu.

Mengingat orang tua Joanna tinggal di luar kota. Apalagi orang tua Jordan, mereka tinggal di Amsterdam dan sedang menikmati masa tua. Kemarin saja mereka baru tiba dan langsung datang ke makam anak semata wayangnya.

Joanna menangis sekarang. Air mata deras mulai membasahi wajah. Apalagi saat tidak melihat suaminya di ruangan. Hanya ada dirinya, Malvin dan Kalandra saja.

"Supir dan suamimu meninggal. Kaki kanan Malvin sedang berusaha dipulihkan. Meski terancam tidak bisa berjalan dengan normal."

Joanna menangis semakin kencang. Membuat Kalandra langsung membalikkan badan. Karena dia mendengar suara langkah kaki dari luar.

Ceklek...

Benar saja. Pintu langsung terbuka. Jeffrey dan orang tua Joanna yang datang. Karena mereka baru saja menemui dokter yang mengurus Joanna dan anaknya.

Iya. Jeffrey sudah tahu jika Malvin anaknya. Karena setelah mendengar kabar Joanna kecelakaan dari Kalandra, dia langsung datang ke rumah sakit tepat wanita itu dirawat.

Dia juga yang menangani semuanya. Dari menjadi wali Malvin dan Joanna, hingga menghubungi pihak keluarga. Termasuk orang tua Jordan. Karena sekretaris Jordan datang terlambat. Padahal, dia adalah orang pertama yang Joanna hubungi sebelum tidak sadar. Lalu bangun pada dua hari kemudian.

Orang tua Joanna? Jelas terkejut saat tahu Jeffrey yang mengurus Malvin dan Joanna. Awalnya mereka ingin mengusir si pria. Namun tidak jadi setelah Jeffrey mengatakan jika dia sudah tahu semuanya. Sudah tahu jika Malvin anaknya. Sebab dia sudah melakukan tes DNA juga.

Asmara dan Hanan langsung menenangkan Joanna. Mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja. Membuat Kalandra mendecih diam-diam. Sebab dia jelas sudah merencanakan hal buruk yang lainnya.

Bahkan, dia sudah menyiapkan suntikan untuk Joanna. Karena Kalandra berniat mematikan si wanita. Sebab dia ingin merawat Malvin bersama Jeffrey saja. Karena sudah pasti suaminya tidak akan membiarkan Malvin tinggal dengan ibunya dengan tentram. Setelah tahu jika dia anaknya.

Sudah terlanjur basah, sekalian aku terjun bebas saja, kan?

Batin Kalandra sembari menyimpan kembali suntikan yang sebelumnya akan diberikan pada Joanna. Sebelum wanita itu siuman. Sebab dia sudah merusak kamera CCTV yang ada di seluruh ruang rawat VIP kemarin malam.

Setelah ditenangkan orang tuanya, dokter mulai berdatangan. Guna memeriksa. Kemudian memanggil orang tua Joanna menuju ruangan. Meninggalkan Jeffrey dan Kalandra yang masih ada di dalam.

Jeffrey menatap Kalandra yang mulai menduduki sofa. Dengan santai sembari menatap Joanna. Seolah tidak memiliki masalah pada si wanita yang baru saja siuman. Tidak meminta maaf pula karena pernah menuduhnya hamil anak pria lain tapi ternyata bukan.

Sebab Jeffrey jelas sadar jika semua ini terjadi karena hasutan Kalandra. Bodohnya dia mudah percaya. Hingga membuat Joanna dan Malvin hidup dengan Jordan.

"Apa?"

Tanya Kalandra pada suaminya. Sebab sejak tadi, Jeffrey terus menatap tajam dirinya. Sembari berdiri di dekat jendela. Karena sejak tadi, Joanna juga enggan menatap mereka. Terlebih Jeffrey yang memang baru kali ini dilihat setelah penelitian yang terakhir dilakukan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HISTORY [END] Where stories live. Discover now