6/6

802 86 127
                                    


Masih flashback :)

"Berapa sih uang yang dia berikan? Satu miliar? Dua---"

Jeffrey memeluk Joanna erat-erat. Saat ini mereka sedang berada di lobby apartemen Mega. Sebab mereka masih saja berdebat. Masalah Jeffrey yang ternyata enggan memecat Kalandra.

"Ini bukan soal uang, Sayang. Aku dan Kalandra partner bisnis sekarang. Bukan atasan dan bawahan lagi seperti sebelumnya. Aku janji akan menjaga jarak dengannya. Aku juga tidak bodoh hingga tidak menyadari perasaannya."

Joanna melunak. Perlahan dia ikut membalas pelukan. Lalu menghirup kuat-kuat aroma tubuh pacarnya yang mungkin akan sangat dia rindukan. Sebab dia akan melakukan penelitian di luar pulau selama satu bulan.

"Kita sudah bersama lebih dari sepuluh tahun. Aku tidak mungkin berpaling darimu. Jadi berhenti mengkhawatirkan hal itu!"

Joanna mengangguk pelan. Dia juga mulai melepas pelukan. Berjinjit dan mengecup bibir pacarnya. Tidak takut jika ada orang lewat. Karena ini masih jam empat dan jelas tidak akan ada banyak orang yang berlalu-lalang.

"Jaga diri baik-baik. Aku sangat percaya padamu, jadi jangan menghancurkan itu!"

Jeffrey mengangguk singkat. Lalu kembali memeluk Joanna. Kemudian menemani si pacar menuju parkiran. Karena mobil wanita itu ada di sana.

Satu bulan kemudian.

Joanna sedang memegangi kepala sembari menempelkan ponsel pada telinga. Berharap Jeffrey mengangkatnya. Sebab dia ingin dijemput sekarang. Di bandara karena dia sedang sakit sekarang, sehingga tidak sanggup menyetir sendirian.

"Halo? Iya, kemarin aku sudah bilang Jeffrey. Tidak ada? Ini masih hari sabtu. Kalandra? Aku tidak ada nomornya. Huh, malas sekali kalau harus menghubungi dia. Ya sudah, mana!"

Joanna langsung menjauhkan ponsel dari telinga. Lalu menelepon nomor Kalandra yang baru saja Mega kirimkan. Sebab dia pasti bersama Jeffrey sekarang. Mungkin menemui klien di luar. Mengingat saat ini, mereka sama-sama tidak ada di apartemen Mega.

Halo? Dengan siapa?

"Joanna. Di mana Jeffrey?"

Di Bandung, dia tidak bilang padamu?

"Bandung? Kemarin dia bilang bisa menjemputku. Sedang apa dia sekarang? Berikan padanya!"

Dia sedang tidak bisa diganggu. Masih rapat dengan klien. Ada apa? Nanti kusampaikan pesanmu padanya.

Joanna mulai menarik nafas panjang. Lalu langsung mematikan panggilan. Sebab dia jelas tidak ingin menitipkan pesan pada Kalandra yang dianggap sebagai wanita ular.

"Lebih baik aku istirahat di kafe sebentar. Siapa tahu pusingnya hilang."

Joanna langsung menuju kafe terdekat. Duduk di sana cukup lama. Hingga rasa pusing yang sejak tadi dirasakan berangsur-angsur hilang. Namun tidak sepenuhnya.

Brak...

Setelah memasuki mobil, Joanna langsung menghidupkan mesin. Dipanaskan sebentar sebelum mulai menyetir. Sebab dia agak mual saat ini.

"Pasti gara-gara minum kopi!"

Joanna mulai membuka tiga bungkus permen yang ada di mobil. Dikunyah hingga rasa asam mulai dirasakan saat ini. Kemudian menyetir dengan rasa pusing yang mulai menyerang lagi.

8. 30 PM

Joanna mulai membuka mata. Dia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian belakang kepala. Serta kaki kanan. Sebab sebelumnya, dia telah mengalami kecelakaan. Menabrak trotoar sangat kencang. Hingga tulang leher dan kakinya retak.

Plak...

Joanna mendapat tamparan dari ibunya. Membuat denyutan sakit semakin dirasa. Hingga membuatnya mulai menitihkan air mata. Karena kepalanya terasa ingin lepas dari badan.

"Sudah! Dia sedang sakit sekarang!"

Hanan berusaha menahan istrinya yang akan kembali melayangkan tamparan. Sebab Joanna sedang dalam keadaan sakit sekarang. Dia jelas tidak bisa dikonfrontasi atas kesalahan yang telah wanita itu perbuat. Karena telah hamil sebelum menikah. Dengan pria yang sudah pasti tidak mereka suka.

"AKU TIDAK PEDULI! DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI! BISA-BISANYA HAMIL ANAK JEFFREY!"

Joanna diam saja. Dia hanya menangis sekarang. Sebab dia memang tahu jika sedang hamil sekarang. Meski belum periksa. Karena dia sadar jika tidak datang bulan selama penelitian.

"KAU TAHU APA YANG DIA KATAKAN SAAT AKU MEMINTNYA DATANG KEMARI!? DIA MENOLAK! DIA TIDAK MAU MENGAKUI ANAKNYA! DIA MENGATAKAN JIKA KAMU HAMIL ANAK PRIA LAIN DI LUAR SANA! DASAR BODOH! SEKARANG RASAKAN AKIBATNYA!"

Joanna mulai mengerjapkan mata. Dia jelas tidak percaya akan apa yang baru saja didengar. Sebab Jeffrey yang dikenal tidak mungkin meragukannya.

"Ibu pasti bercanda, kan? Jeffrey tidak mungkin---"

"BACA SENDIRI JIKA TIDAK PERCAYA!"

Tangan Joanna yang sudah bergetar mulai meraih ponsel ibunya yang baru saja dilepar. Dia langsung melihat pesan ibunya yang dikirim untuk Jeffrey sebelumnya. Pesan yang jelas membuat hatinya hancur berantakan.

+62 82x xxxx xxxx

Angkat!
Cepat datang di RS Medika!
Joanna hamil satu bulan!
Pasti kau pelakunya!

Hamil satu bulan?
Aku bahkan tidak bertemu dengannya selama satu bulan. Bagaimana bisa dia hamil anakku sekarang?

Joanna yang membaca itu langsung menangis kencang. Dia berusaha menelepon nomor Jeffrey yang tidak ibunya simpan. Namun tidak bisa. Karena ternyata, nomor ibunya sudah diblokir oleh pacarnya.

Asmara dan Hanan ikut menangis sekarang. Mereka jelas tidak menyangka jika Jeffrey akan sejahat ini pada anaknya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, kan?

Joanna tidak mungkin diizinkan menggugurkan kandungan karena mereka tidak sejahat yang kalian kira. Mereka juga tidak akan mengemis agar Jeffrey mau bertanggungjawab. Karena harga diri mereka sangat tinggi dan kalian tahu juga.

Jika kalian berpikir jika bukan Jeffrey yang membalas pesan Asmara, maka kalian harus kecewa sekarang. Sebab pesan ini benar-benar Jeffrey yang membalas. Dengan keadaan sadar. Namun dengan pengaruh Kalandra.

"Jangan mau dibodohi! Dia pasti hamil anak pria lain! Kamu sedang susah sekarang! Jangan membuat hidupmu semakin susah dengan sok menjadi pahlawan! Dia jelas bukan anakmu! Bukan tanggung jawabmu!"

"Tapi, bisa saja---"

"Bisa apa? Joanna sudah bohong tentang orang tua kandungnya padamu! Selama sepuluh tahun, dia terus menyembunyikan fakta jika dia hanya anak pungut! Dan sekarang, kamu masih percaya jika itu anakmu?"

Jeffrey mulai menarik nafas panjang. Lalu menatap jendela yang sudah setengah terbuka. Sebab dia memang masih dalam perjalanan menuju Jakarta. Dengan Kalandra yang sedang menyetir sekarang.

Tbc...

HISTORY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang