UK4 - Kenyataan

347 29 5
                                    


[Sosok Rian yang sebenarnya]

Siswa-siswi masih sibuk mengerjakan tantangannya, kecuali Gio yang sudah terlebih dahulu menyelesaikan tantangannya tersebut. Ia duduk dibawah pohon nan rindang bersama ketua OSIS dan rekan-rekannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kak?" Tanya Gio

"Rian tuh dulu orangnya asik banget, ramah, baik dan seru di ajak becanda. Tapi setelah ia merasakan keluarganya broken home dan ortunya pisah, ia lebih memilih untuk tinggal sendiri. Semenjak itu, tak ada lagi senyuman diwajahnya. So, kalo kamu dikatain ini itu sama hezard, sabar aja ya. Kita sama-sama memahami kondisinya" jelas annisa

"Ouhh gitu yah kak, kasihan juga yah kak Rian. Hmm, sekarang dia dah kerja aja yah"

"Iyaa Gio, Rian kerja dicucian setiap malam. Dulu tuh si Rian orang berada (kaya), tapi sekarang dia cuma hidup sendiri, mencari makan sendiri. Makan aja dia udah jarang, mungkin dia ga cukup uang"

"Terus, kakak-kakak ini ga ada niatan bantuin dia, gitu?"

"Udah sering kami tawarin bantuan ham, dari tempat tinggal, sarapan, uang makan dll. Tapi, tak satupun di terimanya. Kami juga bingung bagaimana bantuin dia" jelas annisa

"Kasian juga yah kak, kalo gitu aku mau izin sarapan dulu, boleh kak?"

"Bolehh, kan kamu udah selesai" ucap Annisa mempersilahkan Gio untuk pergi

Gio langsung pergi ke kantin dan memesan makanan sebagai sarapannya pagi ini.

"Misi buk, nasi gorengnya 2 yah. Dibungkus, toppingnya komplit"

"Iyaaa dek, bentar yah" ucap ibu kantin sembari membungkus nasi goreng

"Hmm, ultramilk nya 2, sama teh pucuknya 2 dan mineralnya 2 yah buk" ucap Gio memesan minuman di kantin sekolahnya itu

"Okee, ini. Totalnya 48 ribu" memberikan semua pesanan Gio

"2 ribunya gorengan aja buk, biar pas 50 ribu"

"Ouhh iyahh, makasihh"

Setelah itu, Gio pergi menuju kelas 12 MIPA 2, kelas nya Rian. Gio langsung menyolonong masuk ke dalam tanpa meminta izin terlebih dahulu. Di dalamnya, sudah ada Rian yang lagi tiduran di atas meja. Dengan pelan-pelan, Gio membangunkannya.

"Kak, kak Rian" memanggil si crush

"Isshhh, lu lagiiii. Ngapain ngikutin gue sih, sana ah gue mau istirahat" suara serak khas cowo bangun tidur

"Pasti kakak kecapean karena kerja tadi malam, kan? Kakaknya sih, disuruh istirahat ga mau"

"Apa sih Luh, berisik amat. Sana lu ah" usir Rian

"Ntar aku pergi, sekarang kakak sarapan dulu yah. Aku tau kok kakak belum sarapan" menenteng makanan dan minuman yang dibelinya

"Tau apa lu soal gue, dah dah sana gue ga mau makan dari uang lu"

"Kata siapa ini pake uang ku? Ini dari pak guru, katanya disuruh kasih ke panitia. Kakak kan panitia, yaudah makan aja dulu. Janji deh habis ini aku pergi" ucap Gio berbohong, agar Rian mau sarapan

"Gue tau kok, guru ga ada fasilitasi kami sepersen pun sebagai panitia. Bahkan makanan aja ga dikasih. Ini pasti pake duit si bocah, tapi gapapa lah, gue juga lagi laper" batin Rian

"Jadii gimana kak? Makan yah" paksa Gio

"Yaudah, habis ini lu pergi. Gue mau istirahat" sembari duduk di atas meja

"Iyaaah kak, kakak tuh ganteng loh kalo lagi ngomong sama aku, apalagi kalo lagi marah-marah, behhhh damage nya nambah" meletakkan semua makanan di atas meja

Rian menatap tajam ke arah Gio, seperti hewan buas yang melihat mangsanya.

"Biar aku yang bukain yah kak" membuka makanan untuk Rian

Namun, Rian cuma diam.

"Kalo pagi, usahain sarapan dulu kak. Biar ga sakit atau lemas saat di sekolah" usaha Gio membuat Rian berbicara dengannya walaupun dijawab cuek

"Sok perhatian lu" menyuapi nasi goreng ke mulutnya

"Nah, gitu dong kak, ngomong. Gapapa kok kakak ngomongnya kasar ke aku, yang penting ngomong aja yah"

Lagi dan lagi, Rian terdiam. Tangannya bergetar ketika ia menyuapi makanan itu ke mulutnya, pertanda kelaparan. Gio yang ga tega, meneteskan air matanya di saat makan.

"Kasian banget kak Rian, hidup serba kekurangan. Kalo aku ngga kasih dia nasi goreng ini tadi, kira-kira gimana yah keadaannya sekarang" batin Gio sembari mengelap air matanya

Gimana ga sedih, melihat orang yang di sayangnya kelaparan. Terlebih lagi Gio sangat mencintainya, apalah daya? Jiwa simpatinya kini meronta-ronta bagaikan detak jantungku ketika bersama mu, azzeekkkkk, hihihi.

"Lo kenapa cil? Kok nangis? Kepedesan yah?" Sembari membuka teh pucuk dan memberikannya ke Gio

Otomatis, Gio kaget dong, Minumnya dibukain.
"I-iyah kak, makasih yah"

Rian cuma mengangguk, lalu menghabiskan nasi goreng tersebut.

"Kak, kalo mau nambah, aku beliin nih" tawar Gio

"Udahlah, gue lagi ga mood liat muka lu disini"

"Hmm, yaudah. Karena kakak udah selesai makan, aku pergi yah. Selamat istirahat" hendak pergi sembari membawa makanannya yang belum habis

"Oii bocil, lu mau kemana?"

"Kan kakak nyuruh aku pergi"

"Ntar aja, habisin makanan lu dulu. Ga baik makan berdiri"

Dari situ, Gio mengerti. Rian sebenarnya orang baik, cuma keadaan aja yang bikin dia tiba-tiba kasar dan badmood.

"Hmmm, iyadeh" ucap Gio kembali duduk di meja

Rian duduk sejenak, lalu merebahkan kembali tubuhnya di atas meja. Tanpa berlama-lama Gio pun selesai makan.

"Kak, aku pergi dulu yah. Udah selesai soalnya" membereskan sisa makanannya dan makanan Rian

"Hmmmm" cuma suara itu yang keluar dari mulut cowok yang sudah terbaring di atas meja

"Itu minuman buat kakak aja semuanya, kalo butuh apa-apa, aku siap kok jadi babunya kakak" ucap Gio yang membuat Rian sedikit ngakak

"Lo tuh yah, aneh banget. Sering bikin kesel, tapi lu lucu sih" ujar Rian sedikit tersenyum

Semakin Rian banyak bicara, semakin Gio suka. Ga sia-sia deh, ngga sarapan di rumah.

"Kakak juga lucu, yaudah kalo ada apa-apa panggil Irham tiga kali yah, kaya gini : Gio..Gio..Gio, ntar aku muncul" candanya

"Kek jin aja" sambil tersenyum

"Kalo sama kakak mah, aku di panggil jin, setan, kuntilanak, ODGJ, gendut, jelek, item, yat*m juga gapapa, hehe" lagi dan lagi Gio mencoba untuk membuat Rian tertawa

Yah, benar saja. Rian ketawa ngakak di atas meja. "Yat*m ga tuh?, Tapi gue ga sampe bilang yat*m juga lah. Jelek-jelek gini, lu kan juga punya perasaan"

"Heheh, seriusan dah. Kakak kalo ketawa, bikin mood aku naik. Pengen disekolah aja, ga mau pulang, asalkan ada kakak" canda Gio lagi

"Ah udahlah, sana lu. Gue pengen istirahat, malah lu ganggu Mulu. Besok-besok, ga usah kesini lagi yah. Gue males liat wajah lu" ucap Rian sembari memejamkan matanya

"Hadeeeuh, kumat lagiiiii" ujar Gio lalu keluar dari kelas

BERSAMBUNG

Kalau suka sama ceritaku jangan lupa untuk Vote and Komen, Terima kasih.
Dan tambahkan cerita ini ke perpustakaan supaya dapat notifikasi.

Uke Ugly dan Kakel CoganWhere stories live. Discover now