UK5 - Sebuah Pena

319 30 4
                                    

Selamat membaca :)
.
.
.


Waktu terus berputar, hari berganti hari, hingga akhirnya Gio ditetapkan di kelas 10 MIPA 1.

#disekolah

Hari ini adalah hari pertama pembelajaran dimulai. Setiap hari ke sekolah, setiap hari pula bertemu dengan Rian. Gio tampak datang lebih awal daripada biasanya, karena ia tau, Rian selalu datang pagi-pagi kesekolah, dengan alasan takut bangun kesiangan karena malamnya dia susah untuk istirahat. Diparkiran, Gio sudah melihat motornya Rian terparkir rapi, ia pun memparkirkan motornya tepat di samping motor Rian. Kemudian ia berjalan ke kelas barunya, setelah meletakkan tas, Gio pun berniat untuk mengajak Rian sarapan pagi, karena ia tau, si Rian belum sarapan.

  "Semoga kak Rian gak kumat lagi, tapi gapapa deh, kalo kumat kan damagenya nambah" batin Gio

Langsung aja tuh, si Gio masuk ke kelas 12 MIPA 2 dan mengagetkan Rian yang lagi rebahan di atas meja.

  "Gio si ODGJ datang, huhuhuhu" teriak Gio dengan beraninya

  "Wajah dah kaya hantu, pake acara ngagetin orang lagi. Kan kemaren gue dah bilang, Lo ga usah masuk ke kelas ini lagiiii" kesal Rian

  "Ups, maaf. Sebagai babumu, aku cuma ingin membawamu sarapan pagi dikantin sekolah, jika tuan tidak mau, saya tidak akan pergi dari sini" layaknya antara raja dan pelayan

Itulah ancaman dari Gio, jika Rian menolak permintaannya, ia tidak akan pergi dari Rian.

  "Gue lagi ga nafsu makan, lu aja Sono"

  "Yaudah, aku bakal gangguin kakak pagi ini, sebelum kakak mengiyakan apa yang ku minta" ancam Gio

Rian menaikkan satu alisnya dan melihat sinis ke arah Gio. "Yaudah, biar lu ga rewel lagi, gue penuhin permintaan lu, tapi dengan syarat, setelah sarapan pagi ini, lu jangan gangguin gue sampe pulang nanti"

  "Easy, oke" Gio mengambil pena dari kantong celananya

  "Kak, pegang" mengarahkan ujung pena tersebut ke tangannya Rian

  "Buat apaan, nih bocah kerasukan apa sih"

  "Udah, pegang aja"

Dengan lucunya, si Rian memegang ujung pena tersebut. Ujung yang satu dipegang Gio, ujung yang satunya lagi dipegang Rian.

  "Nah, gini maksud ku kak"

  "Bentar-bentar, ini maksudnya gimana, coba?

  "Kan kakak ga bolehin aku megang tangannya kakak, yaudah kita pegangannya pake pena aja, sekali kali loh kak" itulah ide bodohnya Gio, tapi kreatif juga sih, hehe

  "Ya ampunnnn, kenapa sih gue dipertemukan sama orang yang seg0bl0k iniiiiii" geram Rian, namun tangannya masih memegang ujung pena

  "Hehe, yaudah yuk kak, jalan"

Rian pun pasrah, Karena ia tau, jika tak memenuhi apa yang diminta babunya itu, ia tak kan pernah diam. Mereka berdua pun berjalan seperti berpegangan tangan. Namun, ada sebuah pena yang memisahkan tangan mereka. Terlihat perbedaan, antara warna kulit mereka berdua disaat memegang pena. Rian yang tangannya mulus putih bersih, bertolak belakang dengan kulit Gio yang hitam keterlaluan. Walaupun hitam, tapi Gio bukan orang yang jorok. Diperjalanan menuju kantin, Gio sekali kali mencuri pandangan ke Rian. Tapi, seperti yang kita ketahui, Rian sangat cuek. Tatapan nya cuma fokus ke depan.

Hingga akhirnya, mereka berdua sampai di kantin sekolah. Tampak sepi sekali, Karena waktu itu masih benar-benar pagi dan belum ada siswa lain yang datang.

  "Eh nak, Rian. Dah lama ngga kesini, ibu kangen loh liat Rian becanda bareng temennya seperti dulu" ucap Bu Narti, penjaga kantin sekolah

Rian cuma tersenyum tipis tanpa merespon Bu Narti, sembari melepaskan pena yang dipegangnya.

Uke Ugly dan Kakel CoganWhere stories live. Discover now