Perkara Dasi

1.9K 181 3
                                    

Hari ini, Senin 22 Agustus 2022.

Aku terbangun saat alarm ku berbunyi, belum siang, masih pukul 05.00. Aku bergegas bangun dari kasurku dan menunju ke kamar adikku.

"Ohh masih pada tidur" Ucapku saat membuka pintu kamar adikku. Aku masuk ke dalam kamar adikku guna membangunkan Jevara terlebih dahulu.

"Kak, bangunn" Aku membangunkan Jevara sambil sedikit menepuk-nepuk bahunya.

"Eungh" Aku mendengar jelas lenguhan khas orang bangun tidur itu.

"Bangun, bangun hari Senin ini" Ucapku pada Jevara seraya mengelus lengannya.

"Iyaa.. Jam berapa dek?" Tanya Jevara padaku dengan matanya yang masih terpejam.

"Masih jam lima sih kak, tapi bangun sekarang aja mandi terus siap siap" Balasku pada Jevara.

"Lima menit lagi" Balasnya, hal yang sangat lumrah saat membangunkan seseorang untuk melakukan kegiatan, alasannya selalu saja seperti itu.

"Ya udah oke deh, aku mau mandi duluan nanti selesai aku kesini lagi" Pungkas ku. Jevara langsung memeluk Christy kembali, seperti memeluk guling, aku hanya bisa menggelengkan kepala dan langsung keluar kamar adikku untuk menuju ke kamarku.

"Hadehhh.. udah hari Senin lagi aja" Gumam ku sambil berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah 30 menit aku bersiap-siap, aku langsung menuju ke kamar adikku lagi.

"Oh udah bangun" Ucapku saat melihat Jevara membuka pintu.

"Heem, udah wangi aja kamu nih" Balas Jevara sambil mengendus-endus leherku.

"Hadeh, mandi mandi, nanti nempel lagi" Ucapku sambil mendorong sedikit bahu Jevara.

"Bawel banget bocah kecil ini" Balas Jevara, aku hanya memutarkan bola mataku dengan malas.

"Dek bangun dek" Aku membangunkan adikku yang masih berbaring nyenyak di kasurnya.

"Dek, hari senin nanti telat diomelin kamu" Lanjut ku sambil mengelus rambut Christy.

"Ga mauuu" Balasnya masih dengan memeluk guling.

"Aduh aduh bocah" Ucapku sambil menarik perlahan lengan Christy guna membangunkan dirinya.

"Bangun, aku udah siap ini dek" Ucap ku seraya duduk disampingnya dan memeluk dirinya.

"Ngantuk tau kak" Balasnya malah mengeratkan pelukan.

"Iya tapi sekolah, ga ada bolos ya, udah ah mandi mandi" Pungkas ku sambil mengelus rambutnya dan melepaskan pelukannya.

Aku langsung berjalan keluar kamar dan menuju ke ruang makan.

"Bundaa" Panggilku pada Bunda yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Kenapa sayang? Kenapaa anaknya bunda hm?" Balas bunda padaku dan aku langsung berjalan ke mendekati Bunda.

"Gapapa, aku berangkat sama Kak Ara ya, toy sama mami aja" Balasku sambil memeluk bunda.

"Iya udah gapapa sayang, mau sarapan atau dibuat bekal aja?" Balas bunda padaku seraya mengelus rambutku.

"Bekal aja bun" Balasku sambil mengusal dileher bunda.

"Oke kak, udah dulu nanti bunda ga selesai nih masaknya" Pungkas Bunda sambil tersenyum dan aku langsung melepaskan pelukan itu.

"Hehehe iyaa" Ucapku langsung berjalan menuju kursi meja makan, dan menarik kursi tersebut untuk ku duduki.

"Pagi tante" Ucap Jevara pada Bunda.

Aku, Kamu, dan Bandung (zeedel) (hiatus)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें