Menuju terang

11.7K 685 86
                                    

Yaudah Wes tak Update 😹
Author Takut, Kk² nya Gendis galak galak, neror Author terus buat up Xixixi.
Padahal pengen up abis lebaran 😹

---------
Ayah Pram balik lagi nih 💅💗
Jangan lupa vote dan komen 💗
Cerita ini ada Percakapan Bahasa Jawa nya, kalau ada yang salah tanda in ya ❤️
Selamat membaca kakak²

Sorry Typo 😂
-------




"Nenek kok Semua orang Nangis nek?, mamah kenapa tidur disitu? Kenapa Mamah diselimutin sampe kepala? Nekk" Zira mengoyangkan lengan Seruni yang enggan menjawab dan memilih untuk melamun melihat ke arah depan dengan tatapan kosong.

" Nenek kok enda jawab, Mamah kenapa nek?..Om...Mamah Aluna kenapa?" geram zira berpindah ke hadapan Abi, Abi tersenyum kecil dan memeluk zira.

"Mamah luna lagi bobok, Zira diem ya gak boleh Nangis oke?" Ucap Abi mengelus rambut Zira, anak perempuan pertama Pram itu tampak semakin bingung. Di sana ia melihat Seluruh orang menangisi Mamah yang katanya tengah tertidur, Halaman rumahnya bahkan dipasangi tenda dan bendera kuning membuat Zira semakin tidak paham.

" Sing Sabar Pram, insyallah IkI yang terbaik" Ujar salah satu tentangga yang baru datang melayat dan mengucapkan bela sungkawa pada Pram yang menangis segukan Memeluk tubuh Aluna yang semakin dingin. Pram tidak memperdulikan penampilan nya saat ini Yang pasti kini ia terus memeluk tubuh Aluna yang sebentar lagi Akan dikebumikan.

" Gendis badan nya angat Mas...dari tadi rewel terus endak mau di pegang" Ayu yang datang dengan mata sebam berbisik ditelinga Pram guna memberitahu bahwa gendis sedari tadi terus menangis di dalam kamar dan terus memanggil Pram.

" Bawa Kesini saja nak ayu, Mas mu iku endak bisa berdiri" Ujar salah satu tentangga yang tengah memijat kepala Pram yang berbaring tepat di samping jenazah, Ayu menghela nafas dan mengangguk Berjalan ke arah kamar utama tak berselang lama ia datang kembali mengendong Gendis yang menangis kencang.

"duh aku ora tega ndeleng"

" Nuwun sewu, muga-muga Gendis dadi bocah sing kuwat" tangisan para ibu - ibu yang datang melayat kembali pecah saat Ayu datang mengendong Gendis yang menangis Kencang, Pram menarik nafas nya dalam dalam Mengabil Gendis yang berada di gendong ayu dan memeluk nya sebentar tanpa berlama-lama ia menaruh Gendis tepat di samping Aluna dan ajaib tangisan yang tadinya membuat orang orang bersedih itu tak terdengar lagi, Pram tersenyum manis dan ikut berbaring di samping Gendis.

" Jasad nya dikebumikan Jam 10 Saja, Saya takut kalau kesiangan nanti nya hujan,tidak baik juga menunda pemakaman" Ujar Wira pada bapak bapak yang duduk di luar rumah mengunakan kursi plastik, Para orang terdekat ataupun Orang dari kota satu persatu datang berbelasungkawa atas kepergian Istri dari Pramano itu.

" Pak Pram bangun....Pak....." Ujar Seorang laki - laki menggoyang² lengan Pram yang tampak keringat dingin, bahkan bibir Beberapa kali bergetar menahan tangis.

" Siram Aja Mas, Kalau Suaminya saya gak Bagun, Wong aku yang melahirkan Kenapa dia yang pingsan" Geram Aluna yang tengah berbaring di atas bankar, Saat ini operasi Caesar berjalan 1 jam dan sebentar lagi Aluna akan bertemu dengan anak anak tuyul nya yang selama ini ia bawa kemana mana, wajar Aluna dapat berucap seperti itu ditengah 2 orang dokter tengah membela perut buncitnya itu karena ia hanya di infus setengah badan saja.
Seorang perawat laki laki Terkekeh Pelan membenarkan letak masker nya setelah itu kembali mengoyangkan tubuh Pram yang hampir setengah jam tidak bereaksi itu.

Lihat saja setelah sadar nanti Aluna akan mengomeli suami nya itu, bisa bisa saat ia baru di infus Pram malah tergeletak tiba-tiba membuat malu saja!. ( Omel Aluna dalam hati)

Terjerat Cinta Mas Duda 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang