Nara

86 2 0
                                    

Nara berlari membelah hujan yang terus mengguyur nya sejak ia keluar dari bus. Karena dirasa hujannya akan semakin deras, Nara memilih untuk menepi dan berteduh di sebuah convience store yang ia temui.

Ada banyak tempat berteduh yang ada disepanjang jalan itu, tapi bukan tanpa alasan ia memilih berhenti di tempat dengan berbagai macam makanan didalamnya. Apalagi kalau bukan karena ia sudah kelaparan sekarang?

Nara tampak memilih sebuah mie cup berukuran besar dan beberapa pendamping sebelum ia pergi untuk menyeduh nya.

"Hhh... aku yakin hujan ini akan semakin deras." Gumam Nara sembari menatap kearah luar.

"Dan aku juga yakin kalau keluarga ku sedang menunggu ku dirumah... ah tidak, maksud ku menunggu uang gaji ku."

Untuk yang kesekian kalinya Nara menghela nafas panjang. Ia menatap makan malam nya sejenak sebelum akhirnya ia mengikat rambut panjang nya asal dan mulai menyantap makanannya.

Satu lagi hari yang melelahkan sudah Nara lewati. Entah akan ada berapa banyak lagi hari seperti ini yang harus ia lalui esok. Ia tidak pernah tau dan tidak mau tau.

Ia hanya berdoa agar cepat memiliki pasangan baik dan tampan yang bisa membawanya pergi dari keadaan menyakitkan ini.

.

"Ruangan yang tuan Haechan minta sudah siap."

"Bagus. Akan ku panggil anak ku dulu. Kalian semua cepat siapkan yang lain."

"Baik tuan Seo."

"Cepat bawa maid maid itu ke ruangan, sebelum tuan Haechan tiba!"

"Baik."

"Hey Jaemin, sedang sibuk hm?"

"Seperti yang kau lihat."

"Apa tuan mu sedang dalam mood yang buruk sampai ia ingin menghabisi semuanya?"

Jaemin, kepala maid di kediaman Seo, itu menoleh kearah temanya yang merupakan ketua guard/panglima, Jeno.

"Sudah diam dan jangan banyak berbicara. Dia juga tuan mu omong omong."

"JAEMIN...!!"

"Saya datang tuan Haechan."

"Nah, aku sudah dipanggil. Aku pergi."

"Ehm, good luck!"

"Saya mohon jangan tuan... saya punya satu anak yang sedang menunggu saya dirumah. Hanya saya satu satunya harapan nya."

"Seharusnya itu sudah kau pikirkan sebelum kau bekerja disini."

Suara jeritan demi jeritan terus terdengar di ruangan terlarang milik satu satunya putra Seo Jhony. Bahkan gebrakan di pintu dan seruan meminta tolong dari para manusia itu tak terelakkan.

"Dia sangat hebat, ya kan Lee." Jhony duduk tenang sembari mengamati pintu kayu ruangan anaknya yang terus di gebrak tanda ada orang yang ingin keluar dari sana dan meminta untuk diselamatkan.

"Benar tuan. Tuan Haechan semakin mahir setiap harinya." Sahut Jeno yang senantiasa menemani Jhony disisinya.

"Ouh Jeno. Besok kau dan Jaemin harus mulai mencari maid baru. Cari wanita yang berkualitas, aku tidak mau anak ku mendapatkan nutrisi dari sesuatu yang buruk. Mengerti?"

"Mengerti tuan."

...

"Nara!"

"Nara!"

"Eomma, ada apa?" Nara berlari dari dapur menghampiri eommanya.

"Cepat kemasi barang mu!"

"U-untuk apa?"

Axiomatic [Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang