[Chapter 9]

225 18 2
                                    


Disebuah asrama terdapat seorang gadis yang sedang tertidur bersama dengan 3 naga didekatnya.

Dia tertidur sangat pulas sampai salah satu alisnya berkedut entah kenapa.

Didalam mimpi Rimuru.

Rimuru POV.

Ini... dimana ini?

Kurasa seharusnya aku sedang tidur di asrama bukan? Lalu Kenapa aku bisa ada disini?

"*Hiks..."

Dan siapa dia? Kenapa dia menangis disini?

"Hei gadis kecil kenapa kamu menangis? Apa sesuatu yang buruk telah terjadi padamu?" Tanpa ragu aku bertanya padanya apa yang terjadi.

Jika dilihat-lihat dia memiliki rambut berwarna putih perak yang mengingatkanku pada seseorang tapi dia kemudian menengok kearah ku dan menatapku dengan mata heterochromia merah dan emas miliknya.

Yah kamu tahu entah kenapa tapi saat aku melihat mata miliknya aku merasakan firasat aneh entah apa itu tapi aku merasakan sesuatu akan terjadi nanti.

"Sudahlah gadis kecil kamu tidak perlu menangis oke? Akan lebih baik jika kamu tersenyum." Kataku sambil menyeka air matanya dengan tangan kananku.

"Um." Gadis kecil itu mengangguk dan tersenyum.

"Bagus sekarang bagaimana jika kamu menunjukkan kota ini padaku? Aku masih baru disini." Aku mengelus kepalanya dan memintanya untuk menunjukkan kota padaku.

Yah aku tahu ini sepertinya adalah ibukota Tempest yaitu 'Rimuru' tapi sepertinya banyak hal yang berbeda disini.

"Baik." Dia membalas dengan imut.

Setelah itu kami kemudian berjalan berkeliling kota dan terkadang kami mengunjungi kios makanan terdekat untuk membeli makanannya dan karena sudah waktunya makan siang saat ini kami berada di sebuah restoran dan sedang memakan kare.

"Ufufufu lihatlah dirimu sungguh berantakan sekali." Kataku yang kemudian mengambil sapu tangan dan membersihkan sisa makanan yang belepotan di pipinya.

"Terima kasih!"

"Ya tidak apa."

Kami melanjutkan memakan makanan kami dan setelah selesai aku membayar apa yang kami pesan dan pergi begitu saja.

Setelah makan siang kami pergi ke taman dan duduk di salah satu kursi yang ada disana.

Sungguh entah kenapa tapi ketika aku berada di sampingnya aku selalu merasa tenang dan senang juga saat aku melihatnya tersenyum itu menghangatkan hatiku.

Mungkin seperti inilah rasanya memiliki seorang putri huh?

"Ne One-chan apa kamu dengar?" Tanpa kusadari sendiri aku melamun dan tersadarkan oleh panggilannya.

"Y-ya ada apa?"

"Tidak aku hanya ingin memberitahu jika ini sudah saatnya aku pergi karena mama sudah menjemput ku." Setelah dia mengatakan itu aku merasa sedikit sedih tapi apa boleh buat lagipula dia memang harus pergi.

"Hahaha baiklah kalau begitu sampai jumpa nanti." Kataku sambil mengelus kepalanya.

Dia sepertinya suka ketika kepalanya dielus jadi terkadang aku melakukannya.

"Um sampai jumpa." Dia kemudian turun dari kursi dan berlari kearah seseorang yang sepertinya ibunya dan anehnya aku tidak bisa melihat seperti apa wajah ibunya itu.

"Ara ------chan kamu tidak merepotkan kakak yang disana bukan?" Meski dari kejauhan tapi aku masih bisa mendengar apa yang mereka katakan tapi kenapa aku tidak bisa mendengar nama gadis kecil itu? Itu sangat aneh.

Rimuru Dan Dunia LainWhere stories live. Discover now