[Epilog]

407 19 2
                                    

Setelah menjelajahi Dugeon dan melaporkan kejadian tadi para murid disuruh pulang dan akademi diliburkan untuk beberapa hari.

Karena akademi diliburkan Rimuru merasa jika hari esok dia akan menjadi sibuk jadi dia memutuskan untuk langsung pulang dan tidur karena sebelumnya tidurnya terganggu.

Sementara Rimuru tertidur Ariel, Ignis dan Serra berkumpul dan berdiskusi tentang yang harus dilakukan kedepannya.

"Hey ini hanya pendapatku tapi bagaimana jika kita bunuh saja si raja iblis itu? Bukankah dengan begitu One-chan tidak akan diganggu lagi kan?" -Serra

"Aku setuju denganmu tapi kupikir kita harus membicarakannya dengan yang lain terlebih dahulu." Ignis setuju dengan Serra tapi sebelum melakukannya mereka harus memiliki kesetujuan dari yang lainnya.

"Oh tentang itu aku juga berpikir begitu jadi aku sudah menanyakannya pada yang lainnya." Tanpa diduga Ariel sudah melakukannya tanpa mereka sadari.

"Lalu apa yang mereka katakan?" -Ignis

"Mereka setuju dan mengatakan 'jika dia mengganggu ketenangan One-chan maka akan lebih baik jika kita bunuh dia sebelum One-chan melakukannya'." -Ariel

"Bagus! Kalau begitu ayo kita lakukan ini!" -Serra

Dengan senyum jahat mereka kemudian pergi ke sebuah tempat untuk membunuh seseorang yang mungkin akan membuat masalah jika dibiarkan.

Sementara itu disaat yang sama dan tempat yang berbeda terdapat 3 orang yang sedang mendiskusikan sesuatu.

"Hey Medusa apa benar kalau Beryard sudah mati?" Tanya seorang Undead pada perempuan yang berada didepannya.

"Sayangnya itu benar Beryard sudah mati ditangan orang yang sama dengan yang membunuh Twillight." Kata orang yang dipanggil Medusa itu.

"Cih kupikir hanya Durandall dan Twillight saja yang mati tapi ternyata dia juga ikut mati." Dengan marah seseorang pria berbadan besar berkulit gelap dan satu tanduk mengatakan itu sambil menggebrak meja.

(Durandall mati sebelum Rimuru datang ke dunia ini)

"Tenanglah Asha jangan termakan emosimu jika kamu tidak ingin menjadi seperti mereka." Medusa mencoba menenangkan Asha yang marah.

"Ya ya aku tahu." Kata Asha yang kemudian menahan amarahnya.

"Bagus kalau begitu Mathias bisakah kamu kumpulan pasukan untuk menyerang kerajaan itu?" Minta Medusa pada Undead didepannya.

"Jika hanya pasukan maka aku bisa tapi bukankah Twillight yang membawa pasukannya juga gagal? Jadi apa gunanya aku menyerang dengan pasukan?" Mathias menanyakan alasannya karena Twillight yang memiliki tugas yang sama sebelumnya juga gagal.

"Kamu cuma harus mengulur waktu karena ketika kamu menyerang aku akan pergi untuk mengambil pedang terkutuk itu." -Medusa

"Baiklah tapi kamu harus cepat untuk mengambil pedang itu." -Mathias

"Baik." Merekapun melanjutkan diskusi sampai suatu ketika ada suara langkah kaki terdengar dari lorong.

Suara langkah kaki itu bisa dibilang santai dan tidak tergesa-gesa setelah sampai didepan pintu tiba-tiba.

*Brak

"""SAMLEKOM!!""" Ariel tiba-tiba mendobrak pintu dan masuk.

"!!!" Karena terkejut oleh kedatangan Ariel mereka langsung bersiap untuk menyerangnya seperti Medusa dan Mathias dengan sihirnya serta Asha dengan pedang besarnya bersiap menyerang Rimuru.

"Hey kenapa ini? Bukannya menjawab salamku kalian malah bersiap untuk menyerangku." Kata Ariel yang masih berdiri didekat pintu.

"Siapa kamu? Kenapa kamu berada disini?" Tanya Asha sambil menunjuk Ariel dengan menggunakan pedangnya.

Rimuru Dan Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang