05. ortu

1.6K 245 118
                                    

"Bangun rumah tangga sama gue, mau?"

"HAAAAHHHHHH?!"

Kagetnya seorang gadis di sana, padahal Ia sedang asik memainkan komputernya dengan santai sambil curhat dengan seorang lelaki itu. Tapi ketika mendengar kata katanya, [Name] reflek ternganga seketika.

"WHAT?? LO GILA, YA?? bentar—gue gamau ge'er lagi. Maksud lo bangun rumah yang ada tangga, nya? oh, gue tau ini. Lo tukang kuli? jadinya minta bantuan begitu??"

"[Name].. gue kali ini serius."

"Dengan kata lain?"

"Kita nikah."

"..."

Duh.

Mulailah di saat saat yang canggung bagi [Name] ini, gue barusan dilamar? ditembak? di ajak nikah? haha.. anjir. Batinnya bertanya-tanya tak percaya.

Walau [Name] memang ada rasa menerimanya, tapi sebenarnya Ia masih labil memikirkan yang lain. Apalagi dirinya itu sangat dilarang ketat dekat dengan lelaki, jadinya butuh mikir mikir dulu karena Orang tuanya itu.

Nit nit. Nit nit.

Jam alarm-nya berbunyi ketika [Name] bengong, seketika gadis itu berhenti dalam lamunannya. Lalu melihat ke arah jam, melihat itu, manik matanya melotot sedikit.

"Ah—udah jam! m-maaf Ice, gue ada kelas nanti. Lanjut besok, ya? dadaah!"

"Oh.. oke?"

Tertutuplah semua topik hari itu, Ice yang perlu menahan malu karena mengajukan saran yang agak tidak wajar. Tentu saja, di luar akal.

Sembari menyiap-nyiapkan barang yang akan Ia bawa ke kampusnya, [Name] sudah berada di posisi mengunci pintu, tetapi sebelum itu, Ia menatap seluruh kamarnya sendiri di dekat pintunya tersebut.

Tak banyak barang barang yang [Name] koleksi, hingga menjadi rapih. Mengingat kalau dirinya sudah terperangkap dalam kamarnya itu, dan tak pernah di izinkan main kemana pun kecuali untuk pendidikannya.

"...Ada benarnya, saran Ice."

Gadis itupun mengunci pintunya dan berangkat.

═ᐯIᖇTᑌᗩᒪ————————

Sekiranya—jam sore kali ini, [Name] sudah tiba di rumahnya sendiri. Ia turun dari mobilnya, lalu mengarah ke pintu depan untuk memasuki rumahnya.

Ketika tiba di ruangan, tepatnya di ruangan keluarga sebelum menuju kamarnya. Ternyata dirinya sudah disambut oleh sang ibundanya, yang sepertinya berniat berbicara dengannya.

"Ah, [Name] rupaya. Sudah pulang, ya? Gimana kelas hari ini?"

"Mhm, baik kok, Mama."

"Bagus, deh, ahaha. Oh, iya. Mama mau ngasih tau sesuatu dulu sebentar."

"Hm? kenapa, Ma?"

Karena dibuat gugup, [Name] sambil mendengarkan dengan penasaran apa yang akan dikatakannya.

Sedangkan sang Wanita tua di hadapannya tersenyum tipis sambil melihat ke arah anak gadisnya sendiri, nada bicaranya juga dibuat lembut olehnya.

"Soal IPAD dan laptop kamu.. Mama ambil dulu, ya. Sekarang, penting bagi [Name] buat fokus belajar dulu, oke? Dan.. komputermu juga, sedang dipinjam oleh Tante kamu. Jadinya, Mama pinjamkan dulu, deh. Maaf, ya.. family l*nk-nya masih aktif di hp kamu, kan?"

"... Eh?"

"Hm? kenapa, [Name]?"

"Ungh.. tapi, file kuliahku gimana..?"

virtual. ✓Where stories live. Discover now