13. special

1.9K 195 37
                                    

Hari itu—sebuah keluarga kecil dalam rumah mereka sedang berpesta, walau di luar malam gemerlap diterangi cahaya bulan dan lampu jalanan. Tetapi berbeda dengan suasana latar tempat mereka berada, yaitu rumah.

Dalam rumah mereka terlihat sedang menyiapkan sesuatu, di ruangan keluarga itu sambil disajikan di meja.

"Tu.. waa, ga!"

"HAPPY BIRTHDAY, CYLAA!"

Tangannya ia buka, membiarkan anaknya melihat ke arah suprise tersebut.

Terlihat sebuah kue yang nampak medium tanpa lilin, di hias khusus bertuliskan tempelan nama lengkapnya, 'Icyla' di kue tersebut. Serta beberapa hiasan di pinggir kue tersebut, yang sesuai dengan tastenya.

Kedua orang tuanya yang berada disampingnya turut ikut berbahagia sambil tersenyum sendu kepadanya, apalagi Ibunya yang sedari tadi memegang pundaknya dengan kasih sayang.

"Waaaa.."

"Hehe, suka, kan? tuh, lihat, tuh! ada kadonya jugaa! ayo bukaa!"

"[Na—eh, Mah, biar Cyla yang buka, jangan kamu."

"Oh, iya! yaudah, nih!"

Tangannya langsung meraih tumpukan salah satu kado balok kecil yang dihiasi pita cantik dan lucu lalu menggenggamnya, diberikan kepada sang Anak.

"Apa ini mama?"

"Ini namanya kado, ka—do Ulang Tahun. Artinya, Cyla sudah tambah umur ke tujuh tahun. Mama sama Papah kasih hadiah, deh."

"Buat Cyla? yeyy!"

"Iya, ahaha!"

Syukurlah, Pikir Suami di sampingnya itu dengan senyum.

Tak disangka, tiba tiba saja Cyla telah lahir ke dunia. Walau kadang masih sukit dipercaya, tetapi melihat pemandangan itu. Hangat, rasanya.

Lelaki itu terus menatap mereka berdua, berusaha untuk kalem dan santai saja. Bukannya apa, Ice hanya tetap malas berbicara. Lagipula, menatap mereka juga sudah sebuah anugerah.

Melihat reaksi anaknya yang diberikan hadiah dan sebagainya, ia berlarian mundar mandir tanpa henti. Raut wajahnya memaparkan kegembiraan tersendiri, senang dengan Papa Mamanya.

"Papaa! Cyla dapet kado!"

"Oh—ah, iya. Ini kado dari Papa."

Karena Ice sendiri, sejujurnya masih kaku dengan anak kecil. Termasuk Cyla, putrinya saat ini setelah menikahi wanitanya; [Name]. Dan Putrinya yang sedang berulang tahun, Jadinya ia kadang gugup sendiri.

"Ini apa Papaa? gede."

"Oh, sini Papa bukain."

Lupa kalau anak kecil tak langsung mengerti apa apa, jadinya Ice saja yang membukanya. Padahal tadi nyuruh Istrinya jangan buka buka, waduh.

Melihat itu, [Name] menghampiri mereka berdua yang sedang mengreview kado kadonya. Ikut nimbrung dengan bahagia, tentunya.

"Waa, besal sekali, Papa."

"Iya, kah? duh, padahal harusnya nggak terlalu besar, sih."

Wayolo, niat ingin membelikan yang medium sedikit agar anaknya bisa membawa kemana-mana malah kegedean untuk dipeluk.

"Ini namanya apa, Pa?"

"Ini boneka hewan, namanya beruang."

"Be..luang?"

"Beruang, gitu. Be, e, er, u,"

"Belu."

"Beruang."

"Beluang."

"... Oh, iya. Kamu masih elek."

Hampir saja Ice kesal, oke, kali ini Ice maafkan karena itu anaknya dan lupa kalau anaknya masih dibawah umur dan cadel. Beda sekali dengan anaknya Blaze yang langsung pinter ngomong, bawel.

Tapi Cyla ini sepertinya juga bawel, mirip Mamanya. Di sisi lain, juga kalem vibenya seperti Papanya. Bawelnya Cyla ketika sudah bertanya-tanya saja.

"Papa apaan, sih! kan Cyla baru belajar juga, malah dipaksa gitu! ish, sangat tidak berperike-papa-an."

"Muncul darimana panggilan itu?"

"Dari kamu, lah."

Mengetahui itu, [Name] langsung mengangkat Cyla ke pangkuannya. Kini mereka bertiga duduk di lantai di bawah tiker tebal hangat bersama, dikelilingi dengan ruangan yang dihias ramai sekali.

Karena Cyla sedang kalem di pangkuan [Name] sambil memainkan barang istimewanya itu, Ice jadi mengambil kesempatan dengan Istrinya.

Lelaki itu menghampiri perempuan yang sedang memangkukan anaknya, tangannya ia letakkan di sebelah pundak milik [Name] alih alih supaya Istrinya itu bisa bersender di pundak miliknya.

Melihat perilaku Suaminya—[Name] jadi merona sendiri, kepalanya ia senderkan ke badan yang Ice sediakan dengan hangat walau Ice hanya memakai kaos putih biasa yang di sedikit warna kebiruan. Dirinya sambil berfokus sambil mengajari anaknya, dan Ice sendiri—fokus dengan Istrinya sambil diam dengan senyuman tipisnya.

"Grateful to meet you, [Name]."

Bisiknya, dengan pelan. Gadis itu saking fokusnya dengan sang anak, jadi tidak mendengarkan. Lalu Ice berniat melanjutkan kalimatnya lagi. Kali ini, ia ucapkan dari hati ke hati tentang rasa bersyukurnya.

"Thank u, virtual."

ᐯIᖇTᑌᗩᒪ———————

ciaah, langsung time-skip ke anaknya. namanya icyla, aku ambil dari Icy gituu ahaksb dan chap spesial ini emg biasanya pendek iyh, mmfkan ak /heh

dan nggak lupa, BIG THANKS BANGETT BUAT KALIAN YANG UDAH BACAA♥️♥️👊🏻 apalagi sampe sini awweeau terharu krna udh end aja🥹

aku istirahat dlu, ngga lama nanti aku publish duri! smga ada yg mampir, siih, terus ke blez dan kelarr

okee, byee, mate! 🤞

virtual. ✓Where stories live. Discover now