26. Curiga

34 8 0
                                    

Udah bab ke 26 aja nih, walaupun sampai bab ini belum ada yang baca tapi aku tetep lanjutin sampe ending, yang udah kasih vote dicerita ini makasih banyak. Aku tetep bersyukur dan aku hargai, semoga kalian suka dengan cerita ini.
***

Yang terlihat didepan itu bukan berarti baik

-Varel Dirgantara

***
Happy reading

Varel menemui Kirana ditempat yang dikirimkan oleh gadis itu. Dia sedikit telat karena Reyhan mengajak ribut terlebih dahulu. Luka pertengkaran tadi pun belum sedikit pun di obati oleh Varel. Sebab, dia sudah sangat telat untuk menemui Kirana. Jika di obati terlebih dahulu pasti dia sudah sangat telat.

Sesampainya ditempat itu Varel membuka helm lalu berlari menuju lokasi Kirana. Ditengah taman Varel melihat Kirana yang sedang duduk. Kirana memakai baju dress putih dan rambutnya pun di biarkan di gerai. Varel pun menghampiri gadis itu lalu setelah sampai di depan Varel mendudukkan dirinya disamping gadis itu sedikit jauh, "sorry gue telat, tadi ada urusan dulu," kata Varel datar.

Kirana membulatkan matanya ia melihat luka-luka di seluruh wajah Varel, "kamu kenapa? Kenapa pada luka?" tanya Kirana. Kirana memegang dagu Varel, namun secepatnya Varel mengelak untuk dia pegang. Kirana mengambil sesuatu didalam tasnya. Ia mengambil kotak P3K untuk mengobati agar tidak infeksi.

"Kalau sakit bilang ya," kata Kirana. Kirana mulai mengobati luka lebam Varel. Varel sama sekali tidak meringis kesakitan. Varel terus memperhatikan Kirana, tanpa ekspresi apapun dia hanya menunjukkan wajah datar. Kirana mengambil kapas dan handsaplast coklat untuk menutupi luka di pipi Varel yang berdarah, "sakit nggak?" tanya Kirana.

Disisi lain Aurora sedang berjalan-jalan menyusuri taman. Sesekali ia menghela napas lega sembari menikmati suasana taman. Fokus Aurora mendadak salah fokus setelah melihat seseorang yang sedang duduk. Aurora menyipitkan matanya untuk melihat seseorang itu. Itu Varel. Sejak kapan dia punya teman cewek?.

"Varel," gumam Aurora. "sama siapa dia? Apa pacarnya? Tapi kan kata Veronica dia sama sekali jarang deket sama cewek," tanya Aurora berbicara dengan dirinya sendiri.

Ternyata lo udah punya cewek batin Aurora.

***

Veronica mengambil ponsel miliknya. Dia berusaha untuk menghubungi Varel namun tak kunjung diangkat bahkan ponsel Varel tidak aktif. Veronica terus menelpon Varel beberapa kali meskipun tak ada jawaban apapun dari Varel. Veronica frustasi lalu melempar ponselnya ke sembarang arah, "Lo kemana lagi? Gue telepon nggak diangkat bahkan lo nggak aktif," gerutu Veronica.

Telepon Veronica pun berbunyi, Veronica dengan cepat mengambil ponsel lalu menerima teleponnya "halo, Ra, ada apa?"

"Lo lagi nyari Varel?"

"Lo kok tahu? Lo tahu Varel dimana?"

"Gue tahu, dia ada ditaman melati, sama cewek"

"Cewek? Tumben banget dia pergi sama cewek selain gue"

"Lo nggak tahu cewek itu siapa?"

"Nggak, Ra. makasih infonya gue kesana sekarang," Veronica pun mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. lalu dia bergegas pergi ketaman yang Aurora katakan.

Varel [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang