Part 1

4.7K 195 22
                                    















Happy Reading. 😉












Author pov

Di sebuah perumahan elit nan mewah, hidup lima gadis cantik pekerja keras. Mereka hanya hidup berlima di karenakan kedua orang tua mereka telah tiada. Kedua orang tua mereka meninggal saat sang adik bungsu masih kecil, mereka meninggal karena sabotase kecelakaan pesawat.

Dengan usia yang muda kala itu si sulung harus bekerja keras untuk menghidupi ke empat adiknya. Walau si sulung kala itu masih menempuh awal berkuliah, sekarang si sulung telah menjadi CEO terkenal seasia. Tumbuh menjadi sosok yang tegas dingin dan datar, tidak segan-segan menyingkirkan orang yang berani mengganggu keluarganya.

Tahun telah berganti kini si bungsu telah manginjak ke jengjang pendidikan sekolah menengah akhir, sang kakak-kakaknya sudah berkerja. Walau begitu sang kakak tidak pernah sedikit pun mengurangi rasa sayangnya kepada si bungsu. Kini ke empat gadis dewasa itu telah berada di ruang makan, mereka akan melakukan rutinitas pagi mereka yaitu bekerja.

"pagi semua." Ujar si sulung.

"pagi ci." Ujar ke tiga gadis itu kompak.

"ci si dedek kemana kok belum turun." Ujar si blonde.

"iya ci hari ini waktunya masuk sekolah loh ci, masa baru masuk udah telat meski sekolah milik kita." Ujar gadis gingsul.

"jangan bilang dia nonton drakor lagi, lama-lama gue banting tuh hp." Ujar gadis yang mirip bergigi gingsul.

"emang si adek belum bangun jam segini." Ujar si sulung berbicara.

"belum ci mau di bangunin kah." Ujar bergigi gingsul.

"gak usah biar cici aja, kalian lanjut buat sarapannya sekalian buat bekal si dedek. Kalau gak di bawain bekal pasti jajan sembarangan." Ujar si sulung menggerutu.

"siap ci." Ujar tiga gadis itu kompak.

Ya mereka adalah kakak-kakak si bungsu, siapa lagi kalau hukan Shani Indira Natio Anindhita Rahma Natio Feni Fitriyanti Natio Shania Gracia Natio dan yang terakhir si bungsu Fransisca Saraswati Natio. Dia sisca si bungsu dari keluarga natio yang terkenal kaya raya.

Hari ini sisca masuk ke sekolah menengah akhir atau di sebut SMA, gadis bergigi gingsul yang di manja oleh ke empat kakaknya. Mereka berempat selalu memanjakan adiknya, karena hanya sang adik yang belum mendapatkan kasih sayang cukup dari orang tuanya.

Maka dari itu lah ke empat kakaknya itu sepakat untuk memanjakan si bungsu. Bahkan bukan hanya memanjakannya saja, tapi mereka juga posesif kepada si bungsu. Luka sedikit saja di badan si bungsu, mereka langsung dengan kompak membawa si bungsu ke rumah sakit.

Kini si sulung shani telah berada di kamar si bungsu sisca, kamar sisca tidak di kunci karena itu larangan dari ke empak kakaknya. Shani melihat sisca yang tengah pulas tertidur itu hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana tidak sisca tidur berantakan dengan mulut tersumpal dot, belum lagi laptop yang menyala berada di kasur.

Sudah di pastikan sisca bergadang nonton drama thailand ke sukaannya, meski di larang bocah itu akan selalu keras kepala jika menyangkut film ke sukaannya. Shani pun membereskan semua yang telah berantakan itu, serta menyiapkan alat yang akan di bawa sisca sekolah nanti. Setelah beres shani mencabut dot yang berada di dalam mulut sisca, sudah di pastikan itu akan membuat sisca terbangun.

"eeeunngghh." Lenguh sisca dalam tidurnya.

"bangun bayiiiii, kamu hari ini harus sekolah jangan sampai terlambat  hum." Ujar shani lembut.

"eunggghh ciciiiii aku ngantuk gak usah sekolah yah." Rengek sisca masih terpejam.

"eeeeeh gak boleh bolos hari ini kamu mos loh, siapa suruh nonton drama sampai malem." Ujar shani mengomel.

"hehehe piss ciciii jangan ceramah pagi ini, iya-iya sekarang sisca bangun buat sekolah. " Ujar sisca langsung bangun.

"ya udah sana mandi, kakak-kakak mu udah pada nunggu di bawah. Cici udah siapin semuanya yang mau di bawa, seragamnya itu udah cici taruh. Kamu mandi cici tunggu di bawah ya, ini barangnya cici bawa biar gak ke susahan." Ujar shani menjelaskan.

"hehe siap cici makasih banyak muach morning kiss." Ujar sisca mencium pipi shani dan berlalu pergi.

"ck ada-ada aja kelakuan bocil satu ini, mending turun ke bawah sarapan sama yang lain." Ujar shani menggelengkan kepalanya.

"Cici tunggu di bawah ya sayang, jangan lupa yang rapih pakai seragamnya." Ujar shani teriak.

"iyaaaa ciciiii." Teriak sisca di dalam kamar mandi.

Ya sisca itu masih terbilang seperti anak kecil, walau sekarang sudah kelas 1 SMA dia masih saja minum susu di dot. Bukan karena ingin, tapi ke biasaan dari dia kecil hingga sekarang masih enggan lepas dari dot.

Bahkan sempat para cicinya mencoba untuk sisca terbiasa minum susu di gelas, bukannya berhasil malah sisca demam karena tidak minum susu. Dari situ semuanya kakaknya tidak pernah melarang sisca minum susu di dot, walau terkadang di ledekin oleh para kakaknya.

Bukan hanya itu saja sempat sesekali mereka lupa saat pergi keluar kota, mereka tidak membawa dot yang biasa sisca gunakan. Berakhir sisca merengek seperti anak kecil saat akan tidur, berujung sisca menyusu ke dada para kakaknya. Para kakaknya yang awalnya kaget, sekarang sudah terbiasa akan hal itu.

Terkadang saat tidur bareng pun, saat sisca ingin menyusu tapi tidak ada yang membuatkannya susu. Maka dia akan membuka salah satu kancing baju kakaknya dan menyusu di kakaknya. Bukan sisca tidak mau membuat sendiri, tapi jika di biarkan maka dapur akan menjadi kapal pecah.

Harap maklum sisca jarang melakukan aktifitas di dapur karena di larang oleh kakaknya. Makanya sisca tidak di izinkan jika iya sudah di pastikan dapur berantakan, sisca juga orang yang teledor. Sedikit-sedikit dia pasti akan lupa membawa atau menaruh barang miliknya.

Kini sisca telah siap dengan seragamnya yang sudah di siapkan oleh shani. Namun satu sisca belum memakai dasinya, karena dia tidak bisa memakai dasi yang berkahir dengan muka kusut.

"kenapa cil pagi-pagi udah kusut aja itu muka." Ujar gracia.

"ini udah teh mpen buatin susu sama sereal di makan." Ujar feni.

"pagi cici kakak teh mpen." Ujar sisca mencium pipi kakaknya satu persatu.

"pagi bocil kesayangan." Ujar mereka kompak.

"sini kak anin benerin dasinya, pagi-pagi gak boleh bete." Ujar anin yang peka.

"makacih kakak aniiiin yang cantik." Ujar sisca seperti anak kecil.

"sini cici suapin biar cepet, nanti keburu siang kalau mau makan sendiri." Ujar shani menyuapi sisca.

Sedangkan feni dan gracia hanya terkekeh kecil oleh tingkah sisca. Mereka tak heran dengan kelakuan sisca yang marah karena tidak bisa memakai dasi. Setelah selesai memakaikan sisca dasi, kini anin pun menyantap sarapannya kembali. Shani pun masih menyuapi sisca dan dia pun juga makan miliknya juga.







































Bersambung..


Vote or Coment.. 🗿






















Lu liat aje cerita gw ilang lg gw pundung titik gak mau nulis.. 🗿

Possesive SisterWhere stories live. Discover now