Part 8.

1.2K 110 20
                                    










Happy Reading. 😉
















Ayo manis jadi sugar baby.. 😉








Author pov.

Chika panik karena keceplosan soal sisca, tapi segera mungkin dirinya mengontrol itu. Setelah di rasa tenang dia pun mengontrol perasaannya.

"kan kamu tau aku osis, jadi udah sewajarnya kan kalau ada yang ganggu kamu bilang ke aku." Ujar chika tenang.

"iya juga sih, kak chika kan osis disini sisca lupa maaf ya kak chika. Nanti kalau misalkan ada yang ganggu sisca bilang deh sama kak chika." Jawab sisca sembari tersenyum manis.

Sisca tersenyum menunjukkan gigi ginsulnya itu kepada chika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sisca tersenyum menunjukkan gigi ginsulnya itu kepada chika. Sontak chika yang melihat sisca tersenyum manis itu menjadi berdebar. Chika benar-benar tidak bisa menahan gejolak asmara yang ada dalam dirinya.

"ya tuhan ini bocil udah gemes cantik manis eh ada gingsulnya pula, gak gak gak ini gak boleh sampai jadi milik orang lain. Sisca hanya akan boleh di miliki gue yessica tamara." Batin chika kagum.

"kak chika kenapa bengong sih." Ujar sisca menepuk lengan chika.

"eh hah kenapa." Ujar chika gelagapan.

"ih tuh kan kak chika gak dengerin sisca ngomong, dari tadi kak chika bengong ya gak dengerin sisca ngomong apa." Ujar sisca kesal.

"enggak gitu, dengerin kok kamu ngomong apa." Ujar chika.

"kalau dengerin emang tadi sisca ngomongin hal apa coba." Ujar sisca menatap chika.

"ta-tadi kamu bahas soal gak kenapa-kenapa kan laporan sama aku, kan aku ketua osis jadi wajar kalau kamu mau laporan." Ujar chika ragu.

"iya bener banget, sisca kira kak chika gak dengerin sisca ngomong tadi. Soalnya sisca liat kak chika ngelamun orangnya." Ujar sisca.

"bukan ngelamun sih tapi kagum sama kecantikan kamu eh." Ujar chika keceplosan lagi.

"iya sih sisca emang cantik, tapi kak chika lebih sempurna dari sisca. Apa lagi kak chika senyum gummy smilenya manis banget hehe." Ujar sisca jujur dengan kekeha terakhirnya.

Blusshhh

Sisca yang memuji chika secara jujur seperti itu pun membuat pipi chika memerah seperti kepiting rebus. Secara spontan chika menjadi salah tingkah di buat sisca. Jantung chika seperti maraton satu kilo karena berdetak lebih cepat.

"ah kamu ini bisa aja gombalnya, oh iya ini gak lama lagi kita istirahat. Kamu mau makan di kantin atau gimana." Ujar chika mengalihkan perhatian.

"eum kayaknya sih mau sama tante aja deh kak, soalnya ini pasti nanti kantin bakal rame anak-anak baru. Belum lagi nanti pasti ada kakak kelas juga yang bakalan makan di kantin, jadi ke ruangan tante aja deh kayaknya." Ujar sisca.

"disini juga kan ada tempat khusus buat makan biar gak terlalu rame." Ujar chika menjelaskan.

"emang ada ya kayak private room gitu." Ujar sisca bingung.

"ada kok itu kayak khusus anggota osis sih, jadi ada dimana itu ruang makan kumpulnya anak osis biar gak rame. Biasanya kalau rapat sambil makan jadi di buatin khusus gitu." Ujar chika menerangkan.

"kan aku murid baru kak chika, gak mungkin lah aku ikutan disitu lagi pula aku bukan anggota osis kak chikaaaaa." Ujar sisca manja membuat chika meleleh.

"ya ya tapikan kamu pemilik sekolah ini, jadi bebas lah sesuka kamu mau ngapain di sekolah." Ujar chika gelagapan.

"iya sih emang sekolah ini milik keluarga natio, tapi aku gak mungkin bahkan gak mau gunain itu sebagai alasan buat seenaknya. Sekolah ya harus seperti murid biasanya dong biar adil kak chika." Ujar sisca menjelaskan secara dewasa.

Chika di buat kagum dengan pernyataan sisca barusan, meski sekolah milik keluarganya. Dia tidak ingin menggunakan jabatan itu sebagai alasan dia untuk sekolah semaunya. Dia malah memilih agar tidak ada yang tau jika dia anak pemilik sekolah.

Bahkan sisca sendiri ingin dirinya seperti murid biasa dan sewajarnya. Dia hanya ingin mempunyai teman yang tulus dengannya bukan karena dia punya harta. Tapi tetap saja percuma karena sekolahnya di pimpin oleh sang tante, tetap saja sisca di buat special di sekolah.

"aku salut sih sama kamu, mau hidup biasa aja sekolah seperti murid lainnya. Padahal kan kamu penerus pemilik sekolah ini,eh milih jadi murid yang biasa aja." Ujar chika.

"aku cuman gak mau orang-orang memandang ku sebelah mata kak. Karena aku orang berada jadi mikirnya nanti aku cuman mau bergaul juga dengan orang yang berada. Aku mau bebas sebenarnya bukan selalu di kurung dalam rumah." Ujar sisca mencurahkan hatinya lirih.

"kenapa matanya menyimpan banyak kesedihan, apa tadi dia bilang di kurung di rumah. Maksudnya dia gak boleh pergi keluar rumah gitu sama kakaknya." Batin chika.

"emang selama ini kamu gak pernah main sama teman-teman mu dulu." Ujar chika membawa sisca duduk di taman.

"gak pernah kak, dari aku kecil sampai aku masuk SMA cici sama kakak aku ngelarang untuk main. Jangankan main dengan teman, kenal dengan teman aja gak pernah. Dulu aku cuman punya teman azizi saja waktu SMP tapi kan zee udah SMA duluan dari pada aku." Ujar sisca mencurahkan keluh kesahnya.

"jadi hari-hari mu cuman bermain di rumah, gak pernah jalan-jalan kemana gitu." Ujar chika hati-hati.

"iya kalau pun jalan-jalan udah pasti pergi keluar negri bareng cici dan kakak. Belum lagi itu di awasi banyak body guard yang cici siapin." Ujar sisca sedih.

"jadi selama itu kamu di jaga ketat ya sama kakak kamu, harusnya seneng dong kalau di jaga banget sama kakaknya." Ujar chika.

"bukan gak seneng tapi cici dan kakak ku itu protektifnya kelewatan sih. Sampai aku gak punya teman, sekolah pun home schoolling karena kejadian yang dulu aku alami." Ujar sisca.

"emang kamu dulu ada masalah apa sampai harus home schoolling. Maaf nih kalau aku kepo atau apa tapi kalau kamu gak mau cerita juga gak masalah sih." Ujar chika tidak enak hati.

"sebenarnya aku juga pengen banget kak punya teman atau sahabat yang ngertiin aku. Dulu aku punya sahabat tapi karena masalah itu aku jadi ke pisah. Mungkin juga sekarang seumuran dengan kakak deh kayaknya." Ujar sisca mulai bercerita.

"oh ya jadi dulu kamu punya sahabat yang umurnya di atas kamu gitu." Ujar chika memancing sisca agar bercerita.

"iya bahkan aku nyaman sama dia, dia itu ngertiin aku banget peduli juga sama aku. Bahkan mungkin aku tertarik kali ya waktu itu jaman cinta monyet juga." Ujar sisca sedikit antusias.

"lalu masalahnya apa sampai kamu terpisah sama orang itu." Ujar chika sedikit sesak mendengar penuturan sisca.

Chika merasa sesak di dadanya kala mendengar cerita sisca yang antusias menceritakan orang di masa lalunya itu. Apa lagi sisca sempat bilang jika sisca tertarik dengan orang itu bahkan bisa di bilang cinta monyet. Karena sisca waktu itu baru saja naik kelas 1 SMP jadi wajar saja di bilang cinta monyet.





























Bersambung.


Vote or Coment.. 🗿




















Gimana manis jejaknya jangan lupa.. 😉
Osnya pada setuju gak tentang sisca dengan member exmember?.. 😉

Possesive SisterWhere stories live. Discover now