Part 6.

1.4K 126 22
                                    


















Happy Reading. 😉











Gak lama kan update jelas di suruh doi.. 🗿






Author pov

Sisca terpana akan gummy smile chika, bahkan ada rasa getaran aneh saat berjabat tangan dengan chika. Kok deg-degan ya salaman sama kakak ini, gak mungkin kan suka tapi cantik banget pikir sisca. Selama itu tatapan kakak serta cicinya sangat tajam dan mematikan.

"udah kali salamannya, bisa tolong biasa aja gak." Ujar gracia.

"loe suka sama adek gue." Ujar feni melirik.

"berani loe suka adek gue, langkahin kita sebagai kakaknya." Ujar anin datar.

"posesif aja semuanya, ponakan tante udah gede kali biar kenal cinta." Ujar frieska.

"maaf ya kak, emang cici sama kakak aku gitu orangnya protektif banget. Maaf kalau sekiranya bikin kak chika gak nyaman." Ujar sisca tidak enak.

"gapapa kok, lagian wajar kok seorang kakak posesif sama adeknya. Karena kakaknya gak mungkin membiarkan sang adek tersakiti." Ujar chika penuh pengertian.

"makasih udah paham sama keluarga aku kak." Ujar sisca tersenyum manis menunjukan gigi ginsulnya.

Saat sisca tersenyum menunjukan gigi gingsulnya itu, para anak osis pun meleyot. Karena betapa manisnya senyum dari si bungsu natio ini, tidak beda jauh dengan sang kakaknya. Aaaaaargh meleyot mama liat senyumnya doang pikir para osis.

"udah saltingnya." Ujar shani dingin.

"eh miss enggak kok." Ujar mereka gugup.

"cici kebiasaan gak boleh dingin sama orang, kasihan mereka jadi takut sama cici." Protes sisca.

"siapa suruh kamu senyum depan mereka, kamu itu cukup senyum dengan orang terdekat." Ujar shani tegas.

"heee mana boleh begitu shaniiii, kamu makin lama makin ngawur." Ujar frieska menjewer telinga shani kembali.

"awsh aw aw aw ampun tan sakit." Ujar shani meringis.

Lagi shani dapat jeweran oleh tantenya, lebih parah lagi di depan anak-anak osis. Bagaimana tidak sang tante kesal dengan shani yang mengajarkan sisca tidak senyum depan orang lain. Emang sisca dirinya yang apa-apa tidak senyum tidak ada expresi seperti batu.

"kok si jewer lagi sih tan cicinya, kasihan telinga cici tan." Ujar sisca melepaskan tangan frieska.

"biarin aja cici mu ini emang gak bener kok, masa ngajarin kamu gak boleh senyum atau ramah. Yang ada kamu gak punya teman dong sayang, kamu kan bukan cici mu kayak tembok berjalan gak ada expresi." Ujar frieska meledek shani.

"ck tante buka aib mulu sih, cici cuman gak mau adek kenal cinta tan. Adek masih kecil masih lama sekolah juga masih baru SMA juga." Ujar shani protes.

"kayak kamu enggak aja shan, bahkan sekarang kamu masih pacaran kan." Ujar frieska keceplosan.

"cici pacaran tan." Ujar sisca setenang mungkin.

Possesive SisterWo Geschichten leben. Entdecke jetzt