Part 3

1.8K 128 15
                                    



















Happy Reading. 😉













Author pov

Ke empat kakak sisca itu terus mengapit sisca dalam pelukannya, mereka tau jika sisca risih dengan teriakan dari para siswa di sekolah. Mereka berempat pun membawa sisca ke ruang kepala sekolah, yang memang masih di pimpin oleh saudara mereka.

"langsung tempat tante aja deh ci kasihan bocil tuh risih di liatin." Ujar gracia.

"iya setuju aku ci." Ujar feni.

"mau sama kakak abin aja gak dek." Ujar anin yang tak tega melihat sisca.

"mau sama cici apa sama kak abin aja hum." Ujar shani lembut.

"mau sama kakak abin aja deh, sama cici makin di liatin gak mau." Ujar sisca lirih.

"ya udah sini dek, jangan liatin mereka ya biarin aja mereka jangan di denger juga." Ujar anin memeluk sisca.

"iya ka." Ujar sisca.

"kalian duluan aja ke ruang tante, biar cici yang urus mereka tadi juga tante nyuruh anak osis buat nemuin cici." Ujar shani.

"oke deh ci, kita duluan ya." Ujar mereka bertiga kecuali sisca yang memang diam.

Sisca termasuk orang yang susah bergaul, dia orang yang sangat tidak suka di perhatikan. Bukan karena tidak suka bergaul, akan tetapi sudah terbiasa karena sang kakak lah yang membatasi pertemanan sisca.

Sang kakak tidak ingin sisca berteman dengan orang yang hanya memandang setatus saja. Apa lagi mempunyai kakak yang sukses dalam dunia bisnis, itu yang membuat sang kakak membatasi sisca dalam pergaulan.

Mereka hanya memperbolehkan sisca berteman dengan orang yang benar-benar di kenal sang kakak. Bahkan bukan kenal saja tapi keluarganya juga mereka kenal, dan untuk zee mereka sudah kenal karena memang teman sisca sejak SMP.

Shani tengah menunggu seseorang yang di perintahkan oleh tantenya. Dia memang menyuruh ketua osis untuk menghadapnya melalui tantenya. Tidak lama chika pun datang menghadap shani, sebelum itu chika sudah di beritahu kepala sekolah untuk menghadap pemilik sekolah.

"permisi ada apa ya miss menyuruh saya." Ujar chika.

"kamu ketua osis disini." Ujar shani dingin.

"ii-iya miss ada apa ya miss." Ujar chika takut.

"boleh suruh siswa berbaris rapi di lapangan, saya mau bicara lewat pengeras suara." Ujar shani dingin.

"bi-bisa miss, tunggu sebentar saya siapkan dulu siswanya." Ujar chika.

Shani hanya mengangguk saja, chika pun pergi menyiapkan barisan yang di minta oleh shani. Tak butuh waktu lama para siswa telah berjejer dan berbaris rapi di lapangan.

"sudah selesai miss, ini pengeras suaranya." Ujar chika.

"baik, semua tolong dengarkan saya. Saya hanya bicara sekali ini saja, saya minta jangan ada yang menatap adik saya. Jangan juga ada yang membicarakan adik saya, kalian membuat adik saya takut dan risih. Jika kalian tidak mematuhi perintah saya, maka jangan harap kalian bisa sekolah di sekolahan milik saya." Ujar shani tegas dingin dan datar.

Possesive SisterWhere stories live. Discover now