22- Rahasia?

10.4K 938 38
                                    

Pagi telah datang, seperti biasa, Agatha bangun terlebih dahulu dibandingkan dengan Zora. Agatha segera turun dan berjalan menuju kamar mandi. Saat Agatha di dalam kamar mandi, tentu saja Zora terbangun dari tidur lelapnya

Zora turun dari atas kasur dan berjalan menuju balkon. Ia berdiri memandangi kota Jakarta yang di mana jalanan sudah terpenuhi oleh kendaraan yang berlalu lalang. Zora menghela nafasnya dengan kasar dan membalikan tubuhnya. Saat kembalikan tubuh, Zora tak sengaja bertatapan dengan Agatha yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.

"Dari pada lo bengong, mending lo mandi." ucap Agatha dan pergi mengambil pakaian di dalam lemari.

Zora pergi ke dalam kamar mandi melakukan ritual mandi seperti biasanya. Sedangkan Agatha, seperti biasa, ia kan membuat sarapan untuk dimakan bersama dengan Zora.

Agatha telah selesai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Zora, Agatha menunggu Zora dengan bermain ponselnya. Tak lama setelah itu, Zora turun ke bawah menuju dapur dan melihat Agatha yang tengah asik bermain ponsel miliknya.

Zora duduk di hadapan Agatha, namun sepertinya Agatha tidak menyadari kehadiran Zora. Zora pun berhemen agar Agatha tau bahwa dirinya telah datang.

"Hmmm." Zora berhemen, membuat atensi Agatha teralih.

"Oh lo udah dateng. Sarapan dulu habis itu berangkat ke sekolah." ucap Agatha dan mulai menyantap sarapannya.

Begitupun dengan Zora, ia memakan makanan yang sudah Agatha buat. Agatha menyelesaikan makannya terlebih dahulu dan segera berangkat ke sekolah.

Saat di sekolah, Agatha tidak sengaja menabrak Alan hingga membuat kedua orang itu jatuh.

"Awhh, lo bisa gak sih kalo jalan tuh liat-liat!" ucap Agatha dan bangun dari jatuhnya.

Alan pun sama, ia segera bangun dan menatap Agatha dengan dengan tajam.

"Dih lo yang salah malah nyalahin gue!" jawab Alan.

"Enak aja tuh congor kalo ngomong! Udah jelas-jelas lo yang salah." ucap Agatha, yang tidak suka jika disalahkan.

"Stres lo! Lo yang salah ya bego." ucap Alan dan segera pergi meninggalkan Agatha.

Agatha hanya menatap Alan dengan tatapan benci miliknya. Hingga tatapan Agatha terlalih pada sebuah botol minuman yang masih terdapat sedikit minuman yang belum habis itu. Agatha mengambilnya dan melempar botol itu hingga tepat mengenai kepala belakang Alan.

"Aduh!" ucap Alan dan kembalikan tubuhnya menatap Agatha.

"Mampus lo!!" ejek Agatha dan segera pergi menuju kelasnya.

Sesampainya di dalam kelas, Agatha duduk dengan wajah yang cemberut, membuat Dinda dan juga Sasa merasa bingung dengan tingkah dari Agatha.

"Lo kenapa Tha pagi-pagi tuh muka udah cemberut aja. Gak dikasih jatah sama Zora?" tanya Dinda, membuat Agatha memukul mulut Dinda.

"Bangsat lo kalo ngomong! Gue tadi gak sengaja nabrak si Alan. Kan dia yang salah karena nabrak gue, eh malah dia yang nyalahin gue dong." jawab Agatha membuat Dinda dan Sasa mengangguk paham.

"Oh gara-gara ketemu mantan." ledek Dinda.

"Jangan-jangan Alan masih suka lagi sama lo." ucap Sasa dengan menarik turunkan alis berusaha menggoda Agatha.

"Najis." cibir Agatha.

Dinda dan Sasa tertawa kala melihat wajah Agatha yang murung. Terlebih lagi yang membuatnya murung adalah Alan.

"Eh nanti siapa yang bakalan wakilin kelas kita buat acara nanti besok?" tanya Rehan,  sang ketua kelas.

"Emang besok mau ada acara apa?" tanya Kanaya, si ambis dalam kelas..

Agatha (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora