46- Nyidam

9K 785 55
                                    

1 bulan sudah berlalu. Kini kandungan Agatha menginjak usia 2 bulan. Selama itu juga, Zora selalu menuruti apa yang Agatha inginkan. Mulai dari nyidam yang normal sampai nyidam yang tidak normal. Hal yang paling Zora benci adalah ketika Agatha yang menyidam tidak wajar. Apalagi sekarang, Agatha meminta cerai darinya? Sangat gila.

"Ihh Zora aku tuh pengen cerai sama kamu! Kamu katanya mau nuruti apa yang aku pengen!" ucap Agatha dengan cemerut.

"Aku emang pernah bilang ke kamu kalo aku bakalan nurutin apa kemauan kamu. Tapi untuk yang ini, aku gak bisa," balas Zora, dengan datar.

Dirinya benar-benar sangat marah karena Agatha tiba-tiba saja memintanya untuk bercerai.

"Zora, ini tuh kemauan anak kamu. Masa kau gak mau nurutin sih!" ujar Agatha yang semakin dibuat kesal karena Zora tidak mau menuruti apa yang Agatha inginkan.

"Mana ada orang nyidam minta cerai, yang bener aja kamu," ucapnya, Zora sama sekali tidak mengindahkan ucapan Agatha. Zora malah duduk di sofa ruang tamu dan mulai menyalakan TV di depan.

Agatha menatap Zora dengan mata yang berkaca-kaca. Lantas Agatha berlari menuju kamar dan menangis dengan keras.

"Sayang, Mommy kamu gak mau nurutin apa yang kamu mau, kamu yang sabar ya di dalam," ucap Agatha dengan mengusap pelan perutnya.

Sedangkan di ruang tamu, Zora menghela nafasnya pelan. Lantas, Zora menelpon Dinda dan Sasa untuk ke rumahnya sekarang. Selama menunggu kedatangan Dinda dan Sasa, Zora hanya menonton TV dengan terus mengomel.

"Aneh banget nyidam malah minta cerai! Gak sekalian bunuh gue?" ucap Zora dengan pelan.

Tak lama setelah itu, pintu rumah diketuk oleh seseorang dari luar. Zora pun segera menuju pintu dan membukankan pintu tersebut. Zora tau jika itu adalah Dinda dan juga Sasa.

Setelah dibuka, Dinda dengan santainya masuk ke dalam rumah Zora, diikuti oleh Sasa di belakangnya.

"Agatha kemana?" tanya Dinda kepada Zora.

"Di kamar, lagi nangis paling," balas Zora, membuat Dinda dan Sasa menatap tajam Zora.

"Lo apain temen gue sampe dia nangis gitu? Lo kan udah janji bakalan jaga dia dan gak mau bikin Agatha nangis," ucap Sasa dengan mendorong pelan tubuh Zora.

"Lah, dia nangis karena gue gak mau nurutin kemauman Agatha, bukan gue ngapa-ngapain dia," balas Zora, karena ia tidak ingin disalahkan oleh kedua teman dari Agatha.

"Heh tolol, Agatha kan lagi hamil, ya pasti dia bakalan nyidam lah. Masa lo gak bisa nurutin nyidam-nya Agatha sih! Ntar anak lo ileran mampus lo," ucap Sasa

"Lebih baik anak gue ileran dari pada harus nurutin nyidam-nya Agatha," Zora berjalan menuntun kedua teman Agatha menuju kamarnya.

"Emang Agatha nyidam apa sampe lo gak mau nurutin?" tanya Dinda yang berjalan di belakang Zora.

"Cerai," balas Zora, membuat Dinda dan Sasa menghentikan langkahnya.

"Hah?" cengo Dinda dan Sasa.

"Bentar dulu nih. Ini maksudnya apa ya?" tanya Sasa yang masih tidak mengerti dengan situasi.

"Agatha nyidamnya itu minta cerai sama gue, ya gak gue turutin lah. Lagian mana ada orang nyidam minta cerai," ucap Zora yang kembali kesal dengan Agatha.

"Mungkin anak lo itu gak mau punya orang tua kaya lo," ucap Dinda yang seketika mendapatkan tatapan dari Zora,

"Jaga mulut lo ya anjing!" ujar Zora yang tidak terima dengan ucapan dari Dinda.

"Gue cuma bicara fakta kali," ucap Dinda.

Zora yang kesal pun segera menendang Dinda hingga membuat Dinda terjatuh ke lantai.

Agatha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang