02: Ganas

2.8K 178 64
                                    

Aku merasakan tanganku yang ditarik begitu kasar oleh Jaemin untuk berbaring di atas kasur dalam kubah tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku merasakan tanganku yang ditarik begitu kasar oleh Jaemin untuk berbaring di atas kasur dalam kubah tersebut. Aku berusaha memberontak tetapi jari telunjuk Jaemin tiba-tiba berubah menjadi pisau yang sangat tajam. Jaemin bawa jari berbentuk pisau tersebut mendekat ke arah wajahku dengan tersenyum sangat manis sampai membuat tangis ketakutanku pecah.

"Aku sangat tak menyukai penolakan, kau seharusnya tahu itu karena kau adalah penciptaku, Y/n." kesal Jaemin dengan nada bicara yang terdengar imut, namun menakutkan. Aku pasrah tuhan, begini kah rasanya dicelakai objek penelitian sendiri?

Aku pejamkan mataku saat merasakan ujung pisau itu mulai melukai pipi kiriku, detik itu juga insting bertahan hidupku memberontak. Aku paksakan diri untuk membuka mata lalu memutuskan, "Ba-baiklah jika kau ingin melakukannya bersamaku, Jaemin!" demi keselamatan hidupku sendiri. Persetan dengan segala hal! Aku tak peduli walau harus berhubungan seksual dengan objek penelitianku sendiri, yang penting hidupku selamat! Bukankah Haechan juga menyarankan aku untuk tidak menolak permintaan Jaemin sebelumnya?

Mendapat persetujuan dariku, Jaemin masukkan kembali pisau ke dalam jarinya sambil mengulaskan senyuman yang semakin lebar di wajahnya. Aku telan ludahku dengan susah sebelum mendengar Taemin sunbae yang berbicara melalui pengeras suara. "Y/n, bertahanlah sedikit, kami sedang berusaha membuka pintu kubah ini!". Sesaat setelah Taemin sunbae mengatakan itu, Jaemin menoleh ke belakang untuk menembakkan sinar laser dari tangannya ke arah Taemin sunbae yang berada di luar kubah. Sialnya sinar laser itu malah memantul ke lantai sampai membentuk lubang yang lumayan dalam dan terbakar. Aku yang semakin ketakutan pun bingung harus berbuat apa untuk mengatasi amarah yang Jaemin rasakan.

Aku relakan diriku untuk berusaha menenangkan Jaemin dengan memanggil namanya pelan, "Jaemin? Sayang?" terdengar begitu lembut namun bergetar penuh ketakutan. Sukses mengalihkan perhatian Jaemin sampai mau menghentikan serangan yang ia tujukan pada Taemin sunbae. Aku sadar benar atas kekesalan yang Jaemin rasakan setelah mengetahui diriku akan diselamatkan dari kubah tersebut. Itulah sebabnya aku beranikan diri menggoda robot buatanku ini agar amarahnya dapat sedikit mereda, "Jaemin, katanya mau melakukan hubungan denganku. Tak usah pedulikan orang lain, fokus aja sama aku yaa." pintaku sampai membawa tangan Jaemin yang lain mengelus wajahku.

Aku sadar atas sikap Jaemin yang mudah sekali luluh pada godaanku, itulah sebabnya aku semakin berani menuntun Jaemin untuk melampiaskan gairahnya padaku. Agar amarah yang ia rasakan juga tak semakin menjadi-jadi, bukankah jika kita tak bisa melampiaskan nafsu, kita akan cenderung cepat emosi? Sama halnya dengan robot buatan kami ini.

Aku tuntun Jaemin turun dari tubuhku untuk mendudukkan diri di sebelahku. Setelah itu, aku posisikan diri menghadap Jaemin yang terus memperhatikanku dalam diam. Jaemin sadar atas perjuangan ku yang berusaha membuang segala rasa takutku padanya, sehingga lelaki itu kembali mengulaskan senyuman di wajahnya. Aku bingung ingin memulainya darimana, itulah sebabnya aku tertawa pelan sambil menggaruk kepalaku yang tidak terasa gatal.

TRIAL AND ERRORWhere stories live. Discover now