11: Keinginan

519 60 39
                                    

YOU POV

"Sayang, bangun yuk? Mau tidur sampai jam berapa? Jaemin bosan banget.." rengekan Jaemin itu membangunkan aku dari tidur panjangku. Berusaha aku buka mataku yang masih terasa berat, tanpa sadar aku meringis pelan saat merasakan sakit di sekujur tubuhku. Terutama di bagian selangkangan dan kakiku yang telah Jaemin buka untuk menempatkan dirinya pada posisi missionary di atas kasur ini.

Tidak, Jaemin tidak sedang menyatukan tubuh kami di bawah sana. Pakaian kami masih utuh, hanya saja cara Jaemin memposisikan diri untuk membangunkan aku memang terlihat sangat erotis.

Apalagi saat robot tersebut menjatuhkan wajahnya tepat di atas wajahku. Dapat ku rasakan dengan jelas hembusan napas Jaemin yang menerpa kulit wajahku, sukses membangkitkan euforia aneh dan ribuan kupu-kupu yang biasa robot ini ciptakan untukku.

Untuk sesaat, aku melupakan kenyataan bahwa Jaemin merupakan robot buatanku yang paling sempurna. Bahkan, saking sempurnanya sikap dan perilaku robot Jaemin sampai membuatku menaruh perasaan lebih padanya, itulah sebabnya jantungku berdegup sangat kencang ketika Jaemin kecup bibirku singkat.

"Bangun yuk, sayang~" bujuk Jaemin begitu manja.

Sejujurnya, aku tak bisa menghentikan perasaan cinta yang mulai mengambil alih kesadaranku. Aku merasa begitu bahagia saat bersama Jaemin, seolah Jaemin dapat memenuhi segala aspek dalam kehidupan yang sejak kecil belum pernah aku dapatkan dari siapapun. Perhatian yang Jaemin berikan, rasa kasih sayang yang amat besar dan berbagai perlakuan manis lainnya yang membuatku perlahan menggantungkan hidup pada robot ini. Jaemin berhasil masuk dan mengambil tempat yang amat krusial dalam hidupku.

Walau begitu, alam bawah sadar ku terus berusaha mengingatkan tentang kegagalan yang aku sebabkan hingga robot buatanku tersebut tak dapat dikendalikan oleh siapapun dan terus berevolusi melebihi manusia itu sendiri. Tanpa sadar, aku sedang menjalani kehidupan dengan senjata paling mematikan abad ini. Semua kontrol ada padaku yang mau menuruti perkataan dan keinginan Jaemin atau tidak. Jika sedikit saja Jaemin merasa kesal, satu gedung ini bisa hancur tak terbentuk dibuatnya.

Itulah tugas terberat untuk ku sebagai insinyur yang membuat Jaemin dan paling terikat secara emosional dengan robot tersebut. Aku harus mengikhlaskan seluruh hidup dan tubuhmu untuk meredam amarah robot Jaemin, walaupun rasanya hubungan ini sangat menyiksa diriku. Aku tak ingin terikat emosional dengan Jaemin tapi aku tak bisa menampik perasaan cinta yang mulai tumbuh untuk robot buatanku ini.

"Sekarang jam berapa, sayang?" tanyaku sambil mengelus wajah Jaemin yang amat tampan. Harum maskulin tercium dari tubuh Jaemin yang amat kekar, ia tumpu tubuhnya menggunakan sebelah tangannya sementara tangan Jaemin yang lain ia gunakan untuk mengelus wajahku lembut. Menambah kegugupan dalam diriku karena aku tak biasa ditatap seorang lelaki hingga seintens ini.

"Jam 11 siang, hampir 13 jam kau tertidur, sayang." jawab Jaemin, membuatku terkejut. Yang benar saja? 13 jam aku tertidur? Tapi kenapa aku masih merasa mengantuk? Apa karena efek tubuhku yang begitu lelah?

Jaemin tertawa pelan melihat ekspresi terkejut di wajahku. "Sarapan yang aku buat, bahkan sampai dingin demi menunggumu bangun dari tidurmu." ucap Jaemin semakin menambah rasa terkejut dalam diriku. Sungguh, tak hanya pintar dalam bertahan hidup, robot buatanku ini juga ahli dalam mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan tanpa perintah dari pemiliknya.

Itulah kegagalan paling mutakhir abad ini yang tanpa sengaja kami buat, yaitu menciptakan sebuah robot yang hidup dan memiliki kesadaran penuh atas hidupnya melebihi manusia itu sendiri.

"Robotku ini rajin sekali, terima kasih ya sayang~" pujiku, tentu saja akan berterima kasih atas segala yang Jaemin lakukan untukku. Sungguh, aku seperti memiliki pasangan hidup yang amat memanjakan dan memperlakukan aku dengan sangat baik. Bagaimana bisa aku buang rasa cinta pada Jaemin ini dengan mudah?

"Aku juga sudah membersihkan mobilmu sisa permainan kita kemarin, mencuci pakaianmu, membersihkan debu-debu yang tak terjangkau robot buatanmu yang lain di rumah ini. Aku sudah mengerjakan banyak pekerjaan untukmu, Y/n." ungkap Jaemin benar-benar membuatku terkejut. Saking tak percayanya aku dengan kenyataan itu sampai menangkup wajah tampan Jaemin menggunakan dua tanganku untuk mengecup pipinya lembut.

"Jaemin mau hadiah apa nih, setelah membantuku mengerjakan seluruh pekerjaan rumah?" tanyaku. Mencoba menerapkan simbiosis mutualisme yang terjadi pada seluruh interaksi sesama manusia di muka bumi ini.

Jaemin tersenyum manis sebelum mengecup dahiku pelan. "Aku ingin tinggal bersamamu di wilayah paling terpencil di bumi ini. Aku sadar atas bahaya yang bisa saja aku sebabkan dan aku mau kamu berhenti mengingatkan dirimu sendiri mengenai kenyataan itu, Y/n. Aku tak akan menyakitimu karena kau adalah pusat kehidupanku, nyawaku, pemilikku, cintaku dan segalanya bagiku. Aku bisa menghancurkan satu kota, bahkan negara ini jika ada yang berusaha menyakiti atau merebutmu dariku".

Sungguh, aku tak menyangka Jaemin akan mengatakan kalimat serumit itu padaku. Dia benar-benar telah berevolusi melebihi manusia itu sendiri sehingga dapat menciptakan mimpi yang Jaemin rasa harus segera ia raih bersamaku.

"Tinggal dimana, sayang? Aku harus tetap bekerja untuk mendapatkan uang-" belum selesai aku memberikan pemahaman pada kekasih robotku ini. Jaemin sela ucapanku dengan kecupan brutal secara tiba-tiba.

"Ayo kita tinggal di negara lain dan memulai kehidupan baru disana, yang jelas aku ingin membawamu jauh dari NEO CORP agar mereka tak berusaha memisahkan kita lagi dengan cara apapun!" tergambar jelas ekspresi antusias di wajah Jaemin tersebut yang membuatku semakin merasa bersalah jika menolak pintanya itu. Aku hembuskan napas kasar, sempat berusaha menyingkirkab tubuh Jaemin yang menindihku sebelum lelaki itu banting kembali tubuhku agar tetap berada di bawah kuasanya.

"Kau tak mau tinggal bersamaku Y/n?" tanya Jaemin sepertinya salah presepsi. Berusaha aku bawa Jaemin ke dalam pelukanku sambil berbisik, "Bukan begitu sayang, berikan aku waktu berpikir dan mengumpulkan uang yaaa karena pindah ke tempat terpencil tak semudah yang kamu bayangkan." jelasku sambil mengelus belakang kepala Jaemin dengan lrmbut.

Namun Jaemin malah mengutarakan satu hal yang ia lakukan saat aku terlelap tadi, "Aku sudah meretas sebuah rekening petinggi NEO CORP yang memiliki rencana buruk padamu dan aku berhasil mendapatkan 10 Juta dollar amerika-" belum selesai Jaemin berbicara, langsung aku tutup mulutnya menggunakan tanganku sambil menoleh ke arah sudut ruangan.

Tepat ke arah CCTV NEO CORP yang ternyata telah dalam kondisi hancur terkena tembakan. Langsung aku tatap mata Jaemin saat ia bawa kedua tanganku untuk ditahannya di atas kepala. "Tak ada alasan untukmu menolak Y/n. Kita harus berkemas dan pergi secepat mungkin karena aku yakin karyawan NEO CORP sedang menuju kemari." ucap Jaemin yang langsung ku jawab dengan anggukan kepala patuh.

"Mandilah, sementara aku berkemas. Maksimal 10 menit bisa?" tanya Jaemin sungguh menambah rasa terkejut dalam diriku. Baru aku terbangun dari tidurku, tapi keadaan sungguh menempatkan aku dalam kondisi yang lebih buruk dari mimpiku sendiri. Kenapa semua terjadi begitu mendadak? Apa yang terjadi semalam saat aku tertidur sampai Jaemin bertindak nekat seperti ini?

"Ayo, cepat!"

TBC

LANJUT GA GUYS?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TRIAL AND ERRORWhere stories live. Discover now