05: Penyesalan

1.6K 127 63
                                    

YOU POV

Andai saja aku tak masuk kerja hari ini. Aku pasti masih bisa bersantai di apartemen milikku bukan malah melayani nafsu gila sebuah benda mati yang tak seharusnya aku ciptakan. Aku pikir dengan beberapa kali pelepasan dapat membuat robot Jaemin puas dan berhenti memaksa diriku melakukan intercourse dengannya, tapi kenyataannya robót tetaplah sebuah benda yang tak mengenal kata lelah.

Jaemin terus menyetubuhiku secara paksa hingga berjam-jam kemudian tanpa memberiku waktu beristirahat sebentar untuk sekedar meluruskan kakiku. Sekarang, kakiku terasa begitu pegal saking lamanya ia minta aku membuka pahaku. Tak sampai disitu, kewanitaanku juga sepertinya telah terluka berkat gesekan yang terus kami buat demi mencari kenikmatan yang teramat sangat.

Aku memang sukai bersetubhh dengan Jaemin, tapi lelaki itu tak kunjung puas menikmati tubuhku. Hal itulah yang sangat menyiksa raga hingga psikisku. Aku tertekan karena merasa tak pandai memanjakan patnerku saking lamanya robot itu menemukan pelepasannya sendiri. Namun disisi lain, aku sadar tak bisa menyalahkan diriku sendiri karena memang tak seharusnya aku melakukan hubungan badan dengan robot Jaemin. Aku hanya bisa mendesah dan menciumnya sesekali tanpa memberikan manjaan apapun yang dapat membakar gairah robot lelaki itu semakin membara. Tak membara saja sudah hampir menjebol perutku, bagaimana jika Jaemin berada dalam mode 100% horny, bisa ku pastikan selangkanganku akan patah berkat permainan robot itu.

Persetubuhan ini tak hanya memberikan rasa nikmat dan sakit padaku, tapi membuatku tertekan secara psikis terutama ketika mengingat aku sedang berada di dalam kubah penelitian saat ini. Setelah Jaemin akhirnya berhasil menemukan pelepasan yang ia inginkan di dalam tubuhku. Robot itu akhirnya mau berhenti, namun tetap tak ingin melepaskan diriku begitu saja dari dekapannya. Sehingga aku hanya bisa terbaring lemah dengan tatapan kosong ke arah langit kubah yang perlahan berubah menjadi kaca yang transparan.

Aku hembuskan napas kasar seiring ku rasakan Jaemin yang semakin menarik tubuhku agar memeluk tubuhnya dari samping.

"Kau marah denganku ya?" tanya Jaemin sepertinya sadar atas perasaan yang aku rasakan kini. Bukannya bahagia, aku malah diliputi perasaan marah dan kesal atas kejadian yang menimpaku kami saat ini. Seolah aku merupakan ilmuan paling sial dimuka bumi, harga diriku hancur berkat benda yang aku ciptakan sendiri.

Alih-alih menjawab ucapan Jaemin, aku peluk tubuh robot itu semakin erat guna menutupi tangisanku yang perlahan pecah. Aku menangis begitu terisak saat merasakan tangan Jaemin yang mengelus belakang kepalaku dengan lembut. Seolah ingin menenangkan diriku atas kesedihan yang aku rasakan. Namun, sebuah kalimat penenang tak ku sangka keluar dari mulut robot buatanku tersebut. "Maafkan aku, Y/n." ucap Jaemin seolah menyesali perbuatannya padaku. Aku rasa dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkata jujur padanya.

"Selangkangan dan kakiku sakit Jaemin. Seharusnya kita melakukan intercourse hanya 10-15 menit, tapi kau memaksaku melakukannya hingga berjam-jam. Itulah yang membuat kewanitaanku seperti terluka." jelasku sambil menatap mata Jaemin yang berkialauan di hadapanku. Tanpa sadar, jemariku terulur untuk mengelus wajah tampan Jaemin dihadapanku. "Maafkan aku Y/n. Aku pikir, kau menyukainya dan aku juga tak bisa mengendalikan diriku sendiri. Maaf jika aku mennyakitimu." ujar robot Jaemin yang berbaring di sebelahku. Tangannya masih memeluk pinggangku erat seolah tak ingin aku berada jauh darinya.

"Tapi Jaemin menyukainya kan? Aku merasa tak percaya diri karena takut tak bisa membuat Jaemin puas dengan permainan tadi." ungkapku yang langsung Jaemin jawab dengan gelengan kepala. Jaemin mendekat ke arah wajahku untuk melayangkan kecupan singkat di perpotongan leherku, "Aku sangat menyukainya Y/n," setiap satu kalimat yang Jaemin ucapkan selalu ia awali dengan kecupan basah yang mampu menyingkirkan rasa tidak percaya dalam diriku, "Desahanmu sangat indah." setelah itu Jaemin beri kecupan lagi di sisi yang lain, "Apalagi vaginamu sangat sempit dan menjepitku. Aku sangat menyukai saat berhasil menyentuh bagian terdalam di tubuhmu. Aku suka melihat ekspresi wajahmu yang seksi Y/n!" puji Jaemin perlahan tapi pasti menambah rasa percaya diri dalam diriku.

TRIAL AND ERRORWhere stories live. Discover now