09: Sayang

1.8K 109 30
                                    

YOU POV

"Jaemin.." aku panggil nama robot buatanku dengan lembut saat lelaki itu tak henti melayangkan kecupan ke daerah leher hingga wajahku. Kami masih berada di dalam mobil, dalam kondisi tubuh yang bertelanjang bulat dan milik Jaemin yang masih bersarang di tubuhku. Jaemin benar-benar menepati janjinya yang ingin aku merasakan 10 kali pelepasan dulu sebelum dirinya keluar di dalam tubuhku dan kegiatan tersebut sukses menguras seluruh tenagaku.

Aku begitu lemas, bahkan untuk melepaskan tautan tubuh kami dan bangkit dari pangkuan Jaemin saja aku tak sanggup. Jaemin yang mendengar panggilan lembut dariku pun mengubah posisi menjadi menangkup wajahku menggunakan kedua tangannya. Padahal sebelumnya kedua tanya Jaemin terus meremas kedua payudaraku yang semakin besar berkat permainan yang terus menerus kami lakukan.

"Iya sayang?" Jaemin jawab panggilanku dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya. Sukses memancing ribuan kupu-kupu keluar dari perutku saking bahagianya berada dalam momen manis ini. Membuat diriku tak ragu lagi menunjukkan ketertarikan ku pada Jaemin, selaku robot buatanku sendiri. Walau bagi orang lain Jaemin merupakan objek yang mengerikan, akan aku ubah stigma tersebut agar semua orang dapat menerima Jaemin seperti diriku yang mulai menerima keberadaan lelaki itu.

Aku usap wajah Jaemin di hadapanku sebelum mengecup bibirnya singkat, "Kamu kok manis betul?" awalnya aku berniat mengajak lelaki itu bersiap untuk kembali melanjutkan perjalan kami. Namun, malah godaan itu yang keluar dari mulutku saking nyamannya berada dalam posisi ini. Aku merasa terlindungi dan dipenuhi oleh kasih sayang yang selalu berusaha Jaemin berikan untukku. Kemarin, memang aku merutuki keberadaannya, namun sekarang aku sangat tak ingin momen manis seperti ini cepat berlalu!

"Aku juga tak ingin momen ini cepat berlalu, sayang." ucapan Jaemin tersebut sukses membuatku terkejut setengah mati. Jaemin benar-benar dapat membaca isi hatiku, semakin menambah rasa kagum dalam diriku atas kepintaran robot buatanku ini. Berusaha aku buang seluruh rasa takut dalam diriku dengan mengecup pipi Jaemin lembut.

Jaemin yang mendapat kecupan dariku pun malah semakin menuntun tubuhku agar miliknya dapat semakin masuk di tubuhku. Refleks membuatku mendesah pelan seiring ku rasakan tegang di perut bagian bawahku. Bagaimana tidak, demi menelan seluruh penis lelaki itu, aku harus merelakan milik Jaemin masuk sangat dalam seolah sampai merobek perut bagian dalamku. Ini sangat nikmat, namun ada rasa sakit juga yang berusaha aku nikmati agar membuat Jaemin merasa bangga pada dirinya sendiri.

"Nghh Jaemin.." desahku begitu manja sambil meremas lengan Jaemin yang menahan tubuhku dalam posisi tersebut. Jaemin tertawa pelan sambil berbisik di telingaku, "Kenapa ya? Rasa puas dalam diriku kok tak bertahan lama saat bersama kamu. Padahal kita harus pergi ke NEO CORP sekarang juga." ungkap Jaemin yang langsung ku jawab dengan kekehan pelan.

Aku balas berbisik di telinga lelaki itu, "Biarkan saja, emang siapa yang berani marah pada robot kesayanganku ini?" sengaja untuk menggoda lelaki itu. Jaemin yang mendengar godaan dariku pun hanya bisa tertawa malu sebelum ia layangkan kecupan di dahi, kedua pipiku, ujung hidung, dagu hingga bibirku.

"Kau menyayangiku Y/n?" tanya Jaemin yang langsung ku jawab dengan tawa malu, "Jaemin sendiri tahu, kegiatan ini hanya dilakukan oleh kedua insan yang saling mencintai dan memiliki hubungan yang kuat! Itu berarti, Jaemin juga tahu jawabannya." jawabku, sengaja tak langsung merujuk pada jawaban sesungguhnya. Membuat senyuman perlahan lekang dari lelaki manis ini, "Jaemin ingin mendengarnya secara langsung dari Y/n, bukan menggunakan kiasan saja. " gumam Jaemin sambil memanyunkan bibirnya. Berharap aku luluh atas sikap manjanya itu dan hal tersebut memang terbukti berhasil.

Dengan jantung yang berdegup kencang seiring kupu-kupu yang memenuhi perutku. Aku tangkup wajah tampan Jaemin lalu menggesekkan hidung kami dengan lembut. Terus aku tatap mata Jaemin yang berkilauan sambil aku ucapkan, "Aku mencintaimu Jaemin". Entahlah, aku tak tahu pasti perasaan ini hanya euforia sesaat berkat kehadiran Jaemin atau sebuah kebohongan untuk menyenangkan hatinya. Tapi yang jelas, aku merasa begitu bahagia, sama seperti yang Jaemin rasakan pula.

TRIAL AND ERRORWhere stories live. Discover now