10: Visual

763 60 25
                                    

Tubuhku lemas bukan main setelah menyetujui pinta Jaemin menambah satu ronde dalam sesi bercinta kami di mobil. Durasinya bahkan hampir menyamai permainan kami sebelumnya. Satu ronde bagi Jaemin bisa menjadi puluhan ronde bagi manusia biasa sepertiku, karena robot tersebut tak kunjung puas atas tubuhku sementara aku sudah beberapa kali pelepasan hebat berkat dirinya.

Aku lelah sekali! Walau telah ku makan beberapa potong cokelat, tetap belum bisa mengembalikan tenagaku yang terkuras berkat nafsu robot Jaemin. Alhasil, Jaemin gunakan kesempatan ini untuk terlibat secara langsung dalam projek yang NEO CORP garap. Dengan cara menggendong tubuhku kemana pun aku pergi. Termasuk saat mengerjakan tugasku pada pembuatan robot Jeno.

Bukankah Jaemin menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam perjanjian di mobil?

Aku sebenarnya tidak keberatan saat Jaemin harus menggendong tubuhku kemanapun aku pergi, karena robot tersebut memang kami desain sebagai robot petarung yang tak mengenal kata lelah. Namun, seluruh rekan kerjaku yang terlibat dalam proyek inilah yang keberatan atas keberadaan robot buatan kami. Bahkan, Haechan sempat menawarkan aku menggunakan kursi roda elektrik saja jika tidak memungkinkan untuk berjalan. Sialnya, robot Jaemin malah semakin marah dan hampir meremukkan wajah Haechan yang menyebalkan.

"Y/n, kami akan menggunakan desain visual 708 yang telah kamu buat untuk wajah robot Jeno." jelas Taemin sambil menunjukkan desain wajah tersebut padaku yang tengah Jaemin gendong di depan tubuhnya. Jaemin yang penasaran pun ikut melihat ke arah komputer Taemin sebelum berkata, "Wajah yang jelek!" sukses memecah tawa Haechan dan beberapa staff di ujung ruangan.

Walau diliputi ketakutan mendalam berkat kehadiran robot Jaemin di ruangan ini, seluruh staff yang terlibat berusaha untuk terus bekerja optimal demi kelancaran projek yang kami kembangkan. Aku yang tak terima atas ucapan Jaemin pun menatapnya dengan kesal, "Desain wajah itu, aku yang buat loh! Wajahmu ini juga aku yang buat, Jaemin!". Jaemin yang sadar atas amarahku pun mencium bibirku di depan seluruh rekan kerjaku di ruangan ini.

"Aku bilang, wajah robot itu yang jelek, bukan desainmu sayangku." bahkan Jaemin dapat berdebat seperti manusia biasa yang membuat seluruh staff di ruangan ini memekik tak percaya. Sementara aku tetap menampilkan wajah ngambekku pada robot buatanku tersebut, "Tetap saja!" marahku bahkan tak mau menatap mata Jaemin di hadapanku. Sukses memecah tawa Jaemin sambil mencium pipiku dengan gemas.

Untuk referensi wajah Jeno, aku menggabungkan dari beberapa wajah yang aku rasa cocok dengan karakteristik yang ingin kami bangun untuk robot tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk referensi wajah Jeno, aku menggabungkan dari beberapa wajah yang aku rasa cocok dengan karakteristik yang ingin kami bangun untuk robot tersebut. Sedikit berbeda dari robot Jaemin, robot Jeno ini akan kami buat seperti lelaki normal pada umumnya, tak memiliki badan yang terlalu besar dan tinggi menjulang, terutama di bagian pinggang Jeno yang hampir sama besar dengan pinggangku. Proporsi tubuh pria asia biasa namun memiliki spesifikasi yang amat sempurna. Ukuran ototnya juga akan aku buat mengikuti ukuran tubuhnya agar tidak terjadi ketimpangan.

Untuk ukuran kelaminnya sendiri, aku pinginnya sih seukuran dengan manusia asia pada umumnya, namun pak tua serakah pemilik NEO CORP masih menginginkan nafsu menjadi bagian terpenting dalam robot buatan kami. Beliau tak ingin kami mengurangi sedikitpun komposisi nafsu dalam rekayasa genetik untuk robot Jeno. Beliau hanya ingin robot tersebut dapat dikendalikan dan itulah tugas terpenting bagi Haechan.

Setelah mengetahui desain wajah yang harus aku ciptakan, aku ajak Jaemin masuk ke dalam kubah sambil membawa laptop kerjaku ke sana. Sempat aku hubungkan laptop kerja tersebut pada komputer inti yang akan memproses terbentuknya robot buatan kami. Pada tahap tersebut, aku meminta Jaemin untuk menurunkan tubuhku agar bisa duduk di sebuah kursi dan fokus pada pekerjaanku. Aku masukkan rumus-rumus dari laptop milikku ke komputer inti yang akan memproses terbentuknya wajah dan tubuh untuk calon robot buatan kami.

Setelah semua rumus berhasil aku input, aku berjalan dengan perlahan menuju sisi komputer yang lain, namun dengan cepat Jaemin bawa kembali aku ke dalam gendongannya. Sempat Jaemin perhatikan wajahku yang memang sangat menggambarkan kelelahan yang aku rasakan. Benar saja, semakin aku berusaha fokus pada pekerjaanku, semakin mengantuk pula aku dibuatnya.

Hingga tanpa sadar, aku begitu tenggelam dalam pelukan hangat yang Jaemin berikan di tubuhku. Ya, Jaemin menggendong tubuhku dalam posisi koala yang membuatku dapat dengan leluasa bersandar pada dada bidang dan bahu robot buatanku tersebut.

Tanpa bisa ku kendalikan, aku malah meletakkan kepalaku di bahu kanan Jaemin dan memeluk tubuhnya semakin erat. Dada Jaemin terlalu nyaman untuk tubuhku yang sangat kelelahan. Berusaha aku buang seluruh kantuk yang aku rasakan hingga tanpa bisa ku kendalikan, mataku tertutup seiring kesadaranku yang perlahan menghilang.

"""""""""""""'

Aku terbangun saat menyadari tubuhku yang seperti di dudukkan dalam sebuah mobil. Lelaki yang membawaku itu pasangkan seatbelt di tubuhku sebelum ia tutup pintu mobil di sebelahku. Tak berselang lama, lelaki itu masuk ke bangku kemudi dan mulai menyalakan mobil milikku ini. Sadar diriku telah terbangun, Jaemin tersenyum manis lalu mengecup dahiku penuh kasih sayang.

"Kok bangun? Lanjutin lagi aja tidurnya, sebentar lagi kita pulang." ucap lelaki itu yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala. "Pekerjaanku belum selesai Jaemin.." ucapku yang malah memancing tawa dari robot buatanku tersebut. "Sudah aku bantu selesaikan, kursinya sedikit di turunkan saja ya biar kamu bisa tidur lebih nyaman." saat Jaemin berniat membantuku menurunkan sedikit sandaran kursi mobilku. Tanganku terulur untuk mengelus wajah Jaemin yang berada sangat dekat denganku.

"Bantu bagaimana, sayang?" tanyaku, sukses mengembangkan senyuman malu di wajah robot itu. "Memasukkan rumus untuk membuat visual, tubuh, dan kelamin robot Jeno. Tenang, aku tak mengacaukan projek kalian karena yang terpenting bagiku, hanya kamu Y/n." penjelasan Jaemin itu hampir membuat mataku kembali tertutup saking merasa mengantuknya. "Benarkah?" tanyaku yang langsung Jaemin balas dengan kecupan singkat di bibirku.

"Kau milikku Y/n dan aku rasa kau tahu apa yang aku sukai dan tidak aku sukai. Intinya, aku berikan kepercayaan lebih padamu jadi aku harap kau tidak akan mengecewakan aku!" tambah Jaemin lagi semakin membuatku mengantuk. Saking mengantuknya sampai membuatku tak bisa berpikir berat lagi.

Alih-alih menjawab ucapan Jaemin, aku malah memberikan godaan padanya, "Ciuman selamat malamku mana?" sukses mengembangkan senyuman di wajah robot itu. Dengan lembut Jaemin kecup bibir, kedua mataku, pipi, ujung hidung, dan daguku sebelum mengatakan, "Good night dan mimpi indah, Y/n!".

Aku tertawa pelan bahkan dengan mata yang telah tertutup saking beratnya, "Pantes tidurku ga nyenyak, karena belum di ucapin selamat tidur oleh Jaemin! Terima kasih untuk hari ini sayang!" dengan mata yang tertutup pula aku tangkup wajah Jaemin lalu melayangkan kecupan di pinggir bibirnya. Sukses membuat Jaemin tertawa gemas dan mengelus puncak kepalaku dengan lembut.

"Tidurlah lagi, nanti jika sudah sampai apartemen aku gendong lagi menuju kasur ya. Serahkan semuanya padaku, sayang!" ucap Jaemin yang hanya ku jawab dengan anggukan kepala. Aku sempat mengintip sesaat ketika Jaemin mulai melajukan mobil milikku untuk meninggalkan area NEO CORP. Nikmatnya punya orang yang bisa aku andalkan dalam hidup ini, terutama orang itu adalah robot Jaemin.

TBC

RASA NYAMAN DAN INTERAKSI INTIM INILAH YANG MENJADI KUNCI KALAU TEST TURING YANG NEO CORP LAKSANAKAN SECARA DIAM-DIAM UNTUK ROBOT JAEMIN TELAH BERHASIL DILAKUKAN. HASILNYA BAHKAN MENUNJUKKAN KALAU ROBOT DENGAN KECERDASAN BUATAN ITU MEMILIKI KESADARAN DAN PERASAAN SEPERTI MANUSIA PADA UMUMNYA. PADAHAL, HAL ITU TAK SEHARUSNYA MEREKA CAPAI.

TRIAL AND ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang