7. Perubahan

664 129 3
                                    

[Bab 13 sudah tayang di karyakarsa. Silakan mampir dan siap-siap dengan kejutan menuju ending.]

Setiap kali ada banyak pertanyaan yang muncul di kepala Jemima setiap malam, maka disanalah Aryan akan tiba-tiba datang dan menyuguhkan makanan. Tidak terhitung berapa kali dia harus mendapati hal ini terjadi. Seiring bertambahnya usia kandungan Jemima, maka bertambah pula keanehan yang dilakukan Aryan.

"Masih nggak bisa tidur?" tanya pria itu.

Jemima mengangguk. Jujur saja dia tidak mengerti dengan dirinya sendiri beberapa minggu ini yang malah kesulitan tidur. Ini bukan karena bayi di dalam perutnya. Karena Jemima tidak merasakan apa pun dengan bayinya. Justru ada banyak pertanyaan lain yang menggetarkan hatinya hingga dia tak tenang.

"Mungkin bayinya mau sesuatu, makanya kamu dibikin nggak bisa tidur. Jujur aja, kamu mau minta apa? Udah bukan hal aneh kalo ibu hamil mau sesuatu untuk dipenuhi. Saya nggak akan marah, kamu cuma perlu bilang."

Jemima menatap Aryan dengan cepat. Perempuan itu tidak bicara untuk beberapa waktu, seperti kebingungan menyampaikan sesuatu pada pria itu.

"Jemima? Bilang aja. Saya nggak akan marah kali ini."

"Saya mau ketemu ibu," ucap Jemima.

Dari yang bisa Jemima lihat, Aryan sepenuhnya tidak siap mendengar keinginannya ini. Sudah bisa Jemima tebak, pria itu tidak seberubah itu. Dia masih tidak bisa memberikan apa pun yang Jemima inginkan begitu saja.

"Tuan nggak bisa, kan? Kalau begitu jangan menawarkan apa pun pada saya. Karena bilang apa keinginan saya nggak akan mengubah apa-apa. Kecemasan saya nggak akan teratasi dengan iming-iming Tuan nggak marah."

Aryan mengusap wajahnya terlihat frustrasi. Pria itu tidak mengerti dengan dirinya sendiri yang tidak bisa bersikap lebih tega seperti biasanya. Mendapati Jemima yang sejak beberapa bulan lalu tidak menunjukkan adanya sikap tak tahu diri di rumah itu, membuat Aryan juga kasihan. Hingga akhirnya di bulan ketujuh kehamilan, Aryan bertekad bersikap lebih baik pada Jemima.

Bagaimana pun perempuan itu sedang mengandung bayi Aryan. Jemima juga hanya seorang gadis lugu yang tidak menyangka hidupnya akan jungkir balik karena tak sengaja masuk ke rumah tersebut dan mendapati Aryan yang mabuk. Aryan tak tega jika harus menekan kondisi Jemima yang sudah lebih dari tertekan sejauh ini. Dan menurut berbagi sumber artikel yang Aryan baca, seorang perempuan yang sedang hamil tidak seharusnya tertekan, stres, atau kelelahan. Aryan tidak berniat membunuh bayi di dalam kandungan Jemima, maka dia tidak ingin membuat ibu dari bayinya depresi karena tidak dipedulikan selama mengandung. Ya, walaupun Aryan sadar sudah terlambat beberapa bulan, tapi dia berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki keadaan.

"Jemima, saya nggak yakin kamu nggak akan dilihat tetangga kamu kalau mengunjungi ibu kamu. Kondisi kamu yang sedang hamil akan membuat ibu kamu malu nantinya. Bukannya kamu disembunyikan di sini untuk membuat ibu kamu nggak semakin kesulitan?"

Jemima terdiam. Dipikirkan berulang kali, Jemima memang hanya mendapatkan kemungkinan membuat ibunya dalam kondisi sulit. Meski tak ada yang mau terjadi hal semacam ini, tapi Jemima jelas tak mau membuat ibunya dirundung warga dengan pertanyaan dan pandangan sinis.

Banyak hal yang terus dipikirkan oleh Jemima hingga tak sadar pipinya basah karena merasakan kebingungan antara menanggung rindu pada ibunya dan tak ingin membuat ibunya dalam posisi lebih sulit.

Ketika tangan Aryan mengusap pipinya, Jemima langsung bangkit dari ranjang karena sangat terkejut.

"Tuan mau apa??!!"

Itu adalah respon yang mengejutkan Aryan. Namun, ketika kembali mengingat kejadian bagaimana Jemima bisa hamil, Aryan simpulkan perempuan itu masih takut jika bersentuhan dengan pria itu.

Her Wings / TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang