13. Usaha

737 114 3
                                    

[Extra part 12 sudah tayang di Karyakarsa 'kataromchick', ya. Silakan yang mau baca.]

Segala usaha baik yang Aryan lakukan diharapkan bisa mengubah nasib pernikahan mereka. Setidaknya itulah harapan Aryan. Berbeda dengan Jemima yang tak mengharapkan apa-apa lagi. Dia mengikuti seluruh rencana pria itu untuk menghabiskan libur bersama hanya karena ucapan Aryan yang meyakinkan mengenai tak mendengar ocehan Katrina. Semua pemandangan indah yang didapatkannya kini adalah bagian dari rasa bersalah Aryan saja. Pria itu tidak akan memiliki perasaan romansa pada Jemima.

"Gimana makanannya? Enak?" tanya Aryan.

"Masakan chef pasti enak. Yang pasti beda sama masakan rumah yang nggak pake resep spesial."

Aryan tersenyum karena Jemima mau bicara lebih panjang. Jika biasanya perempuan itu akan bersikap datar dengan kalimat singkat, maka hari ini semuanya berjalan dengan lebih baik. Aryan menjadi percaya bahwa tinggal terpisah dari mamanya mampu membuat perubahan untuk suasana hati Jemima.

"Sebenernya aku mau ajak kamu ke Bali. Di sana pasti kita bisa lebih tenang. Tapi karena susah buat ambil libur, jadi kita cuma bisa staycation."

"Begini juga rezeki yang harus saya syukuri."

Ada kemajuan yang mereka jalani, tapi Aryan juga masih merasakan jarak yang tak bisa dijelaskan dengan mudah. Mungkin dia terlalu menginginkan perubahan yang signifikan, padahal yang namanya perubahan itu tak akan datang dengan mudah. Sejauh ini Jemima sudah memberikan banyak respon positif dan Aryan hanya perlu bersabar. 

"Jemima," panggil pria itu. 

Yang dipanggil menatap Aryan dengan kedua alis terangkat sebagai balasan, "Apa?" 

"Hm ... aku ingin tahu. Apa kamu masih trauma kalau kita bersentuhan?"

Jemima sepertinya langsung paham kemana Aryan akan mengarahkan pembicaran ini. Dia tak langsung menjawab apa yang Aryan tanyakan, mempertimbangkan apa yang harus dikatakan sebagai jawaban. Selain itu, Jemima juga memiliki banyak rencana di dalam kepala. 

"Kalau kamu nggak bisa, kamu nggak perlu memaksakan--"

"Kita bisa melakukannya."

Aryan memang berharap perempuan itu mengatakan kesediannya, tapi mendengarnya langsung dari Jemima tetap membuat pria itu tak mampu percaya begitu saja. Sepertinya juga Aryan harus meminta Jemima mengulang ucapannya berulang kali sebelum bisa mempercayai segalanya. 

"Kamu ... serius?"

"Apa aku harus mengatakannya lagi?"

Oh, sungguh! Aryan tidak mempercayai ini. Dia baru saja mendengar Jemima yang mengganti panggilannya. Jemima benar-benar mengalami kemajuan pesat. Senyuman Aryan begitu lebar dan tidak bisa ditutupi dengan kegiatan apa pun. Sepertinya memang akan ada perubahan besar dalam pernikahan mereka ini. 

"Kamu mengubah panggilan, Jemima?"

"Bukannya memang kita harus mengubahnya? Aku mencobanya sekarang."

Aryan mengangguk dengan semangat. Dia tidak akan menyiakan kesempatan yang dimiliki. Jemima sudah memberikannya kepercayaan baru, dan Aryan yakin usahanya ini tidak akan pernah sia-sia. Jemima tidak akan mengingat mengenai keinginannya yang lama, yaitu pergi dari sisinya.

*** 

Tidak pernah ada kata cinta yang Jemima kenal dalam hubungannya dengan Aryan. Sejak awal, hingga kehamilan terlewati, bahkan hingga di titik ini ... tak ada cinta yang Jemima miliki untuk pria itu. Lagi pula, apa itu cinta? Jemima tidak pernah merasakan perasaan serumit itu. Ibunya tidak hidup dalam romansa demikian, hingga tak ada pengalaman yang Jemima miliki mengenai cinta. 

Her Wings / TAMAT जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें