14. Kejutan

571 115 6
                                    

[Extra part 14 sudah tayang di Karyakarsa. Silakan mampir. Happy reading 😊]

Banyak yang mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada keajaiban yang terus menerus datang. Takdir sudah menentukan segalanya. Namun, masih ada nasib yang bisa diubah jika diusahakan. Mungkin inilah yang sedang Jemima lakukan, mengubah nasibnya yang semula sangat tak menyenangkan. Dia berusaha membuat Aryan masuk dalam kebahagiaan, membuat pria itu percaya usahanya tak akan sia-sia. Lalu, suatu malam Jemima mengabaikan apa yang sudah pria itu lakukan selama berusaha mengubah nasib pernikahan mereka. Jemima tak membutuhkan nasih pernikahan, dia membutuhkan mengubah nasib dirinya sendiri.

Ketika pagi menyapa, Aryan memeluk tubuh itu lebih erat. Dia yakin kesadarannya tak sepenuhnya hilang, hingga merasakan lekukan yang tak semestinya. Jemima tidak memiliki tubuh yang lurus, juga tidak mengempis ketika dirapatkan ke tubuh Aryan semalam. Jadi, tubuh siapa yang sedang pria itu peluk dan membuat akal sehatnya kembali dalam waktu cepat?

Mata pria itu mendapati sebuah guling sedang berhadapan dengan wajahnya. Keningnya mengernyit, tak langsung menguasai situasi di pagi hari buta.

"Jemima?" panggil pria itu.

Tidak ada sahutan. Jemima harusnya ada di ruangan itu bersama Aryan, jika tak ada di sana, mungkin di kamar mandi. Jadi, Aryan berusaha memastikan sendiri keberadaan istrinya itu.

"Jemima?" panggilnya lagi.

Begitu pintu kamar mandi terbuka, pria itu masih tak bisa menemukan istrinya. Kecemasan mulai merambati hatinya. Tidak ada yang bisa Aryan perkirakan selain satu hal; Jemima pergi. Bukan! Perempuan itu bukan pergi, tapi kabur!

Meski bisa menebak seperti ini, nyatanya Aryan tak ingin mempercayainya begitu saja. Dia segera memakai pakaiannya kembali dan menghubungi pihak hotel untuk menanyakan keberadaan seorang perempuan yang mungkin saja tersesat untuk berkeliling sendirian.

"Pak, kami mohon maaf, tidak ada perempuan tersesat sejak semalam. Ada pihak keamanan yang memastikannya. Jika bapak memang takut istri Anda diculik atau tersesat, mungkin kita bisa melihat CCTV."

Aryan mengangguk setuju. Dia tak mau menyiakan kesempatan itu dan langsung mengikuti manajer hotel membawanya ke tempat yang dimaksud.

Aryan tidak tahu pasti kenapa dia tidak bisa melihat sosok Jemima di CCTV. Tidak ada pakaian yang menunjukkan sosok Jemima yang biasa dilihatnya. Hanya ada satu kemungkinan, perempuan yang menggunakan kerudung dengan pakaian panjang adalah Jemima. Karena pihak hotel menjelaskan dengan detail mengenai tamu dan orang-orang yang datang dengan tujuan masing-masing. Hanya perempuan yang keluar berkerudunglah yang tidak tahu kapan kedatangannya, dan keluar dengan santai saja. Dengan masker yang digunakan perempuan itu, Aryan sungguh tidak mengenali dengan baik sang istri. Rupanya Jemima tak ingin dikenali dengan mudahnya. Dia juga tidak membawa banyak tas, hanya tas selempang saja yang dibawa. Ini menunjukkan dia mungkin saja tidak memikirkan kemungkinan untuk pergi.

"Saya harus cari sekarang!" ucap Aryan setelah melihat jam kepergian Jemima.

Aryan benar-benar seperti seorang orang gila karena mencari keberadaan Jemima. Dia hampir melupakan segalanya, tapi untung saja dia masih bisa bersikap tenang karena yakin bahwa Jemima mungkin pulang ke kontrakan ibunya. Sayangnya keyakinan itu langsung luntur saat mendapati kontrakan tersebut sudah tidak berpenghuni. 

"Mas cari siapa?" tanya salah seorang tetangga yang keluar. Mungkin mendengar teriakan Aryan yang berisik.

"Saya cari penghuni kontrakan ini, Bu. Namanya ibu Jumaira."

"Oh, bu Jum udah pulang kampung dari lama."

"Pulang kampung? Tapi nanti balik lagi, Bu?"

"Kayaknya, sih, nggak, Mas. Barang-barangnya udah dijual katanya udah nggak kerja di sini."

Her Wings / TAMAT Where stories live. Discover now