🐾 EIGHTEEN 🐾

138 8 1
                                    

Happy Reading ♡

.

.

.

.

***

Dimas membuka pintu dengan pelan, melihat ke depan dan sedikit terkejut karena yang berada di depannya ialah sang abang kembar.

"Eh-"

"Hay abang kembar!" Sapa Dimas dengan riang dan melakukan tos dengan Leon, ya hanya dengan leon.

"Eh eluu dek!" Melakukan tos dengan Dimas.

Alan yang memperhatikan kembaran nya bersama anak kecil yang seumuran dengan Alex, kemudian dia bertanya kepada Leon setelah mereka berdua selesai melakukan tos mereka.

"Siapa len?"

Mendengar pertanyaan dari kembarannya ia lantas berbalik menatap kembarannya, "Dimas lan, anaknya om vero."

Alan menyeritkan kening bingung, "Kapan om vero nikah?"

Leon terdiam sejenak dengan wajah cengo, "Oh iya ya, kapan om vero nikah?" Tanyanya menghadap ke arah Alan, langsung Alan toyor kepala kembarannya yang mulai lola.

"Bloon!"

"Heh!" Teriak Leon balik memukul lengan abang kembarnya, yang semena mena kepada dirinya.

Dimas hanya diam menatap polos kelakuan abang sepupunya, hingga terdengar suara dari arah dalam.

"Mas kok lama? Emang siapa di luar?"

Ucap Alex dengan menenteng boneka pemberian maminya, dia mendongak ke atas dan berbinar.

"Oh abang!" Alex langsung meloncat ke gendongan abang Lan dan di terima baik oleh nya.

Alex memeluk abang kesayangannya dengan sayang lalu, "Abang lama!" Adunya kepada alan.

"Maaf dek."

Kata Alan dengan nada bersalah sembari membelai rambut lembut adiknya dengan sayang juga.

"Ah iya!"

Alex tiba tiba berseru keras yang membuat semua kaget karena seruanya yang tiba tiba.

"Abang! Turunin Al."

Pinta Alex yang langsung di turuti oleh abang lan, setelah sampai di lantai. Alex menarik tangan Abang Lan di sebelah kanan dan menarik tangan Dimas di sebelah kiri, kemudian masuk ke dalam rumah.

Semua menatap bingung karena di tarik seperti itu, tapi yang lebih bingung lagi si Leon karena dia di tinggal begitu saja di luar rumah.

"Heyy, kok abang di tinggal? Kalian jahat!" Ucapnya lebay sembari menyusul mereka bertiga ke dalam rumah.

--oo♡oo--

Sesampainya di ruang keluarga, Leon di buat terpukau dengan pemandangan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di ruang keluarga, Leon di buat terpukau dengan pemandangan di depannya.

"Uwaw~"

"Sebenarnya apa yang adek adek tercinta abang lakukan sebelum abang sampai?" Menengok ke arah adik kecil nya yang kini sedang tersenyum ceria.

"Cuman main kok, sama ngerjain pr yakan mas?" Ucap Alex sembari bertanya kepada Dimas yang di angguki olehnya juga.

Mendengar ucapan adik sepupunya Alan menggeleng kan kepala, karena gemas ia mengacak acak surai adiknya dan mencium pipi gembil nya.

Alex tersenyum ceria menanggapi kelakuan abang Lan yang menciumnya, lalu ia menyuruh semua duduk di kursi, menyajikan jus buatan nya.

"Eh? Kapan kamu buat jus, Al?" Tanya Dimas menatap heran jus yang sekarang ini berada di depannya, perasaan sedari tadi ia tidak melihat Alex berjalan ke dapur, malahan anak itu masih asik bermain dengan boneka miliknya.

"Emm.." sang pelaku menaruh telunjuknya di dagu seraya berpikir.

"Waktu Mas ke depan lamaaaa bangett," ucapnya mendayu, "jadi Al ke dapur karena haus, tapi Al liat ada es. Jadinyaa Al buat deh jus."

"Ah, maafin kita dek."

Ucap mereka bertiga dengan nada bersalah, Alex menggelengkan kepalanya.

"Jangan minta maaf, kalian ga salah kok. Mending abang sama mas cobain nanti keburu ga enak lagi!!"

Tawar Al yang terdengar memaksa tapi mereka tidak masalah, langsung mengambil gelas yang berisi jus itu lalu meminumnya seteguk.

"Wah enakk!"

"Enak."

"Enak Al! Kamu keren."

Tanggapan positif dari mereka bertiga yang dapat membuat Al tersenyum.

.
.

Hingga waktu berlalu cukup cepat, sang paman kembali kerumah itu setelah menyelesaikan pekerjaan nya, dapat di lihat paman membawa bungkusan dan mengasihnya kepada Alex.

"Ini buat keponakan paman."

Ucap paman dengan senyuman lembut, Alex menerimanya dan membalas senyuman itu.

"Makasih paman!"

Paman mengangguk, dan melambaikan tangannya kepada para keponakannya. Dimas juga melambaikan tangan, hingga mobil itupun melaju menjauhi rumah Alex.

"Abang mau ke dalam, kamu mau ikut?" Tanya abang Alan kepada Alex yang masih berdiam di luar, Alex menggeleng.

"Al di sini dulu abang!"

Abang kembar mengangguk dan mereka masuk ke dalam rumah, menyisakan Alex yang sedikit termenung.

#POV ALEX

Aku termenung di teras rumah, aku tidak tau apa yang sedang aku rasakan hari ini. Antara senang tapi juga seperti melupakan sesuatu.

"Kenapa.." gumamku pelan, mengangkat wajah ke atas dan melihat ke arah pohon tempat teman pertama di perumahan ini.

Aku berjalan mendekat ke arah pohon, menyentuh bagian yang membawa ku ke rumah temanku. Tapi pohon itu tidak bergeming, aku menatap bingung ke arah depan, mengelus pelan pohon itu dan berkata lirih.

"Izaa kemana? Al kangen.."

Tak terasa wajahku menyendu, oh ternyata ini yang ia khawatir kan sedari tadi. Rindu kepada teman pertama yang sehari ini tidak bertemu.

"Padahal Al ada waktu luang, tapi iza ga nemuin Al.."

Curhat ku kepada pohon yang bahkan tak akan membalas perkataan ku, di saat aku masih asik bergumam di depan pohon. Abang Lan memanggil ku dari teras rumah, aku pun menghapiri abang.

Abang terlihat khawatir kepadaku, dia menanyakan keadaan ku tapi aku hanya menggeleng dan tersenyum untuk memberi tahu bahwa adiknya baik baik saja.

"Abang, laperr~" ucapku mengalihkan topik pembicaraan itu, dan abang memahaminya.

"Ayok kita makan, abang dan leon baru selesai masak tadi."

Aku mengangguk mendengar ajakan dari abang, aku dan abang masuk ke dalam rumah.

#POV END

Di sisi lain.

"Ugh.. kenapa perasaanku jadi sedikit lebih senang?" Gumam seorang anak di dalam kamar nya.

***

Firza?
atau
Alex?

Kalo Ares mah milih abang Alan aja :v

Kisah Si BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang