Arjuna yang sering mendua

18 4 0
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Part 4

Arjuna yang sering mendua.

Entah sudah berapa malam Sarah begitu setia terjaga, demi menunggu Arjuna yang sering pulang terlambat. Bukan hanya itu, pria berparas tampan yang kini sering mabuk-mabukkan itu juga kerap kali pulang dengan diantar oleh seorang wanita. Kali ini Sarah tidak bisa tinggal diam, lantaran Arjuna tidak pulang ke rumah sudah satu minggu lamanya. Jika Arjuna berada di kampung, tentunya itu bukan sebuah masalah bagi Sarah. Karena ia tahu Arjuna begitu rutin untuk menengok Aradhana, anak semata wayang Arjuna bersama Senja Prameswari. Bahkan, Sarah pernah beberapa kali mengusulkan agar Aradhana sebaiknya dibawa ke Jakarta dan dibesarkan olehnya bersama dengan Arjuna. Namun, tentu saja abah Koswara dan yang lainnya tidak akan memberikan apa yang Arjuna inginkan, walaupun Arjuna adalah ayah kandung dari Aradhana. Jangankan untuk mengambil hak asuh, ingin membawanya jauh dari Shailendra saja Arjuna tidak akan mampu. Mengingat, bahwa Aradhana begitu menyayangi Shailendra dan Herlina hingga menganggapnya seperti orang tua sendiri. Arjuna kerap kali bersedih melihat putra satu-satunya itu selalu jauh darinya, ia kembali pada kesadaran diri bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi Aradhana. Baginya, sudah diberi izin untuk bertemu dan memeluknya saja itu lebih dari cukup. Kabar burung pun begitu santer terdengar, bahwa Arjuna sudah menikahi wanita lain membuat Sarah sakit hati dan sering menangis seorang diri. Sarah yang tidak tinggal diam akhirnya mengetahui informasi tentang wanita mana yang berani mengganggu suaminya.

Malam itu Sarah mendatangi salah satu kosan mewah di daerah Kalibata. Benar saja, Arjuna pun ada di dalamnya bersama dengan seorang wanita yang bernama Riska. Wanita yang berhasil menggoda Arjuna ketika bertemu di sebuah klub malam di Jakarta, Sarah pun marah dan meminta Arjuna untuk segera pulang ke rumah. Kedua wanita itu kini bertengkar, saling mencaci maki dan tak segan balas menampar satu sama lain. Sementara Arjuna yang tengah mabuk minuman hanya berdiam diri membiarkan kekacauan itu terjadi. Kebisingan antara Sarah dan Riska sampai mengundang kemurkaan penghuni kosan yang lain, mereka pun melaporkan Riska ke pihak security hingga diamankan.

Arjuna terpaksa harus mengurus ganti rugi karena berurusan dengan pihak berwajib dan membebaskan kedua istrinya itu. Arjuna lalu pulang bersama Sarah dan meminta agar Riska dapat menunggunya dengan setia. Sarah yang tak terima selalu memprotes sikap Arjuna, apalagi Arjuna sudah berani menduakannya dengan menikahi wanita lain. Sarah histeris, berteriak dan meminta Arjuna untuk menceraikan Riska saat ini juga. Air matanya terus berlinang berharap agar Arjuna menuruti permintaannya seperti biasa, tetapi kali ini Arjuna bukanlah Arjuna yang dulu. Arjuna sudah benar-benar berbeda, dari nada bicara, penampilan bahkan sikapnya yang kini tegas sedikit arogan dan suka bersenang-senang.

Arjuna tertegun di kamarnya, mengabaikan begitu saja ocehan Sarah. Ia tidak peduli atas apapun yang wanita itu katakan padanya.

"Mas Juna, aku minta mas Juna menceraikan wanita itu, Mas. Kalau tidak, aku akan bunuh diri!" seru Sarah sambil menangis.

Arjuna pun mengerjapkan mata, entah sudah berapa kali ia mendengar ancaman seperti itu dari mulut Sarah yang selalu mengancam ingin mengakhiri hidup apabila Arjuna melakukan hal yang tidak ia sukai. Seperti dulu, ketika Arjuna hendak menceraikannya untuk memilih hidup bahagia bersama Senja, Sarah selalu mengancam dengan hal yang sama. Arjuna yang nekat akhirnya pergi meninggalkan Sarah, tapi di tengah perjalanan seorang suster memberitahukan bahwa Sarah sudah berada di rumah sakit karena melukai tangannya sendiri. Arjuna pun dengan terpaksa kembali, sampai merelakan Senja berangkat ke Korea Selatan. Kali ini Arjuna tidak ingin peduli, ia beranjak dari duduknya dan mengambil pisau kater yang berada di laci nakas. Melangkah ke hadapan Sarah dan memberikan pisau itu dengan senang hati.

"Sekarang, lakukanlah apa yang kamu inginkan. Lakukan dengan senang hati di hadapanku, Sarah," ucap Arjuna dengan tatapan nanar.

Sarah pun terpaku menatap raut Arjuna yang memang berbeda, begitu tegas dan tampak menakutkan.

"Lukai dirimu, perlihatkan bukti cintamu selama ini padaku. Jika kamu ingin mengakhiri hidupmu, maka lakukanlah, aku akan dengan setia di sini melihatmu kesakitan," ujar Arjuna begitu lirih, menimbulkan hawa yang berbeda.

Sarah terisak berlinang air mata. "Mengapa mas Juna tega melakukan itu padaku? Mengapa mas Juna menduakanku? Apa kurangku selama ini, Mas?" Ia pun melirih sampai tersedu-sedu.

Arjuna pun mengernyit tampak memberinya seringai, lalu menjauh dari hadapannya.

"Sekarang apa yang kamu rasakan?" tanya Arjuna.

"Aku sangat kesepian, aku sangat sakit hati," ujar Sarah.

"Hm, benarkah?" Arjuna melemparkan tatapan sinis, membuat Sarah semakin merasa terluka.

"Seperti itulah yang akan kamu rasakan setiap hari. Sakit hati dan kesepian, Sarah," ucap Arjuna, Sarah pun tertegun memandangnya.

Arjuna berdecak, merasa jijik oleh semua sikap Sarah selama ini terhadapnya. Ia muak, kesal dan membuatnya sangat tertekan.

"Aku melakukan ini demi neng Senja," celetuknya.

"Apa maksudmu, Mas?" gumam Sarah.

Arjuna kembali melemparkan tatapan sengit. "Karena dirimu, aku dan neng Senja harus berpisah. Karena dirimu, aku sampai menyakiti neng Senja dan karena dirimulah Sarah, aku harus merelakan wanita yang kucintai pergi jauh dariku selama ini," ujar Arjuna.

Sarah termangu mendengar semua tuduhan itu. Arjuna mengatup bibir yang bergetar, sampai air matanya tertahan di pelupuk mata.

"Semenjak neng Senja pergi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah setia pada satu wanita, termasuk padamu, Sarah." Ia pun menunjuk jari ke arahnya.

Sarah terperanjat, ucapan Arjuna ibarat benda tumpul yang sengaja dilempar ke arahnya.

"Sekarang, kamu rasakan akibatnya. Sekarang aku bukanlah Arjuna yang dulu, Arjuna yang selalu kamu tekan untuk menuruti semua kemauanmu, Sarah," cecarnya dengan nada lantang, hingga Sarah semakin berlinang air mata.

"Silahkan lukai dirimu dan bila perlu akhiri saja saat ini, karena aku sudah tidak akan peduli," ucap Arjuna.

Sarah terisak. "Jika demi neng Senja, mengapa mas Juna harus menikahi wanita lain? Perempuan itu bukanlah perempuan baik, sampai kapan pun aku tidak akan pernah rela kalau mas Juna bersama dengan Riska."

"Tutup mulutmu!" Arjuna membentaknya sampai Sarah kembali terperanjat. "Aku tidak akan mendengarkanmu lagi, kamu dengar itu?" tukanya.

Sarah mengatup bibir, sementara air matanya terus mengalir. Arjuna kini menatapnya dengan sinis hingga Sarah tak mampu membalas tatapannya.

"Seperti neng Senja yang kesepian, seperti neng Senja yang menangis karena terluka olehku. Seperti itu pula yang akan kamu rasakan, Sarah," tutur Arjuna sampai Sarah menangis dan merintih mengingat segala perbuatannya di masa lalu.

Bagi Arjuna, itu adalah sebuah keadilan, di mana Senja memilih berpisah agar Arjuna dapat menjaga janjinya pada mendiang pak Sardi. Sejak saat itu, Arjuna pun membuat satu janji pada dirinya sendiri bahwa selain dengan Senja, maka ia tidak akan pernah setia.

-------

Rumah tangganya dengan Sarah masih tetap berlanjut, Sarah yang tak ingin kehilangan Arjuna kini memilih untuk melupakan segala pertikaiannya. Seperti biasa, ia selalu memperhatikan Aradhana dengan menanyakan kabarnya pada teh Herlina. Bagaimana pun juga, Sarah mempunyai dasar yang baik hingga kasih sayangnya begitu tulus pada Aradhana. Hanya saja, situasi dan kondisi lah yang menjadikannya egois sedemikian rupa, Sarah pun memberanikan diri dan memberitahu tentang Senja pada Arjuna. Lelaki itu begitu bahagia setelah mendengar kepulangan Senja, ia pun berencana untuk pulang lebih awal dan menghadiri pernikahan Aerlangga. Langkah Arjuna kini lebih ringan, karena ia tidak lagi tinggal di sebrang melainkan tinggal di Ibu kota. Menjabat sebagai manajer di perusahaan yang dulu, bertempat di office yang berpusat di Jakarta.

Pagi-pagi sekali, Arjuna pun bertolak dengan mengendarai Pajero, membawa serta Sarah bersamanya. Menempuh jarak sekitar empat jam perjalanan, Arjuna sampai di kampungnya sekitar tengah hari. Ketika melewati rumah Ayah Pramudya, ia pun mengendarai mobilnya secara perlahan berharap bahwa mungkin saja ada Senja di sana, tetapi tak ada seorang pun penghuni rumah itu yang terlihat batang hidungnya.

Setibanya, Arjuna dan Sarah disambut hangat oleh kedua orang tuanya. Dirasa sudah cukup beristirahat, Arjuna pun memulai obrolan bersama orang tuanya di teras depan. Tanpa basa basi, pria itu pun bertanya pada ibunya tentang keluarga Jay Pramudya.

"Mah, si Jay dan yang lainnya pada ke mana? Kok, rumahnya sepi?"

Pak Jaka dan bu Komariah saling menoleh. "Semenjak neng Senja pulang, mereka sering menginap di sana," sahut bu Kokom.

"Terus, Mamah udah ketemu belum sama neng Senja?"

"Belum," pungkasnya. Arjuna tampak kecewa mendengarnya. "Memangnya ada apa? Kalau A' Juna mau ketemu sama neng Senja, nanti kita bareng-bareng ke sana sekalian Mama mau ketemu Aradhana, Mama kangen," ujar bu Kokom.

Arjuna menjadi tampak tidak menentu, hanya mendengar namanya saja ia sudah salah tingkah.

"Udah, A'. Lebih baik jangan cari masalah, Mama akan telepon teh Herlina dan ngasih tahu bahwa a' Juna ada di kampung. Nanti biar Mama jemput si ujang Aradhana, ya?" saran bu Kokom demi kebaikan bersama.

Arjuna kini tertegun merasa keberatan oleh saran ibunya itu. "Nanti saja, Mah, nanti aku saja yang ke sana. Sekalian, mau silahturahmi," pungkas Arjuna, kemudian beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan kedua orang tua itu menuju ke arah kamarnya.

Arjuna tidak ingin menuruti saran ibunya, ia ingin melakukan apa yang sudah diagendakan sebelumnya bahwa ia pulang untuk beberapa tujuan. Diantaranya untuk menghadiri pernikahan Aerlangga, terutama ingin bertemu dengan Senja.

Menjelang sore hari, Arjuna ingin secepatnya pergi ke acara pernikahan Aerlangga. Mulanya ia tidak ingin mengajak Sarah, tetapi seperti biasa wanita itu akan selalu mengikuti Arjuna ke mana pun. Perjalanan ke rumah Aerlangga itu cukup jauh, sama halnya dengan ke rumah Senja dan Jona, karena mereka bertiga satu arah. Kalau dipikir-pikir, Arjuna juga tidak ingat pasti kapan pertama kali mereka bertemu hingga menjalin persahabatan sampai saat ini, karena yang pasti pertemanan itu sudah terjalin selama bertahun-tahun.

Sesampainya di pesta perkawinan Aerlangga, Arjuna pun disambut dengan ceria. Di sana sudah ada Jay dan Lingga, sementara Jona dan Saga sedang sibuk berjoget di atas panggung bersama biduan. Tidak ada yang berubah dari pertemanan itu, mereka masih tetap sama yang selalu kompak dan saling menghargai satu sama lain. Arjuna menyapa Jay dan berpelukan dengannya, meskipun hubungan mereka sempat renggang oleh perceraian Arjuna dan Senja beberapa tahun yang lalu tetapi kini semuanya sudah kembali membaik. Arjuna menoleh ke sana ke mari karena tidak melihat kehadiran Elang di sekitar. Sebenarnya, Arjuna ingin menyinggung tentang Senja dan bertanya banyak hal pada Jay, tetapi waktunya kurang tepat mengingat ia harus menghormati acara pernikahan temannya itu.
Arjuna pun mengenalkan Sarah pada mempelai wanita dan mereka saling menyapa. Merasa kerap masih dihinggapi rasa sukar, Jay lantas berpaling dan memilih pergi meninggalkan Arjuna bersama dengan Aerlangga dan yang lainnya. Sementara ia mendekat ke panggung untuk memberitahukan pada Jona dan Saga tentang kehadiran Arjuna bersama istrinya. Jay kini berbisik pada Jona dan Saga agar keduanya turun untuk menyambut Arjuna.

"Hah? Ada Arjuna? Di mana?" tanya Jona.

"Di singgasana, bareng Aerlangga," ucap Jay.

Jona kemudian menepuk pundak Saga dan memintanya untuk segera turun menemui Arjuna. Saga dan Jona kini melangkah ke arah Arjuna, mereka saling tersenyum untuk menyambut satu sama lain.

"Widih ... Bos, kapan datang nih?" seru Jona sambil merentangkan kedua tangannya.

"Haha ... bisa aja lu. Bagaimana kabarnya, Bos Pertamina?" seru Arjuna di hadapan Jona hingga mereka saling berpelukan.

Arjuna pun melepaskan pelukan dan berganti menyapa Saga yang kini berdiri di sampingnya.
"Saga, bagaimana kabar lu?"

"Baik," sahut Saga sampai berpelukan.

"Istrimu mana?" tanya Jona.

Arjuna pun menoleh ke sana ke mari mencari keberadaan Sarah dan melihat bahwa perempuan itu sedang mengambil beberapa makanan di salah satu stand prasmanan.

"Sebentar, ya." Arjuna berlalu untuk mengajak Sarah agar berkenalan dengan Jona dan Saga.

Jona terlihat antusias karena merasa penasaran ingin melihat wanita seperti apa yang membuat Arjuna sampai bercerai dengan Senja. Tak jauh berbeda dengan Jona, Saga terlihat merapihkan kerah bajunya bahkan hatinya menjadi tidak menentu karena dipikiranya saat ini ia akan bertemu dengan Senja, wanita yang selama ini menjadi dambaan hatinya. Arjuna pun kembali dengan membawa Sarah di sampingnya.

"Sarah, kenalkan ini adalah Jona dan Saga, temanku," ujar Arjuna.

Sarah lebih dulu menyapa Saga hingga pria tsundere itu tertegun dengan tatapan heran, sementara Jona dan Sarah kini saling menyapa dan berjabat tangan.

"Mas Juna, sepertinya mas Saga cukup terkejut dengan kehadiranku?" celoteh Sarah tanpa ragu.

Arjuna pun memperhatikan Saga sampai si empunya menatap intens, Jona merangkul pundak Sagara dan memberitahukan yang sebenarnya.

"Istri barunya Arjuna," pungkasnya.

Saga pun tercengang menatap dalam Jona yang memberinya sebuah anggukan. Kenyataan itu menjadikan Saga sedikit kebingungan, pasalnya diantara teman yang lain tampak hanya ia seorang yang belum mengetahui tentang perceraian Arjuna Senja. Melihat Arjuna dan Sarah, membuat Saga menjadi tidak menentu. Ada sebuah sesal yang terasa sulit untuk diartikan, Saga menghindar dan memilih kembali ke arah panggung untuk bertanya tentang Senja pada Jay Pramudya.

Pria karismatik itu seakan menarik diri dari keramaian sampai berada cukup jauh dari belakang panggung, Saga bergegas mendekati Jay hingga temannya tertegun.

"Ada apa?" tanya Jay merasa heran.

"Jay, apakah aku boleh bertanya?"

"Apa?"

"Sejak kapan Arjuna dan neng Senja berpisah?"

Jay terpaku mendengar pertayaan itu. "Sudah lama, sekitar empat tahun lebih," pungkasnya.

Saga kian terpaku mendengarnya. Dari sekian banyaknya perceraian, batinnya bertanya kenapa harus Arjuna Senja yang bercerai.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu?" Jay mengernyit menatapnya.

Saga menggeleng. "Aku cuma sedikit kaget, aku baru tahu kalau mereka sudah bercerai," pungkasnya.

Jay mengagguk secara perlahan. "Aku tidak tahu kalau Arjuna akan menghadiri pesta ini, barusan aku sudah menghubungi neng Senja kalau di sini ada Arjuna. Tadinya, neng Senja juga mau datang bareng Elang."

"Emangnya, neng Senja ada di mana sekarang?" tanya Saga tampak antusias.

"Sekarang ada di rumah, neng Senja baru datang dari Korea. Baru dua minggu lebih," ujarnya membuat Saga terdiam dalam renungan.

Sagara Senja🌸Where stories live. Discover now