After Marriage:Hal 24

369 34 0
                                    

Happy reading...



Yuta menatap pantulan dirinya di cermin besar di kamarnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Yuta menatap pantulan dirinya di cermin besar di kamarnya. Tangannya sibuk merapikan tatanan rambutnya. Ia merasa lebih tampan dengan model rambut itu. Ia sedang bersiap-siap hendak mengunjungi Winwin. Penampilan Yuta tak terlalu mewah, tapi cukup macho.

Ia hanya memakai celana jins panjang berwarna gelap, kaus, dan kemeja flanel yang tidak dikancingkan. Kalung berbandul nama Winwin menggantung di sepanjang dadanya. Anting-anting berwarna hitam menempel di telinga kanannya.

Yuta berjalan menuju rak sepatu. Ia memilih memakai sepatu berwarna hitam. Tak butuh waktu lama, sepatu sudah ia kenakan. Ia pun siap. Yuta memakai helm merahnya, yang ia beli sesuai dengan montor Kawasaki Ninjanya yang juga berwarna merah. Ia langsung menyalakan mesin montornya dan montor yang ia kendarai meluncur dengan cepat membelah jalanan.

Yuta memakirkan motornya di pelataran rumah Winwin. Ia berjalan menuju pintu utama rumah Winwin. Ini adalah kali pertama ia bertamu ke rumah kekasihnya itu. Ia merapikan rambutnya dengan tangannya sebelum mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok! suara ketukan Yuta terdengar nyaring. Tak lama kemudian pintu dibuka dan muncullah sosok perempuan berambut sepundak yang digerai bebas, mengenakan celana jins pendek selutut dan kaus putih polos.

Yuta tersenyum pada Winwin yang tampak kebingungan dengan kedatangannya.

"Hai!" sapa Yuta.

"H_____hai juga. Kak Yuta kok bisa ada di sini?" tanya Winwin sedikit tergagap.

"Gak boleh nih kalau Kakak mampir ke rumah pacar sendiri?" Yuta menaikkan sebelah alisnya.

"Eh, anu. Iya, boleh kok."

"Gak dipersilahkan masuk, nih?" sindir Yuta.

"Eh, iya, lupa. Ayo masuk, Kak."

Winwin mempersilahkan Yuta masuk ke rumahnya yang bergaya klasik.

Winwin berjalan membuntuti Yuta yang melenggang menuju ruang tamu. Ia terus menatap Yuta. Dari punggungnya saja Yuta sudah terlihat sangat tampan. Tingginya yang seperti atlet basket, postur tubuhnya yang menunjukkan kalau ia sering berolahraga, dan tatanan rambutnya membuat Winwin selalu terkesima.

Bug! Winwin menabrak punggung Yuta yang tiba-tiba berhenti.

"Ish, kalau berhenti bilang-bilang dong, Kak," gerutu Winwin sambil mengelus dahinya yang sakit.

Yuta memutar tubuhnya dan menatap Winwin yang sedang mengusap-usap dahinya. Ia menunduk dan mengecup dahi Winwin sekilas, membuat Winwin melongo. Yuta terkekeh melihat ekspresinya.

"Udah, itu mulut ditutup. Liur kamu hampir netes," ledek Yuta.

Winwin tergagap. Ia menyentuh ujung bibirnya. Kering. Ia hanya dikerjai oleh Yuta.

AFTER MARRIAGE (Jaeyong) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz