Hari kelulusan

215 13 0
                                    

Drrt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Drrt...Drtt...

Ponsel Shera berbunyi sejak tadi. Setelah tiba di koridor, perempuan itu buru-buru meraih ponselnya.

"Halo iya, Na? Kenapa?" Shera menjawab panggilan Viona, teman dekatnya sejak awal masuk SMA.

"Ra, Lo udah cek Twitter nggak sih? Hari ini hari kelulusan kelas dua belas, gue kaget sih soalnya mendadak banget."

Shera mengecilkan volume ponselnya yang entah kenapa begitu besar, Shera bahkan yakin jika murid yang lainnya mendengar suara Viona dari sambungan ini. "Terus gue harus apa? Ya udahlah biarin aja, kita juga lulusnya tahun depan, Na." Shera menjawab sambil melirik jam bundar yang melingkar di pergelangan tangannya yang telah menunjukkan pukul tujuh pas. "Lagian Lo ngapain nelpon sih? gue udah nyampe di sekolah kali."

"Kok nggak ngomong lo udah nyampe sih? Kalo gini gue ngapain nelpon lo," ucap Viona dengan nada yang sedikit kesal. Tanpa mendengar jawaban dari seberang sana, ia mematikan teleponnya secara sepihak.

Melihat tingkah sahabatnya, Shera hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum saat melihat tweet yang dikirim oleh Viona. Shera buru-buru membuka Twitternya, penasaran dengan apa yang Viona kirimkan padanya.

Shera terdiam setelah membaca tweet itu, berbagai overtingking mulai menghantui pikirannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shera terdiam setelah membaca tweet itu, berbagai overtingking mulai menghantui pikirannya. Shera mencoba percaya, bahwa Keenan akan mempublish hubungan mereka yang terjalin sejak SMP di party nanti.

Shera memasukkan ponselnya ke saku dan melangkah mendekati kelasnya yang berada dilantai dua. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Shera tiba di kelasnya, saat tiba didalam kelas, ia melihat Viona yang sibuk menulis daftar ceklist hingga tak sadar bahwa sahabat yang ia tadi telpon tepat berada didepan nya.

"Masih pagi ngelamun aja, hati-hati keserupan."

Lamunan Viona buyar saat Shera tiba-tiba berdiri di depannya, suara kerasnya beradu dengan berisik didalam kelasnya itu. Kepala Viona mendongak untuk melihat si pemilik suara, dia pun terdiam saat menyadari siapa yang ada di depannya. "Lo tau gak Ra nanti malam kakel party, gue niat mau confes ke crush gue, tapi enak nya kasih umpangan apa ya? Coklat? Surat? Bunga?"

"Yang bener aja, Lo kira ikan dikasih umpangan segala," seru Shera yang melemparkan jaket ke arah Viona. Tawa mereka berdua pun akhirnya pecah bersamaan.

Viona langsung bergeser memberi jarak ketika Shera sudah duduk disampingnya. "Asli, Ra! Crush gue bukan lo, gue masih naksir cowok."

"Gue mau nanya, Na." Shera tersenyum tipis, tidak memedulikan mata Viona yang setengah melotot.

"N-nanya apa, njir?"

Shera tiba-tiba menginterupsi. "PR lo dong, Na, Matematika. Lo tau kan gue bego kalo matematika?"

"Sumpah lo horor anjir."

Shera meletakkan satu tangannya di tempat di mana jantungnya berada. Ia memiringkan sedikit kepalanya seperti tampak berpikir. "Kan, kencang lagi detaknya."

"Gila nya kumat," celetuk Viona yang membuat Shera kini menjewer telinga nya.

Keenan yang sebenarnya sedari tadi memperhatikan kini tertawa. "Shera, ikut gue ke perpus bentar."

Shera mulai beranjak dari kursi kemudian berjalan menuju perpustakaan sesuai permintaan kakak kelas nya itu. Saat tiba di didalam perpustakaan, Keenan mulai mengelilingi rak buku lalu mengambil beberapa buku yang menurutnya itu akan berguna bagi Shera.

Shera mengerutkan kening ketika menyadari Keenan memilih buku yang terdapat angka-angka di sampul buku tersebut. Tanpa berpikir lama, Shera menyimpulkan kalau Keenan akan menyuruhnya mengerjakan tugas matematika yang menurutnya begitu sulit.

Setelah mendapatkan buku yang ia cari, Keenan menuju salah satu bangku yang masih kosong untuk kekasihnya itu. "Kerjain pr kamu sendiri, kalo berhasil, malam ini kita dinner dan gabakal ikut party nanti malam." Keenan tersenyum tipis. Setelahnya, ia meraih ponsel Shera dan berjalan kembali meninggalkan perpustakaan.

Waktu terus berjalan, dan kini jarum jam telah menunjukkan pukul 09:00. Shera mengerang kesal sambil menutupi wajahnya menggunakan salah satu buku. Ternyata ia benar-benar tak bisa mengerjakan soal matematika walaupun dengan bantuan melihat rumus yang terdapat didalam buku-buku yang diberikan oleh Keenan tadi. Padahal ia sudah berharap akan lebih mudah jika melihat rumus didalam buku-buku tersebut.

"Gimana, udah selesai?" Keenan yang tiba-tiba datang entah darimana memberikan ponsel Shera kembali diatas meja. Mendengar kata 'udah selesai' selalu bisa mengacaukan pikirannya. Oleh karena itu, Shera memilih memasang wajah cemberutnya dihadapan kekasihnya itu.

"Aku gabisa, Ken. Kan kamu tau dari SMP aku emang bego kalo MTK, tapi kamu tetep kekeh nyuruh aku ngerjain sendiri," ujar Shera yang masih memasang wajah kesal dengan sedikit memanyungkan bibirnya.

Keenan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia mengangguk dengan wajah seriusnya. "No problem kalau gabisa, tapi kalo aku udah gaada, gimana, Shera?"

Shera menggeleng, tampak heran. "Kamu ngomong apa sih Ken, kamu cuman mau kuliah di luar negeri, kalo aku ada pr MTK aku bisa chat kamu."

Keenan terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Chat aku sepuas kamu Shera, aku bakal balas tapi agak lama, kamu tau kan aku bakal sesibuk apa nanti nya?"

"Pasti, Keenan." Shera hanya tersenyum tipis jika mengingat mereka akan dipisahkan oleh jarak yang entah sampai kapan.

"Kamu sedih, lagi?"

Shera terkesiap. "Hah? Nggak kok, nggak. Aku cuman mikir pacar aku hebat banget bisa kuliah di luar negeri, pasti disana banyak pemandangan yang indah yang gaada di sini," ucap Shera sambil tersenyum manis. Senyuman itu menular pada Keenan yang juga ikut tersenyum.

"Dengerin aku, Shera. Seindah apapun diluar sana, disini tetap memiliki ciri khas yang gabisa dilupain. Sama hal nya dengan kamu, sesempurna apapun orang lain, kamu tetap pemenangnya."

Shera pun tersenyum mendengarnya. Akhirnya mereka mulai membuka buku bersama dan mulai mengerjakan soal-soal yang harus dikerjakan sesambil bercanda gurau.

Setelah semuanya selesai, mereka pun memutuskan untuk pergi ke kelas masing-masing. Tentunya Shera sangat senang dengan apa yang terjadi hari ini. Ia bisa selangkah menghabiskan waktu bersama Keenan.

Untungnya, kesempatan Keenan dan Shera untuk bertemu tampaknya tidak akan diakhiri dengan mengerjakan soal-soal matematika saja. Tadi, mereka sudah memutuskan untuk menghadiri party nanti malam dan tidak akan melakukan kencang sebab sesuai perjanjian yang dibuat oleh Keenan.

Shera awalnya enggan, tetapi mengingat waktu untuk berdua tidak akan terjadi lagi, Shera mengiyakan pernyataan Keenan.

Shera awalnya enggan, tetapi mengingat waktu untuk berdua tidak akan terjadi lagi, Shera mengiyakan pernyataan Keenan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Infinity Lovein Of Shera [Telah Terbit]Where stories live. Discover now