Nasib baik atau buruk?

37 7 0
                                    

"Gue juga satu regu, kan, pas ospek kemarin sama dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue juga satu regu, kan, pas ospek kemarin sama dia. Nah, dia itu orangnya beneran yang nggak flirty gitu, loh. Padahal cowok lain aja tuh yang tampangnya nggak seberapa dibandingin Nakala, pada flirty ke anak-anak cewek," jelas Viona dengan nada sebal. Shera tertawa pelan mendengar itu. Viona selalu antusias ketika berbicara tentang lelaki yang ia tahu.

"Coba deh lo sekarang buka Instagram terus lihat profilnya dia! One fact again, dia tuh following-nya nol. Bener-bener nol. Gue pun juga heran. Dia kayaknya emang jarang aktif di Instagram," lanjut Viona yang membuat Shera akhirnya mengambil ponselnya dan membuka laman Instagram, mengikuti titah Viona untuk menyusuri profil Instagram Nakala yang ternyata tidak di private.

Sebenarnya, tingkat penasaran Shera hanya sebatas tentang apakah benar Nakala Mahendra adalah anak satu angkatan di jurusannya. Ia ingin memastikan, mengingat tampaknya Nakala tadi benar-benar memiliki keberanian untuk memuji bahwa Shera tampil attractive saat penutupan ospek jurusan kemarin. Namun karena Viona, justru dirinya kini terjebak lebih larut dalam keingintahuannya tentang lelaki itu.

"Tunggu, following dia nambah satu. Gila! Mungkin aja di follow Instagram kampus kali, ya? Atau follow akun official Instagram?" Viona ikut menyimak sambil menebak-nebak. Lalu penasaran dengan siapa satu-satunya orang yang diikuti oleh lelaki itu.

Dan seketika melihat siapa following satu-satunya Nakala, kedua mata Shera dan Viona kompak membulat.

"Na... ini... beneran gue doang yang di follow dia?"

Viona membeku menatap ponsel Shera sudah beralih ke tangannya. Begitupula dengan Shera yang berulang kali memastikan bahwa hanya ia yang menjadi satu-satunya akun yang diikuti oleh Nakala

"Sher, Is there something between you and Nakala?"

ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ *****

Nakala mengetuk jemarinya di meja kantin sambil menatap kedua sahabatnya yang tengah menyantap bakso seperti orang kelaparan yang tidak makan berhari-hari. Namun, yang disadari oleh kedua sahabatnya, Nakala tidak benar-benar memperhatikan mereka, melainkan tengah melamunkan sesuatu. Kebiasaannya beberapa hari ini.

"Mikirin apa lagi buset?" tanya Reygan membuyarkan lamunan Nakala.

Seketika rangkaian logika ¹if-else yang ia buat di otaknya hancur begitu saja karena Reygan yang menyadarkannya. Nakala menarik napas panjang dan kembali mengaduk kuah baksonya yang ternyata belum tersentuh. Biasanya, Nakala selalu antusias setiap ada makanan yang disajikan di depannya karena ia memang termasuk orang yang senang makan. Namun, entah kenapa semenjak sering memikirkan Shera, makanan tidak lagi menjadi alasan pemicu adrenalinnya. Alasan pemicu adrenalin atau semangatnya kini hanya memikirkan Shera.

Nakala mulai fokus menyantap bakso yang sedari tadi terabaikan. Pikirannya masih tenggelam pada Shera. Ia berusaha mengatur strategi apa yang akan ia lakukan untuk mendapat perhatian dari perempuan itu. Bahkan pikirannya kali ini membuat Nakala mengabaikan ponselnya bergetar dan memunculkan notifikasi Instagram. Lelaki itu memilih sibuk menyantap baksonya, berbeda dengan Raka yang mulai heboh karena tidak sengaja melihat notifikasi di ponsel Nakala.

Infinity Lovein Of Shera [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang