[1] ; Bbangsaz

8.1K 273 40
                                    

G!P

***

Setiap malam, setiap Hanni sudah memasuki alam mimpinya, dirinya selalu didatangi oleh dia. Oleh orang, yang sebelum ini belum pernah Hanni lihat di dunia nyata. Baru di dalam mimpi saja setiap malamnya.

Hanni tidak tahu dia perempuan atau lelaki, yang pasti, dia memiliki mata sehitam kegelapan malam yang tajam namun terasa teduh. Mata itu selalu menatap Hanni dari sebelah atas. Seperti sedang menindih, tapi Hanni tidak pernah merasa tertindih olehnya, sudah dipastikan kan kalau itu hanya bunga tidurnya saja?

Iya. Harusnya. Namun, sayangnya, selama beberapa hari terakhir ini, semuanya mulai terasa nyata untuk Hanni. Kecupannya, sentuhannya, tindihannya. Hanni merasakan semua itu.

Mimpi yang sama, pasti hanya akan datang sekali--dua kali dalam jangka waktu yang tidak berdekatan. Bukan berulang kali selama sebulan terakhir. Itu sangat mustahil. Tak masuk di akal juga. Tapi, hal itu terjadi kepada Hanni.

Dan sekarang Hanni yakin, kalau ini bukan hanya sekedar mimpi semata. Dan kini, dia akan membuktikannya sendiri. Hanni akan tidur cepat, tidak lupa menyetel alarm di jam-jam orang biasanya bermimpi. Tidak perlu takut Hanni tidak akan terbangun, karena telinganya itu cukup sensitif jika sudah mendengar sebuah suara, meskipun tengah tertidur pulas sekalipun.

Selesai menepuk bantal agar terasa lebih empuk, Hanni membaringkan tubuhnya menyamping ke arah kanan. Perlahan kelopak matanya turun terpejam setelah sesekali bergerak menyamankan posisi tidurnya itu.

Tidak lama, diapun terlelap. Tidak tahu Hanni sudah tidur berapa lama, tapi dia sungguh berharap banyak agar dia bertemu dengan orang itu malam ini. Sayangnya, setelah dia terbangun dari tidurnya karena suara dering alarm, dia tidak mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Yang Hanni dapatkan hanyalah sebuah kegelapan tanpa adanya cahaya sedikit saja.

Yeah. Mungkin malam tadi Hanni gagal membuktikannya, namun, Hanni bersumpah, kalau dia berhasil membuktikan orang di dalam mimpinya bukan hanya sekedar bunga mimpi biasa, dia akan melaporkannya pada pihak berwajib karena seseorang telah berbuat yang iya-iya terhadap dirinya.

Dia sangat bersumpah.

Hanni menyipitkan matanya dan meraba-raba ponsel untuk mematikan alarm yang masih berbunyi dan bergetar. Setelah dimatikan, dia merenung sejenak dengan mata yang masih tertutup. Jujur, dia kecewa dengan hasil malam ini. Tapi, tak apalah, dia akan mencoba keberuntungannya besok, besok, dan besoknya lagi.

Hanni lantas bangun dari posisi terlentangnya. Tangan mungil itu mengucek mata untuk memperjelas penglihatan. Setelahnya mengerjap-ngerjap. Dia masih mengantuk, namun dia harus tetap bangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Ini sudah jam setengah 5 pagi lebih 20 menit. Dia harus melawan dirinya sendiri agar tidak menjatuhkan diri ke kasur dan kembali tertidur lelap.

"Huff! Kenapa sudah hari Senin saja?!" gerutunya. Tak mau membuang waktu lebih banyak dengan gerutuan, Hanni memilih menyibakan selimutnya dan menurunkan kakinya hingga menapaki lantai. Tubuh mungilnya ditenggelamkan oleh kaos oversize putihnya yang jatuh menutupi sampai paha atas. Tapi, karena sehabis tidur, saat selimut dibuka, celana dalam yang dirinya kenakan terlihat jelas akibat dari ujung kaosnya yang tersingkap.

Selain sudah terbiasa tidak memakai celana selain celana dalam saat hendak tidur, dia juga tidak memakai bra demi kesehatan payudaranya.

Lagipun, siapa sih yang akan melihatnya dalam keadaan seperti itu selain dirinya sendiri? Sang Ibunda? Ayahnya? Oh, itu tidak mungkin terjadi, karena Hanni selalu mengunci pintu kamarnya sebelum tidur, jadi semuanya aman.

Cum With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang