[6] ; Daerin

2.8K 75 21
                                    

G!P

***

"Yang, katanya yoga bagus buat persiapan persalinan,"

Ucapan Haerin yang tiba-tiba menyebabkan Danielle menoleh dengan tatapan keheranan, "Ya udah sana yoga, kenapa malah ngomongnya ke aku?"

"Maksud aku tuh ayo yoga bareng,"

"Tch! Males ah. Kamu sendiri aja sana," Danielle berujar seraya memainkan ponselnya kembali. Mengabaikan Haerin yang sudah memajukan bibirnya semacam bebek.

"Kamu mah gitu terus. Gak asik. Kalo gini terus mah aku cari cowok lain aj―" Haerin melirik si pemilik tangan yang baru saja membekap mulutnya. Walau tanpa tenaga, tapi mampu membungkam mulut Haerin yang suka asal jeplak itu.

"Lama-lama tak sedot ubun-ubunmu ya," kata Danielle.

Haerin memutar matanya malas kemudian menurunkan tangan Danielle dari mulutnya, "Ya abisnya kamu gitu. Sekali-sekali asik dikit napa. Biar istrimu ini enggak gerah gitu lho. Ah!"

Danielle mendecak, "Iya oke fine. Kamu mau yoga, 'kan? Ayo yoga. Kalo kamu mau, orang yang namanya Yoga juga aku suruh yoga sekalian,"

Haerin mau tidak mau mengembangkan senyumannya mendengar penuturan Danielle yang agak terselimuti emosi. Dia tidak takut, malah sebaliknya, Haerin merasa gemas. Membuat dia refleks memeluk lengan Danielle dan menggusak pipinya di sana seraya terkekeh pelan.

-

-

-

"Kita mulai, ya,"

"Hmm," balas Danielle tidak minat pada ucapan Haerin sesaat setelah keduanya duduk menyilang kaki dan saling berhadapan di atas matras, pakaian keduanya juga sudah diganti menjadi yang lebih nyaman.

Lalu, Haerin meletakan telapak tangannya di dada Danielle, membuat si empunya dada refleks menyilangkan tangan, "Buset! Ngapain pegang-pegang dada aku? Kan kamu juga punya. Ngapain pegang-pegang punya orang?"

"Ya Tuhanku. Aku cuman megang dada, bukan tetek," balas Haerin sedikit histeris.

"Ya tapi tetep aja dada aku deket tetek," timpal Danielle kukuh.

"Yang bilang dada sama pantat tetanggaan siapa, Elfonso?" tanya Haerin geram, "Plis dong ah, kapan kita mulainya ini?"

"Ya jangan salahin saya, saya mah apa atuh, cuman selingkuhan kamu,"

Haerin yang mendengar itu spontan menarik bantal sofa dan memukulkannya ke arah kepala Danielle di bagian pelipisnya, "Kagak usah nyanyi-!"

"Iye!" balas Danielle emosi, "Ya udah, kapan kita mulai yoganya? Keburu makin gak mood ini,"

Haerin kembali melayangkan bantal sofa di tangannya ke arah kepala Danielle, "Elu yang dari tadi nyerocos mulu ya, bangke!"

Setelah cekcok ringan seperti biasanya, keduanya mulai benar-benar serius melakukan yoga. Haerin memegang dada Danielle tepat di bagian detak jantungnya―dengan tanpa penolakan lagi tentunya. Begitupula dengan yang Danielle lakukan. Dia memegang dada Haerin di bagian detak jantungnya sekaligus perut buncit istrinya itu.

Mata mereka terpejam. Napaspun berusaha dikendalikan setenang mungkin.

Tapi, di pertengahan itu, Haerin malah tertawa tanpa sebab. Danielle yang sedang memegang perut Haerin juga ikutan tertawa.

"Ih kamu mah. Pas udah serius malah ketawa," ucap Danielle di sela tertawanya.

"Ya maap. Geli soalnya," balas Haerin yang juga masih tertawa cekikikan. Dia berusaha menetralkan tawanya agar sesi yoga ini tidak terlalu memakan banyak waktu. Mereka kemudian fokus kembali.

Cum With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang