[3] ; Bbangsaz

6.2K 183 31
                                    

ini tuh sebenernya crita lama yg aku ambil di akun yg dlu, bkan pure ide yg skrng. jdi klo ada nama yg typo mangap

isinya jg frontal parah―menurutku, krn main cast awalnya tuh SeulRene, yg mn umurnya mereka bedua dah legal semua, gk kek Bbangsaz

klo gk suka bisa skip, da butuh komenan nyelekit

---

GenderSwitch

***

Brug!

Minji langsung menindih dan mencumbui bibir sexy nan tebal sang istri sesaat setelah sampai di rumahnya, tak perduli dengan keterkejutan yang kentara di mata lawan cumbuannya.

Ciuman kasar penuh napsu itu sama sekali belum bisa diseimbangi oleh lawan mainnya, karena ciuman itu terlampau cepat dan kasar. Mungkin kalau terus dilanjutkan sampai nanti, bibirnya akan bengkak bahkan terluka.

"Hmp! Mas-hmm... Mas-ah!" Hanni mendorong-dorong bahu tegap suaminya setelah dia mulai merasa kalau oksigen di dalam paru-parunya mulai menipis, mau menghirup udara lagi, tapi entah mengapa sangat sulit kalau sedang bercumbu seperti sekarang ini.

Cplak!

Ciuman akhirnya terlepas. Namun, bibir milik sang suami perlahan turun. Awalnya hanya mengecupi dan menggigit dagu pelan, namun, perlahan-lahan cumbuannya turun ke leher. Secara naluri, Hanni mendongakan kepala seolah memberikan ruang lebih.

"Nghh! Ahh!"

Jemari lentiknya Hanni, perlahan merayap pindah dari pundak menuju belakang kepala Minji. Diremasnya pelan rambut lebat itu sambil terpejam menikmati sentuhan halus sekaligus hangat di daerah sensitifnya; yaitu leher.

"Mashh aahh... gelihh, udahhh," Hanni menunduk saat kecupan dihentikan sang suami seperti apa yang diminta. Tapi, saat sudah saling berhadapan, ciuman kembali didapat, bahkan kali ini lebih intens.

Bibir Minji terus memakan habis bibir Hanni yang bagai heroin itu dengan cepat. Lalu, lidah panasnya mengabsen deretan gigi Hanni, tak lupa membelit lidah dan bertukar saliva di dalamnya.

Ciuman terus terjadi, bahkan sampai gigi bertemu gigi. Sampai Hanni sesak napaspun Minji seolah tak mau berhenti.

"Mash! Ud-ah! Na- pas-mm! Nghh!!" karena sungguh-sungguh tak kuat menahan lagi, dengan kekuatan seadanya, Hanni membalikan keadaan dan berhasil mendudukan diri di perut rata sang suami, "Mas! Hah! Hah! Kamu kenapa sih? Hah~ mau bunuh aku ya?!" sentak Hanni dengan napas masih tersengal.

Minji sadar atas apa yang dia lakukan, namun adiknya di bawah sana tak bisa diajak kerjasama, "Maaf, Dek, Mas cuman lagi kepengen banget," napasnya juga tersengal seperti Hanni, apalagi Hanni menduduki perutnya, meski ya tidak seberapa sih.

"Tapi-hh ngomong dulu bisa, 'kanhh?" tanya Hanni yang napasnya masih setengah-setengah saat mengeluarkan dan memasukan oksigen ke dalam paru-parunya.

"Iya. Maaf. Boleh dilanjut, 'kan?" pertanyaan itu hanya dibalas anggukan malas, tapi, tetap saja Minji senang dibuatnya. Dengan semangat, dia langsung mendudukan diri, sehingga Hanni jatuh ke paha keras miliknya.

"Pantes kayak orang kesurupan, orang udah bangun," celetuk Hanni setelah merasakan sesuatu yang menusuk-nusuk pusat tubuhnya kecil, "Kenapa bisa kayak gini, Mas?"

"Udah yah, nanti lagi sesi tanya-jawabnya, Mas udah gak kuat,"

"Iy―"

Minji mempertemukan bibirnya dan bibir Hanni dengan cara menabrakannya pelan, seolah tak mengizinkan Hanni bersuara lagi selain mendesah dan meneriakan namanya sore ini sampai malam nanti.

Cum With MeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora