02. ISSUE

268 51 9
                                    

[ISSUE]

▪️▪️▪️

Terkadang tak banyak orang yang suka mengumbar jati dirinya. Ia lebih suka menyembunyikannya dalam sebuah asumsi yang seseorang tujukan kepadanya. Tak mengapa jika pun asumsi itu salah terhadapnya, ia takkan marah karena itulah tujuan yang sebenarnya.

"Apakah sopan melewati kami begitu saja?" Masih pagi dan Beomgyu sudah dihadang oleh segerombolan preman yang sialnya berada di kelas yang sama dengannya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan, mematahkan kuku jari kakimu?" Balas Beomgyu menatap tajam kepada seseorang yang berucap tadi.

"Waaahh berani sekali kau anak miskin..!!" Sentak seseorang tadi yang bername tage Yoon Hyujin.

"Apakah kemiskinanku merugikanmu, apakah kemiskinanku membuatmu merenggang nyawa saat ini juga?" Sesungguhnya Beomgyu sudah sedikit geram saat Hyujin ini terus saja mengatakannya miskin hanya karena ia penerima beasiswa berprestasi. Sungguh jika ia ingin, ayahnya bisa membeli saham sekolah ini.

"Aku sudah sangat muak melihat wajahmu yang sok pintar itu Beomgyu, rasanya ingin sekali kuhancurkan saat ini juga..!!" Setelah mengatakan itu Hyujin memberi kode kepada tiga temannya, langsung saja ketiga teman Hyujin membawa Beomgyu entah kemana.

Koridor sekolah memang sudah cukup ramai, namun tak ada yang bisa menghentikan aksi Hyujin, karena ayah Hyujin adalah pemegang saham terbesar di sekolah ini.

Di sisi lain, Beomgyu hanya berdoa semoga saja Hyujin dan antek-anteknya ini tidak melukainya di tempat terlihat, ia sangat tidak ingin ayahnya khawatir nantinya. Memang sudah sering Hyujin dan antek-anteknya ingin mengganggunya namun tidak pernah bermain fisik, namun kali ini perasaan tidak enak, sepertinya sangat salah ia membalas semua ucapan Hyujin tadi.

"Aku tidak akan meninggalkan bekas luka di tubuhmu asal kau mau menuruti keinginanku.." ucap Hyujin yang sekarang sedang memainkan pukulan baseball di tangannya. Mereka membawa Beomgyu ke atap sekolah, tempat di mana jarang sekali ada siswa di sini.

Beomgyu menghela nafas pelan, ia harus sedikit menekan egonya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Beomgyu hanya sekedar basa basi.

"Turunkan nilaimu di ujian pekan depan, maka aku tidak akan menyakitimu, Kim Beomgyu" ujar Hyujin tepat di telinga Beomgyu.

Memang benar mereka berdua adalah saingan perihal nilai. Sebagai putra dari seorang CEO terkenal dan tercerdas Hyujin dituntut oleh sang ayah untuk mengungguli semua siswa di sekolahnya ini. Namun karena kehadiran Beomgyu ia tidak pernah meraih posisi teratas.

Pikiran Beomgyu kali ini sangat kacau, ia tidak mungkin menurunkan nilainya karena itu bisa mempertaruhkan beasiswanya. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri tidak akan membuat ayahnya mengeluarkan uang sepeser pun untuk sekolahnya.

"Kau bisa memukulku, asal di tempat yang tak terlihat" ujar Beomgyu dengan tenang.

Nyatanya Beomgyu tidak bisa menuruti keinginan Hyujin, ia bisa bertahan akan luka di tubuhnya asal nilainya tetap pada posisinya. Toh dia bisa melawan jika nantinya mereka sudah keterlaluan menghajarnya.

"Ternyata kau memang seberani ini, baiklah kau akan menyesali keputusanmu sendiri" dan tanpa aba-aba Hyujin langsung memukul perut Beomgyu dengan pukulan baseball tadi.

Ayah Dan Kisahnya ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora