48

533 47 1
                                    


  Ting
 
  Tong

  Bel berbunyi untuk kesekian kalinya membuat si empu yang tengah berbaring malas di sofa menegakkan tubuhnya dan berjalan malas menuju pintu. Saat pintu terbuka barulah ia menyesal tidak melihat ke intercom terlebih dahulu siapa yang bertamu.

  "Asvin, ayo kita keluar makan malam. Aku tahu kamu belum makan malam bukan?"

  "Aku capek, kamu pulang."

  "Ayolah Asvin, ada yang ingin aku bicarakan juga denganmu. Ini penting."

  Andreas tidak memiliki energi untuk menolak ia pun dengan langkah malas kembali ke kamarnya untuk bersiap, sekalian dia akan keluar ke rumah temannya agar terhindar dari Olivia yang pasti akan terus menempel.

  Olivia tersenyum puas Andreas masih patuh padanya, dengan sombong ia masuk ke apartemen dan duduk di sofa berlagak ia pemilik tempat itu. Melihat sekeliling tidak ada yang berbeda dengan dekorasi apartemen Andreas yang dulu, masih hitam dan abu-abu. Olivia juga tahu, kalau Andreas pasti juga masih memiliki rasa yang sama untuknya tapi dia terlalu malu untuk mengungkapkannya.

 "Asvin, jika aku menginginkan sesuatu pasti aku akan mendapatkannya."

  Tidak menunggu lama Andreas keluar dengan kaos hitam polos dan celana panjang hitam. Melihat penampilan Andreas yang menurutnya begitu sexy sontak membuatnya langsung berlari ke Andreas dan memeluk lengan kananya, lengan ini lebih berotot dari yang dulu.

  "Ayo kita makan, aku sudah sangat lapar...."

  Andreas tidak menyahut, ia pun membawa Olivia pergi dengan mobil hitammya tanpa mengatakan satu kata pun selama perjalanan. Olivia tidak ambil hati, dengan karakter dingin ini membuatnya lebih semangat untuk membuka hati Andereas lagi. Menurut novel yang ia baca, pria dingin itu bisa menjadi bucin akut jika sudah terlanjur jatuh cinta. Dan olivia rela menjadi target bucinan Andreas.

  Manik mata Andreas yang sedaritadi menatap jalanan dengan malas tiba-tiba saja langsung membulat dengan pandangan penuh minat saat melihat warung nasi goreng yang sudah lama tutup buka kembali. Tanpa mendengar celotehan Olivia ia menepikan mobilnya dan keluar dengan acuh.

  "Eh mas amerika datang. Mari mas duduk di dalam tunggu dulu. Bu, siapin meja buat mas Amerika!" Seru penjual nasi goreng Lamongan dengan ceria sesekali membalik masakannya dengan lihai agar tidak gosong. Melihat ini saja cacing di perut Andreas sudah bergemerincing, padahal tadi ia tidak lapar sekali.

  "Baik pak!"

  "Sudah lama tidak buka kenapa pak? Pulang kampung?" Tanya Andreas dengan senyum begitu lembut membuat beberapa cewek yang makan dengan pacar mereka mengalihkan pandangan.

  "Liatin aja terus yank, bye mau pulang."

  "Ish ayank mau kemana? Yang bayar makanannya siapa?"

  "Iya mas, sudah lama tidak pulang kam..."

  "Asvin, kok malah berhenti disini sih?" Rengek Olivia yang menghampiri Andreas dengan hentakkan kaki karena kesal. Tidak mungkinkan Andreas makan di pinggir jalan?

  "Wiih mas Amerika bawa cewek, pacarnya ya mas? Atau istrinya?"

  Olivia memandang penjual nasi goreng itu bak musuh, dengan genit ia menggandeng lengan Andreas dan bergelayut padanya, "Kenapa bapak tanya-tanya, sksd banget. Asvin, what are we doing here? It's dirty and full of smoke here."

  "We eat here. Pak, pesan 2 porsi minumnya es teh."

  "Baik mas Amerika, sebentar lagi siap."

  Tanpa mendengar rengekan Olivia lagi Andreas dengan acuh duduk ditempat yang sudah disediakan istri penjual nasi goreng untuknya. Sedangkan Olivia masih merengek di belakang Andreas karena ia tidak mau makan di tempat seperti ini. Susah-susah ia berdandan 2 jam dengan wangi parfum mahal malah ujungnya makan di tempat seperti ini, mau ditaruh mana mukanya? Apalagi kalau followers ig-nya tahu, sudah endingnya dia menjadi selebgram.

LOTUS Where stories live. Discover now