ALYNE - 11

61 3 0
                                    

Happy Reading!!









Suara ricuh dari salah satu bilik billiard terdengar hingga luar, namun yang membuatnya lebih menarik adalah fakta bahwa di dalamnya terdapat banyak pemuda tampan dengan seragam khas sekolah masing-masing yang masih melekat di tubuh atletis mereka.

Malam yang semakin larut tak lagi dapat menghentikan kegiatan bersenang-senang mereka. Sengaja mematikan lampu utama dan menyisakan lampu temaram yang berada di tengah ruangan, tepat diatas meja billiard.

Salah satu sudut bibir tertarik keatas membentuk seringaian, menatap puas pada bola 8 yang berhasil masuk ke dalam Pocket. Varo tersenyum menyambut tepukan pada punggungnya.

"Nice game, bro!"

"I know, gue emang jago."

"Gimana, Da? Masih mau lanjut?"

Memutar bola mata malas, Arda manaikkan dagunya sombong. Menatap sengit pemuda dengan seragam yang berbeda dengannya. "Anak Lawrance nantangin gue? Maju sini!"

Ziory--teman kecil Albar--tergelak pelan mendengar ucapan Arda, melangkah mendekat lantas merangkul jantan pundak cowok itu. "Siap kalah untuk keempat kalinya?" Ujarnya berbisik.

Beralih pada Albar dan Dario--teman Ziory--yang begitu serius pada permainanya. Kedua cowok itu sama-sama unggul, namun Albar yang tampak kurang fokus menyebabkan sodokannya salah sasaran.

Berawal dari Albar yang tak sengaja berpapasan dengan Ziory dan temannya--Dario-- yang merupakan murid dari Lawrance High School. Sama halnya dengan ia dan yang lain, kedua cowok itu pun masih mengenakan seragam khas sekolahnya.

Rangga mengajak Ziory dan Dario untuk bergabung dan memutuskan untuk memesan ruangan VVIP agar bisa bermain dengan bebas.

Dan disini lah mereka, saling melontarkan candaan bahkan sebelum genap satu hari saling mengenal.

"Jadi, udah berapa tahun kita nggak ketemu?"

Albar yang tengah melahap makanannya pun menoleh, menatap malas kearah Ziory yang duduk tak jauh darinya. Cowok itu meninggalkan Arda bermain bersama Dario ketika melihat pesanan Albar sudah datang.

"Kita pernah kenal sebelumnya?"

Ziory tertawa. "Sialan!"

Harel yang merasa belum terlalu dekat memilih untuk diam mengamati teman Albar tersebut, disampingnya ada Rangga yang juga tengah menikmati makanannya.

"Gue baru tau Albar ternyata punya teman. Lo teman kecilnya sejak kapan?" tak betah berlama-lama diam, akhirnya ia pun angkat suara.

"Sejak kecil lah, bego!"

"Ya sejak kecilnya tuh kapan? Gue pukul juga lo lama-lama."

Tertawa pelan, Ziory menggeser badannya lebih dekat. "Waktu itu kita masih kelas 4 SD kayaknya. Albar anak baru, pindahan dari luar kota dan kebetulan rumah kita juga sebelahan."

"Pindahan? Bukannya dia baru pindah pas SMP?"

"Iya, keluarganya emang demen boyongan. Albar pindah lagi pas kelulusan SD."

Harel mengangguk mengerti. "Lulus SMA pindah kemana, Bar?"

"Berisik!"

Varo mendudukkan dirinya di sebelah Rangga, bersandar dengan mata terpejam. Lama bermain ternyata membuat tubuhnya kelelahan juga. Baru kali ini ia betah hingga larut malam, biasanya mentok sampai jam sebelas.

"Tau ah, males kalah mulu!"

Dario tertawa mengapit kepala Arda dengan lengan dan membawanya menuju sofa. "Seburuk itu permainan lo," ujarnya mengejek.

ALYNEWhere stories live. Discover now