ALYNE - 16

31 3 0
                                    

Happy Reading!!





Usai berpamitan, Rangga dan Alyne berjalan beriringan menuju tempat mobil terparkir. Malam sudah semakin larut saat Rangga selesai dengan acara keluarganya dan pergi menjemput Alyne.

Ditemani suara musik dari radio, sepasang kekasih tersebut berbincang ringan mengisi perjalan menuju apartement Alyne. Mobil yang mereka tumpangi melaju santai di tengah jalan yang cukup sepi, namun masih ada beberapa kendaraan yang lewat.

"Mampir dulu?"

"Emm...boleh, aku mau martabak manis."

Alyne tersenyum menatap tangannya yang sedari tadi di genggam Rangga, tubuhnya yang kedinginan terasa lebih hangat karena itu.

Dirinya senang sekali karena Rangga akan menginap di apartementnya malam ini, menandakan mereka akan menghabiskan waktu bersama selama  weekend.

"Kamu udah izin sama bunda?"

Rangga melirik sekilas, kemudian mengangguk. "Udah."

"Bagus deh. Kamu nggak ada urusan mendadak lagi, kan?"

Mengehala napas pelan, cowok dengan balutan kemeja hitam itu menepikan mobilnya di pinggir jalan tepat di depan penjual martabak.

Ia melepas seatbelt nya dan keluar meninggalkan Alyne seorang diri.

"Kok gue di tinggal, ish."

Sembari menggerutu, Alyne bergerak melepas seatbelt nya dan membuka pintu hendak menyusul keluar. Namun, pergerakannya terhenti karena pintu mobil di kunci.

"Rangga lo ngeselin banget!"

Karena merasa kesal sekaligus bosan, Alyne memilih bermain ponsel sembari menyandarkan punggungnya dan mengangkat kedua kakinya pada dashboard.

Beberapa menit kemudian pintu mobil terbuka, Rangga kembali dengan membawa banyak susu kemasan. Menaruhnya di kursi belakang dan memberikannya satu pada Alyne yang sudah di pasangkan sedotan.

"Kenapa sabuknya di lepas?"

Alyne mengangkat bahu acuh, "Sesak."

Rangga terdiam, ia memperhatikan Alyne yang sibuk bermain game dengan suara yang sengaja di keraskan.

"Turunin kakinya, se--"

"Gak mau!"

Rangga mengerut samar, "Apa?"

Alyne menoleh, "Apa?" ulangnya dengan wajah yang sangat menyebalkan.

"Sebentar lagi martabaknya siap, mau makan sekarang atau nanti?"

"Nggak pengen martabak lagi!"

Sudah biasa rasanya jika Alyne bersikap ketus seperti ini, itu berarti Rangga perlu menjinakkannya terlebih dahulu. Sifat Alyne yang pencemburu dan selalu berpikiran buruk terhadapnya membuat Rangga harus ekstra sabar menghadapi sang kekasih.

Ia mengambil ponsel Alyne dan mematikannya, membuat gadis itu mengembungkan pipi sebal.

"Kenapa diem? Bingung mau marahi aku kayak gimana?"

Rangga tak bersuara dan hanya menatap Alyne, meraih tangan kecil gadis itu lalu menggenggamnya lembut.

"Aku pernah bilang kalo gak ada perempuan lain selain kamu dan bunda yang ada di hati aku, kan?"

"Aku juga pernah bilang, setia itu tentang kepercayaan masing-masing terhadap pasangan. Kamu ingat?"

Alyne mengangguk, raut wajahnya melunak karena merasa bersalah.

ALYNEWhere stories live. Discover now