Chapter 10

505 64 3
                                    

"dan aku membanggakanmu dengan voli suatu saat nanti!..."

Kata kata itu masih terngiang di kepalamu, apa itu hal yang tepat untuk dikatakan? Bagaimana jika kau tak bisa mewujudkannya nanti? Rasa ragu masih berkecamuk di dalam hatimu. Ingin ditarik kembali pun ayahmu sudah pergi dari rumah ini.

Kau menenggelamkan wajahmu di dalam bantal, jika kau bisa berteriak kau akan melakukannya sekarang tapi ibumu pasti akan berlari ke kamarmu dengan wajah khawatir.

"Kekompakan dalam keluarga? Hah, yang benar saja."

Dering ponsel terdengar di sampingmu. Disana ada panggilan video masuk dengan kontak Akaashi disana. Tapi Akaashi? Tumben dia menghubungimu dengan panggilan video.

Kau menarik nafas dalam dan menutup kamera depanmu, belum siap dengan wajahmu sekarang ini lalu mengangkat panggilan itu.

"HEY! HEY! HEY! [NAME]-CHA-... Eh? Tak ada siapa pun di layar? Akaashi! Apa kau menghubungi nomor yang salah?"

'Suara itu...'

"Aku yakin aku menghubungi nomor [name]."

"Kalau begitu panggilkan [name] sekarang! Aku khawatir dengannya."

'Bokuto-san...'

"Tapi dari ID panggilannya-.."

"Ini aku, tenang saja."

Kau bisa melihat Bokuto memasang wajah " 'o' " disana sebelum kembali tersenyum lebar ke kamera.

"[name]-chan! Akhirnya aku bisa mendengar suaramu. Tapi kenapa layarmu hitam sedari tadi?" Dan kau sadar kau menutup kamera depanmu sedari tadi.

"Ah, tunggu sebentar." Kau membuka kembali kamera dan tersenyum kearah keduanya.

"Itu baru [name] yang kukenal!"

"Dia sama sekali tak berubah, Bokuto-san."

"Ngomong ngomong, kenapa kalian menghubungiku?"

"Bokuto-san terus memintaku untuk menghubungimu karena ponselnya mati. Kuharap kami tak mengganggumu."

"Tidak sama sekali. Tapi kalian masih bisa menggunakan panggilan biasa, kan?"

"Itu karena aku ingin melihat wajahmu, [name]-chan!"

Kau terdiam sejenak, dengan mudahnya Bokuto mengatakan hal itu dengan senyuman lebarnya. Dia benar benar blak blakkan.

"Tidak, Bokuto-san bilang dia khawatir denganmu setelah dia mengantarmu pulang. Sesuatu terjadi disana?"

"Bukan hal yang penting. Aku baik baik saja."

"Jadi, apa kau akan menginap di rumahku, [name]-chan?!"

Oh, lihat bagaimana wajah Akaashi disana. Syok sekaligus tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Ha-hah?! Kenapa aku harus menginap?!"

"Eh? Kukira kau memintaku mengantarmu untuk bersiap tadi. Padahal akan lebih menyenangkan jika aku bisa menghabiskan malam bersama-" Dengan cepat Akaashi menutup panggilan. Wajahmu? Jangan ditanya, mungkin tomat akan memiliki saingan baru setelah ini.

Di sisi lain Bokuto terkejut kenapa Akaashi memutus panggilan begitu saja dan memasang wajah cemberutnya.

"Kenapa kau memutus panggilannya, Akaashi?!" Setelah apa yang dia katakan pada seorang perempuan, dia masih bisa memasang wajah tak bersalah itu. Tapi sepertinya polos dan bodoh beda tipis.

"Kau seharusnya tak mengatakan hal itu pada seorang perempuan, Bokuto-san."

"Hah? Aku tak salah apa apa. Lagipula [name] sendiri yang membutuhkannya."

"Hm?"

"Dia takut menghadapi ayahnya jika dia diusir dari rumah. Aku guru yang baik jadi aku akan selalu membantu muridku."

Akaashi memijat pangkal hidungnya. Dia tahu niat Bokuto memang baik tapi dia yakin [name] tak memiliki niat untuk kabur dari rumah begitu saja.

"Ne, Akaashi. Bisa kau kirim nomor [name] padaku?"

*********

Poin terakhir diraih oleh regumu setelah 15 menit berlatih. Kau sama sekali tak bisa fokus dengan latihan hari ini karena kata kata ayahmu masih menghantui pikiranmu.

"[name], kau baik baik saja? Spikemu meleset 3 kali tadi."

"Aku baik baik saja, hanya kelelahan mungkin."

"Tak biasanya kau akan mudah lelah. Kau ingin beristirahat dulu?"

"Yaa... Mungkin itu yang kubutuhkan sekarang." Kau menepi dan menonton sisa latihan dengan botol minuman di tanganmu.

"[name], ponselmu sedari tadi berdering." Salah satu anggota yang lain mengulurkan ponselmu. Apa ibumu menghubungimu?

"Terima kasih. Aku permisi." Kau berlari keluar dan panggilan masuk lain muncul. Tapi itu bukan nomor ibumu, bukan juga nomor Akaashi. Jadi siapa?

Temanmu? Mungkin? Tapi kau jarang membagikan nomor ponselmu.

Klik!...

"Ha-..."

"[NAME]-CHAAAAN! AKHIRNYA KAU MENGANGKATNYA!"

Telingamu... Baik baik saja, kan?

"B-Bokuto-san?! Tapi darimana kau mendapa-..."

"Akaashi memberi nomormu padaku jadi aku tak perlu repot memintanya untuk menghubungimu lagi. Ne, kau sudah selesai berlatih? Ingin pulang bersama?"

"Kau tak pulang duluan?"

"Eeehhh, berjalan sendiri terlalu membosankan. Akaashi memiliki keperluan dan meninggalkanku begitu saja. Aku kesepian disini sedari tadi! Aku berusaha menghubungi nomormu berkali kali tapi kau tak mengangkatnya..."

"Maaf, maaf. Aku sedang berlatih tadi. Tapi kita akan selesai sebentar lagi."

"Bagus! Aku sudah menunggumu di depan gym!"

"Eh? Di depan- WHOAA- SEJAK KAPAN KAU ADA DISINI?!"

"Sedari tadi. Aku tak bisa masuk ke gym jadi mungkin menghubungimu lebih baik."

"Setidaknya beritahu aku kau ada disini sedari tadi!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Volleyball!! [Bokuto x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang