Chapter 4

2.3K 414 9
                                    

Kau menutup mulutmu saat rasa kantukmu datang kembali. Mana sekarang pelajaran sejarah. Kata kata gurumu serasa dongeng yang bisa mengantarkan anak anak terbawa ke alam mimpinya.

Kau juga menatap kedua temanmu yang masing masing memiliki cara tersendiri dalam acara tidurnya. Dari Misa yang menggunakan buku yang ditegakkan untuk menutupinya, hingga Kotone yang tidur secara terang terangan.

Perlahan penglihatanmu menjadi kabur. Kau berusaha bertahan namun rasa kantuk sudah mengalahkanmu terlebih dahulu. Dan beruntunglah bel istirahat menjadi malaikat penyelamatmu. Kau tidak menghiraukan perutmu yang meminta untuk diisi sekarang. Yang penting, kau bisa tidur setelah semalaman menonton video pertandinganmu dengan tim lawanmu.

Dan dari balik pintu, laki laki bermanik emas itu tengah mengintip ke dalam dimana ada 3 murid yang tengah tertidur sekarang ini.

"kurasa kemarin adalah hari yang melelahkan untuk mereka."

Dan netranya tertuju pada wanita berambut [h/c] yang tengah tertidur pulas di atas meja dengan beberapa helai rambut yang menghalangi wajahnya. Padahal awalnya Bokuto ingin mengajakmu makan bersama.

Kotone bangun dan berjalan menghampirimu seiring dengan perutnya yang mulai memberontak.

"[name]-chan..."

"hng?"

"hahh... Aku lapar."

"makan saja sana. Aku masih ingin tidur."

"ayolah... Aku ingin makan bersamamu. Aku yang traktir."

Misa bangun dari tidurnya dengan mata yang berbinar.

"aku ikut!"

"aku mengajak [name], boge!"

"tapi aku juga kan temanmu. Ayolah... Kau bahkan tak pernah mentraktirku. Ya? Ya? Ya?"

"hahh... Baiklah. [name], kami duluan! Jika kau mau, pergi saja ke kantin, ya!"

Kelas kosong dan hanya menyisakanmu sendiri dengan keheningan yang membuatmu lebih terlelap dalam mimpi.

'kurasa besok saja...'

**********

"hm? Kau kembali? Mana [name]?"

"dia tertidur di kelas. Kurasa kelelahan karena pertandingan kemarin. Padahal aku ingin mengajaknya makan siang bersama."

Bokuto meletakkan kepalanya di lipatan tangannya. Biasanya dia akan berteriak saat kau datang atau merangkulmu. Ya, dia galau....

'gawat... Sudah dimulai... Jika ini berkelangsungan sampai latihan maka-...'

"Bokuto-san? Akaashi-Kun?"

"[name]-chan!"

Dan kegalauannya hilang saat kau datang. Bokuto langsung bangkit dan merangkulmu seperti biasa.

'baguslah....'

************

Kau berjalan kearah gym dengan lesu setelah Bokuto memintamu untuk menunggunya latihan beberapa jam yang lalu.

'masuk atau tidak, ya?....'

Dan kau lebih memilih bersandar di tembok luar sambil menunggu latihan selesai. Sesekali kau mendengar suara bola voli dispike dan decitan sepatu dari dalam gym. Tapi kau tak mendengar suara Bokuto sedari tadi. Biasanya dia akan berteriak 'Hey! Hey! Hey!' setelah berhasil menspike bola.

Kau tergerak untuk mengintip dari celah pintu gym. Nampak Bokuto yang tengah duduk di bench dengan menggembungkan pipinya kesal sambil menatap anggota lain yang berlatih.

"ah! Disini ternyata."

"eh?!"

Bokuto menatap pintu gym menantimu. Akaashi yang melihatnya sedikit khawatir.

'jangan bilang kalau dia akan masuk mode mod swing nya....'

"kami membawanya!"

Pintu gym terbuka dan menampilkan dirimu dengan wajah memerah setelah perempuan berambut pirang dan merah itu mendorongmu masuk ke dalam gym.

Dan seketika itu juga Bokuto tersenyum kearahmu.

"[name]-chan! Akhirnya kau datang!"

"[name]-chan?"

'i-ini memalukan!...'

Akaashi menatap kedua manager mereka dan mereka mengedipkan salah satu mata mereka bersama seperti mengerti apa yang terjadi sekarang ini.

'sepertinya aku harus selalu membawa [name] kemana pun agar dia tak masuk ke mode menyebalkannya...'

"Hey! Hey! Hey! [name]! Apa kau ingin bermain denganku? Kau akan menjadi rekan timku!"

"tapi... Bokuto, dia..."

"aku tahu! Tapi [name] adalah wanita yang kuat. Benar kan, [name]?"

"sepertinya... Aku akan menonton di bench saja."

"[name]!..."

Akaashi bisa menghela nafas lega setelah melihat Bokuto kembali seperti biasa.

"jadi dia yang dimaksud Bokuto sebagai muridnya?"

"begitulah."

"hampir saja dia terkena mood swing. Kurasa kita harus membawanya kemana mana. Tapi..."

"hm? Oh. Ya, aku mengerti."

"akan bahaya jika Bokuto berpisah dengannya."

"ya. Bisa kau bujuk [name]?"

"akan kami usahakan."


Akaashi kembali menatap Bokuto yang tengah mendorongmu ke ruang ganti wanita sedangkan rekan timnya berusaha menghentikannya.


"kurasa membawanya ke sana juga akan menjadi ide yang buruk."

Volleyball!! [Bokuto x Reader]Where stories live. Discover now