Chapter 8

2K 377 37
                                    

"[name]..."


Kau menoleh ke samping dan Akaashi kini sudah berdiri di sampingmu.


"ah! Akaashi-kun? Ada apa?"

"apa bisa kita bicara sebentar?"


Dan tanpa kalian sadari dari balik tembok, lebih tepatnya dari luar, Bokuto dapat mendengar semuanya.


"ha'i. Ada apa?"


Akaashi menatap sekitar berusaha memastikan situasinya aman. Tapi sayangnya dia bisa merasakan aura kelam Bokuto dari luar sana.


"bisa kau ikut aku?"

"eh? Untuk apa?"

"ikuti saja aku."


Kau bangkit dan mengikuti Akaashi yang berjalan kearah pintu kelas namun Bokuto sudah terlebih dahulu memblok jalan.

Dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dada dan tatapan tajamnya berhasil membuat Akaashi merinding seketika.

Tapi ia sembunyikan.


"kemana kau akan membawanya, Akaashi? Bukankah [name]-chan akan berlatih denganku hari ini?"

"kalau begitu aku minta waktunya sebentar."

"tidak! Asal aku boleh ikut!"

"tapi-... Ini..."


'tenang!...'


"anoo... Bokuto-kun, bisa kau membiarkan kami pergi? Aku akan kembali ke gym setelah selesai." seketika Bokuto menunjukkan wajah cemberutnya.

Ia tak bisa menolakmu. Yasudahlah...


"tapi jangan lama lama!"

"ha'i. Tenang saja. Kami akan cepat. Ja, ayo Akaashi-kun!"

"umh."


'[name]-chan... Jadi selama ini kau...'


*************


"ja, Bokuto-kun, apa yang harus kulakukan terlebih dahu-..."

"terserah."

"eh?"


Kau yang heran kenapa Bokuto tiba tiba berubah akhirnya meletakkan kembali bola voli ke keranjang.


"Bo-Bokuto-kun? Apa kau baik baik saja?"

"aku baik baik saja."


'wajahmu mengatakan kalau 'aku membencimu'...'


Kau hanya menghela nafas dan berjalan mendekati Bokuto. Bokuto yang menyadari itu akhirnya melangkah menjauhimu.

Dan pada akhirnya terjadilah sesi kejar kejaran antara kau dan Bokuto dan disaksikan langsung oleh Akaashi.


"Bokuto-kun! Beritahu apa yang terjadi!"

"tidak!"

"kau marah padaku?"

"tidak!"

"kau marah karena aku dan Akaashi lama?"

"tidak!"

"beritahu aku!"

"tidak!"


Hahh... Sekarang bahkan Akaashi tak dapat ikut andil. Jika dia malah ikut campur, Bokuto akan lebih membencinya.


"kalau begitu aku pergi sekarang!"


Kau berhenti berlari dan melangkah keluar gym. Sedangkan Bokuto sedang memasang wajah cemberutnya.

Yasudahlah... Daripada salah paham ini berlanjut.


"Bokuto-san."

"hmph! Kau bisa mengejar [name]-chan jika kau mau."

"bukan. Tolong jangan salah paham."

"salah paham apa?!"

"kami tak berpacaran."


"eh?"


Otak Bokuto kini masih blank dan berusaha mencernsa kata kata Akaashi. Mungkin butuh 2 jam atau lebih agar dia mengerti.


"hmph! Bohong! Aku tahu kau berbohong, Akaashi!"


'aku ingin pulang saja sekarang...'--Akaashi


"kami hanya membicarakan camp pelatihan musim panas yang akan diadakan beberapa minggu lagi. Dan aku mengundang [name] agar ikut."


Dan akhirnya Bokuto langsung berlari keluar gym.


'akhirnya selesai...'


*****************


Kau berjalan dengan wajah cemberut setelah apa yang dilakukan Bokuto di gym tadi sore.


"apa Bokuto-kun memang membenciku? Apa karena aku menggunakan servis pamungkasnya saat bertanding kemarin? Mungkin itu mmebuatnya kesal."


"[name]-chan!"

"hm?"

Kau menatap sekitar saat suara teriakan laki laki yang familiar itu terdengar namun tak ada sosok berambut putih-hitam itu dimana pun.


"mungkin hanya imajinasiku. Rasanya tak enak juga meninggalkan Bokuto-kun di gym secara tiba tiba."


"[NAME]-CHAN!!"


Dan berakhir tubuhmu diterjang dari belakang oleh laki laki berisik satu ini.


"maafkan aku, [name]-chan! Kukira Akaashi akan menembakmu dan menjadikanmu pacar dan kemudian kau meninggalkanku dan kau tak mau berlatih denganku lagi dan lebih memilih berlatih dengan Akaashi! Lalu kemudian kau meninggalkanku di gym dengan kesal dan tak ingin bertemu denganku untuk selama lama lama lamanya! Pokoknya maafkan aku!"

"a-aku mengerti, Bokuto-kun! Tapi kumohon tolong lepaskan aku dulu! Aku tak bisa bernafas!"

"tidak sebelum kau memaafkanku! Aku memelukmu sebagai bentuk permintaan maafku padamu!-... [name]! Kau baik baik saja?!"


Dan Akaashi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Bokuto di depannya. Ditambah dia kasihan juga padamu yang sekarang pingsan di tangan Bokuto.

Setidaknya Akaashi sedang tak ada disana. Jadi dia tak akan menanggung malu kedua temannya.


"[name]-chan! Kau butuh nafas buatan?!!"

"hee?!! Tidak! Tidak!"

"akhirnya kau sadar!"

"urgh! Ja-jangan memelukku lagi! Akaashi! Tolong aku!"


Maaf, tapi tak ada Akaashi di sekelilingmu sekarang ini.

Volleyball!! [Bokuto x Reader]Where stories live. Discover now