part.3

1 1 0
                                    

Hujan deras mengguyur kota Seoul, dan semua berlarian mencari teduhan, hanya Eve yang membiarkan dirinya diguyur hujan. Ia sekarang pasrah dengan keadaan, hatinya benar" terluka, baru kali ini Eve merasa sangat menderita.

Ia tidak menemukan jalan keluar lagi, ia menahan tangisnya dalam diam dengan mata penuh dendam, sekali lagi ia tidak akan melupakan kejadian yang membuatnya seperti ini.

Eve memilih pulang ke apartemen nya, seperti biasa rasa sunyi penuh ketenangan meliputi setiap ruangan, Eve mendudukan dirinya di sofa dan menghidupkan tvnya.

"Dalam pemeriksaan tkp pembunuhan Jessica Hakagawa ditemukan sebuah I'd card bertulisan Park yang diduga milik salah satu keluarga mafia park, hal ini membuat keluarga Choi resmi melakukan kerja sama dengan kepolisian setempat dan FBI."

"Makin parah," Eve menertawakan berita itu, dan ia sangat tahu siapa dalang di balik semua itu. "Sepertinya ini harus diluruskan, mereka makin parah dan memulai peperangan kotor, peperangan kali ini harus dimenangkan oleh pihak yang seharusnya."

Seoul University, South Korea

" Jadi apa yang akan kau lakukan?" "Tidak tahu mungkin kah aku harus kerja paruh waktu, tapi aku tidak berbakat di bidang apapun," "Sudah kubilang biar aku yang akan membayar uang kuliah mu, kau harus menyelesaikan sarjana mu bukankah itu satu satu harapan ayahmu?"

"Tidak perlu, aku akan mendapatkan cara, kau tenang saja, ya sudah kau harus kembali bekerja, jadilah jaksa yang adil," dan ditengah perbincangan nya ia melihat seorang mahasiswi sedang dirundung sekelompok orang, "Rachel aku harus melakukan sesuatu, sampai nanti."

" Hey, apa yang kau lakukan jangan bilang kau  ingin berkelahi, EVE?" belum selesai Rachel bicara telphonya sudah terputus. "Hey kenapa? Jawab aku, kenapa kau melakukan nya," "dengar bajingan aku tidak akan pernah melakukan itu," "hahahaha,  jangan sok suci kau itu ...," "apa? Kau ingin bilang apa, jangan sok tahu,"

"lalu kemana ayahmu ? Aku sudah mengenalmu sejak sd aku tidak pernah melihat ayahmu sedikitpun, hanya ibumu yang payah," "BERHENTI!" "Hahaha kenapa kau sadar kan sekarang kau itu anak haram, ibumu itu mantan pelacur, jadi kau tidak usah sok suci karena kau sudah najis dari dalam perut," ucap pria itu menunjuk Isa.

Isa tidak tahan menahan emosi anak mana yang diam bila orang tuanya dicela dengan fitnah. "Ku BILANG BERHENTIIII!" Isa langsung meninju muka pria itu dan hidung pria itu berdarah membuatnya tidak terima, ia menarik rambut Isa kencang membuat Isa kesakitan, "lepaskan!" "Lepaskan kau bilang, kau baru saja membuat ku berdarah, LIHAT INI!"

dan pria itu melayangkan tinjuan ke muka Isa tapi gagal karena duluan Eve menendang pria itu," heeh, ternyata kau banci baru begini saja kau terlempar," "siapa kau berani sekali! Apa kau preman kampus? HAAH!" Pria itu bangkit "Hahahaha preman kampus katamu, keren juga," HAH!Jangan main main kau denganku bila tidak ingin terkena masalah," "aku tidak peduli, kau sangat menarik untuk ku lawan dan aku sudah kebal dengan masalah. Kau hanya banci dikatakan."

"Apa katamu!" Pria itu langsung menyerang Eve, dan Eve juga sebaliknya, dan yang benar saja Pria itu berhasil ditaklukkan oleh Eve, Pria itu babar belum dibuat Eve, Isa yang sedari tadi hanya menonton terkejut atas apa yang terjadi ia menjadi takut pada Eve.

"Ya! Kau itu jangan mencoba menjadi pria kasar bila kau masih banci, oke oke ku ralat bila kau masih belum bisa mengalahkan jangan pernah melukai atau mengkasari wanita, ku beri tahu (Eve menyentuh dagu pria itu dengan tatapan tajam) Pria sejati akan melindungi wanita manapun, dan apa yang kau lakukan selama ini kepada nya adakah perbuatan banci."

Eve meninggalkan pria itu dalam keadaan tidak berdaya, Eve mendatangi Isa yang terlihat ketakutan, ia menjulurkan tangannya," kau tak apa?" Isa belum berani menatap Eve, "aku tak apa," "baiklah tapi kau perlu mengobati dirimu," Isa pun menerima tangan Eve, "terima kasih telah menolongku," "sama sama, aku hanya tidak suka ada diundang, apalagi yang merinding laki laki banci sekali."

"Apa yang harus ku perbuat untuk membalasmu, dan mukamu ada lebam," "Oh ini aku akan membereskannya nanti dan simpan pertanyaan mu aku mungkin akan menagih balas budimu suatu saat," "baik aku akan simpan itu," "Hey pertanyaan Pria itu tidak usah kau pikirkan mereka belum tentu sebaik dirimu entah benar tidaknya ucapan tadi, aku melihatmu kau anak yang baik, aku permisi,"

Eve meninggalkan Isa yang terdiam di tempat ia bingung harus menanggapi ucapan Eve seperti apa, Eve benar" berhati lembut dan walaupun ia lebih sering terlihat kasar, "ternyata dia sekeren itu, tapi kurasa hidupnya lebih berat dia terlihat tidak baik baik saja."

EXPLOREACTION: THE REVENGE Where stories live. Discover now