part.4

4 1 0
                                    

Apa yang harus kulakukan bu, aku sudah tidak punya cara?" Amber hanya terbaring lemah dengan banyak alat yang bertempel di sebagian badannya.

Eve yang selama ini berusaha tegar dan banyak berpikir akhirnya runtuh juga, ia menangis terisak merasakan pedihnya hidupnya selama ini yang ia jalani, sampai membuatnya berpikir tak waras.

"Ibu apakah tidak lelah, hidup ini terlalu sakit untuk mu,ibu" Amber hanya menunjukkan muka tenang. "Aku tidak tahan melihat Ibu seperti ini." Eve melangkah mendekati Ibunya. "Ibu maaf, aku harus melakukan ini, aku hanya ingin membuat Ibu tenang."

Akibat tertekan membuat Eve tidak sadar membuat ibunya terbunuh dengan tangannya sendiri, ia mendekati Amber dan melepas selang oksigen dan alat lainnya serta menindih muka Amber dengan bantal beberapa detik sampai ia tewas.

Detik berikutnya Eve reflek mengangkat bantal dan melemparnya dan ia reflek menjauh dan tersungkur Setelah sadar apa yang barusan ia perbuat, terlambat sudah Amber sudah kehilangan nyawanya.

Eve panik ia berusaha tenang tapi gagal, Eve menjerit keras sambil memanggil Ibunya, Eve menekan tombol emergency untuk memanggil dokter, sampai dokter dan para perawat memasuki ruangannya.

"Nona tenang dulu kami akan menangani ibumu!" Perawat mempersilahkan Eve untuk keluar terlebih dahulu. Setelah beberapa menit dokter keluar dari ruangan." Nona Eve, maaf kami sudah berusaha." Eve mengerti apa maksud dokter, dan ia sudah yakin bahwa ibunya takkan selamat.

Eve sedang menunggu sepupunya Rachel, ia terpaksa menghubungi nya karena bila ia tidak melunasi biaya rumah sakit maka ia tidak bisa membawa ibunya pulang, "Eve, kau tidak apa?" "Hmmm, aku baik baik saja."

Langit Seoul yang berwarna abu dan meneteskan air bukti kesedihan Eve, ia terlihat pucat dan lesu, jujur ia belum makan apapun semenjak Ibunya dinyatakan wafat sampai telah menjadi abu, Eve berdiri di depan nisan Amber Kim, "Ibu maafkan aku, aku mungkin menjadi anak durhaka kepada mu, tapi aku melakukan ini agar dirimu tidak menderita lagi."

Eve berjalan pulang ke apartemen, entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya," apakah aku akan kehilangan semua milikku? Aku sekarang bingung apa yang harus kulakukan sekarang dan aku harus segera membayar uang Rachel." Eve bingung ia harus berbuat apa setelah membunuh Ibunya dan tidak bisa kuliah untuk menjalani hidup.

Eve berdiri dipinggir trotoar menunggu Lampu hijau untuk menyeberang dan ia melihat langit Seoul yang dari semalam meneteskan air, " Lihat! Kau bahkan tahu keadaan ku, terima kasih langit, karena kau bersimpanti padaku." ucapnya sambil meneteskan air matanya.

Eve telah sampai ke apartemen, ia kaget ada yang aneh tiba" pintu terbuka, "apakah itu Rachel, tapi tak mungkin, ia bahkan tidak tahu pin pintu," Eve masuk ke dalam dan tidak ada siapa siapa, sampai ia melihat sesuatu di atas meja ruang tv. "Surat apa ini?" "Nona Esther!" Eve kaget tiba tiba ada yang menyebut nama itu ia berbalik melihat orang itu tapi Eve tidak mengenal nya. "Sjapa kau? Darimana kau tahu nama itu?" "Maaf namaku Andy Park aku utusan tuan Justin Na"

"Maksudmu kau utusan Mafia Daegu?" "Tenang Nona kami mempunyai hubungan cukup baik dengan keluarga Mafia Florence terdahulu." "Baik, lalu Bagaimana dengan Mafia incheon bukankah mereka bagian dari kalian?" "Iya memang tapi kami tidak sebaik dulu," "Kenapa karena dia berulah lagi?"

Andy tertawa mengetahui bahwa Eve ternyata cukup mengetahui itu, "hahaha, ternyata anda masih mengawasinya?" "Tentu saja, lalu apa urusanmu kesini dan jujur aku tidak suka caramu bertamu," Andy mengeluarkan smirk, "Baik, anda bisa membuka surat nya?" "Surat ini?" Eve menunjukkan surat yang dipegang nya, Eve membuka dan mulai membaca.

Untuk Esther Choi dari keluarga mafia Florence yang dinyatakan tewas, aku telah menemukan mu dan aku menulis surat ini dan mengirim utusan ku Andy Park untuk menjemput mu , aku mengajakmu bergabung denganku untuk balas dendam kepada mafia icheon, tertulis Justin Na

"Kenapa harus aku?" "Bukankah anda ingin balas dendam kepada mereka? ini demi nama keluarga mu," "keluargaku, mereka juga sama." Eve tersenyum remeh. "Aku tahu ,dengan itu kita bisa menaklukan mafia Florence akhirnya." "Tapi bila kau tahu, bahwa pimpinan mafia Florence sekarang tidak akan membiarkan aku hidup."

"Tenang, Tuan Justin akan melindungi anda," "baiklah aku akan bergabung, dan kau tidak boleh memanggilku Nona, panggil aku kak." "Baik kak kita akan pergi sekarang, dan kita meeting disana untuk rencana," "oke aku akan berkemas dahulu. Lihat! Halbert aku tidak akan membiarkan mu bahagia!"

EXPLOREACTION: THE REVENGE Where stories live. Discover now